RSS

Sabtu, 29 Maret 2008

"Kembali kekamarku"


Pada malam sabtu yang hampa ini, aku sendiri dikamarku. Kamar ku yang dahulu waktu aku bersama Udin memulai suatu babak kehidupan disuatu persimpangan yang bernama poltek GT. Dahulu aku sering bercerita dan berbagi tentang arti, makna dan maksud kita ada dikehidupan ini. Siang yang terik galau kita lalui saat berjalan kekantin, kebingungan dan kekuatiran tentang pelajaran dan apapun itu dikampus menekanku. Sekarang aku bersama Hendra anak elektro yang sebenarnya sudah lama kukenal. Iapun mempunyai jalan hidup yang berliku pula sehingga aku juga dapat teman yang dapat diajak diskusi tentang kehidupan.
Sambil mendengarkan radio Sonora aku terus menulis. Saat ini pikiranku melayang kedalam relung yang aku terasa asing baginya. Bagaimanapun aku masih ada di kehidupan ini entah kapan dan dimana kehidupanku berhenti dan akan diminta tanggungjawabku atas kehidupan yang kujalani, aku serahkan pada kebijaksanaan pada Yang Maha Bijaksana. Dan aku minta dikasihani kepada Yang Maha Pengasih, Allah. Tidak ada dayaku dan apapun kemampuan yang aku miliki semua terserah kepada Engkau ya Allah. Sepertinya didepan akan sangat aneh bagiku tapi aku hanya dapat berharap dan berusaha sebaiknya untuk tidak melanggar perintah-Mu

Jumat, 28 Maret 2008

"Nafas Terakhir"



Tak terasa detik-demi detik dari kehidupan kita berlalu, sedikit demi sedikit jatah umur kita di dunia berkurang, tak terasa pula kesempatan kita untuk menarik nafas dikehidupan ini kian terbatas. Sadarkah wahai diri bahwa kita begitu lalainya, sadarlah wahai diri amal soleh apa yang sudah kita lakukan untuk bekal kita nanti menghadap Yang Maha Gagah, ataukah saat ini kita masih dalam kelalaian yang sangat akan hari nyawa kita dicabut….?, aku berlindung kepada Allah darinya. Lalu sebenarnya dimana letak kecerdasan diri ini jika untuk hal yang sungguh pasti akan kita alami tetapi kita tetap lalai darinya? Apakah kita tidak sadar terhadap sanak saudara, tetangga, teman kita yang sering kita dengar kabar kematiannya, bagaimana jika beberapa detik kemudian yang di kabarkan adalah berita kematian kita, apakah kita menyangka itu tidak akan mungkin? Jawabannya adalah sangat mungkin sekali, karena tidak ada sesuatu yang lebih pasti untuk kita alami daripada kematian kita. Wahai diri mengapa engkau lebih sibuk untuk menduga-duga dan merencanakan terhadap hal yang belum tentu terjadi? Engkau begitu sibuk menata dan merencanakan untuk membeli rumah yang megah, membeli mobil yang mewah, menempuh study di university ternama. Mengapa engkau tidak rencanakan saja kepastian yang mutlak yaitu hari kematian kita, bagaimana engkau akan menghadapinya?.
Ya Allah Yang Maha Menguasai atas segala sesuatu jadikan akhir dari hembusan nafas kami dalam keadaan ridho kepada-Mu dan Engkau pun ridho kepada kami. Amiiin

"Sebab kegelisahan"



Jika mau jujur terhadap diri kita sesungguhnya kesempitan dan kegelisahan dalam hidup kita adalah karena ketakutan kita terhadap sesuatu yang sebenarnya belum tentu terjadi, kemudian pikiran kita tertutup olehnya sehingga kita melupakan banyak sekali nikmat yang ada dalam perjalanan hidup kita. Kita sangat takut jika esok tidak mendapatkan makan dan minum, kita sangat takut jika esok kita tidak dapat membayar rekening listrik, kita sangat takut jika esok tidak mendapatkan pekerjaan, kita sangat takut jika esok kita tidak mempunyai ongkos untuk bekerja dan lain-lain. Cobalah sejenak kita renungkan berapa persen ketakutan kita akan masa depan itu yang menjadi kenyataan setelah kita menjalaninya? Bukankan sampai saat ini kita masih hidup itu artinya kita masih mendapatkan makanan untuk kita makan dan air untuk kita minum, bukankah mata kita masih dapat melihat, bukankah telinga kita masih dapat mendengar, bukankah tubuh kita masih sehat, bukankah sampai saat ini semua persoalan kita selalu ada jalan keluarnya sehingga kita tetap mampu bertahan, bukankah saat ini oksigen untuk kita bernafas masih tersedia dengan cuma-cuma, bukankah hujan tetap turun dan matahari tetap setia bersinar, bukankah burung-burung tetap berkicau menghibur kita serta masih banyak lagi bukankah yang lain. Tetapi kita merasa seakan-akan diri kita orang yang paling malang di dunia, lalu dimana letak rasa syukur kita? Pantaslah kalau bukan kebahagiaan yang kita peroleh tetapi azab Allah yang akan menambah sesak, pengap dan derita dalam hidup karena begitu diri kita tidak tau berterimakasih kepada Robb-nya.
Ucapkanlah terimakasih atas hujan yang turun dengan kesejukannya, ucapkanlah terimakasih atas kehangatan sinar mentari pagi yang menerpa wajah kita, ucapkanlah terimakasih atas hembusan angin sore yang menentramkan perasaan kita, ucapkanlah terimakasih atas air yang menghilangkan dahaga kita, ucapkanlah terimakasih atas mata kita yang masih mampu melihat dan telinga kita yang masih mampu mendengar, ucapkanlah terimakasih atas apapun yang diberikan Allah, Insyaallah kita akan mendapati hati kita begitu lapang hingga sejauh mata memandang. Jangan tunggu saat penyesalan kita sampai pada puncaknya, yaitu saat kita akhiri hidup ini tanpa rasa syukur dan bersegera menghadapi derita yang tiada lagi bertepi. Na’uzubillah….

"Mempersulit Diri"



Betapa menderitanya seorang yang menjalani kehidupannya dengan mempersulit dirinya sendiri. Bangun tidur dia langsung marah-marah karena halaman rumahnya kotor akibat hujan yang turun, mengeluh atas harga-harga yang naik, berdebat dengan anggota keluarga yang lain karena hal yang sepele, memaksakan diri untuk mendapatkan yang tidak ada sambil terus menggerutu, melaksanakan pekerjaan rumah sambil melontarkan sumpah serapah, memaki-maki seperti orang gila saat terjebak macet dijalan, di dalam hatinya tertimbun rasa kesal yang menggunung tinggi yang entah mengenai apa rasa kesal itu. Kebencian, ketakutan, kegelisahan, dengki, irihati menumpuk dalam dadanya. Saat beranjak siang dia akan menjadi sumber masalah baru, siapapun orang yang ditemuinya akan meninggalkan konflik di ikuti makian dan sumpah serapah yang memang sudah menjadi ciri khasnya, dia selalu tidak menerima kondisi dan keadaan apapun yang alaminya dan akan selalu menjadikannya marah, apapun yang dia lihat, dengar dan rasakan tidak akan membuatnya tentram malah menambah kebencian dalam hatinya.
Lalu kapan dia akan bahagia jika dari awal mulai hidup hingga saat kematiannya dia selalu mempersulit dirinya? Jawabannya tidak akan, tetapi yang kemudian dia akan alami adalah lebih menyengsarakannya yaitu saat dia memulai babak kehidupan akhirat dengan derita yang tiada berakhir, aku berlindung kepada Allah darinya. Wollahu’alam

Kamis, 20 Maret 2008

"Tentang Ilmu"


Anda tidak akan yakin jika anda tidak paham, anda tidak akan paham jika anda tidak mengerti, anda tidak akan mengerti jika anda tidak mengetahui dan anda hanya akan mengetahui hanya jika anda memiliki ilmu.
Ilmu adalah makanan bagi akal kita dan ia merupakan jalan menuju keimanan yang tegar, siapa pun yang kokoh dalam ilmunya dan ia mampu beramal dengan ilmunya tersebut ia akan memahami hakekat kebenaran sehingga ia akan menemukan kenikmatan dalam kondisi kebenaran, dengan ilmu kita akan mengetahui yang mana yang benar dan salah. Kemudian setelah kita mempraktekkan petunjuk ilmu maka kita akan mendapatkan manfaat dari kebenaran yang kita lakukan hasilnya kita akan mendapatkan kebahagiaan keberuntungan, dan ia akan selalu mudah mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan karena ia mengetahui jalan menujunya. Ilmu itu begitu tipis dan berlapis-lapis sehingga ia tidak akan habis jika kita kupas oleh karenanya Baginda Rosullah SAW mewajibkan kita untuk menuntut ilmu dari buaian sampai kita hendak masuk liang lahat, mengapa harus sampai liang lahat? Karena liang lahat juga merupakan ilmu tentang akhir kisah kita didunia untuk diambil pelajaran darinya, subhanallah benarlah apa yang dikatakan baginda Rosullah SAW. Akal adalah pembeda manusia dengan makhluk Allah yang lain maka adillah terhadap nikmat Allah yang satu ini, jika kita setiap hari makan makanan untuk mendapatkan energi guna beraktivitas maka berilah makan akal kita dengan ilmu. Apakah akibat jika kita tidak memberi makan pada jasad kita? Tentu kita akan mati, begitu juga jika kita tidak memberi makan akal kita maka ia akan mati sehingga sarana pembeda yang benar dan yang batil akan lumpuh.
Ilmu adalah cara, ia terdiri dari tiga yaitu: Al-Qur’an, Al-Hadist dan ketidaktahuan. Dalam kehidupan setiap hari kita akan selalu dihadapkan kepada masalah, mulai dari kita membuka mata kita saat bangun tidur sampai kita tertidur kembali merupakan rentetan masalah yang harus kita hadapi, mulai dari kita pertama kali menangis didunia sampai saat kita ditangisi oleh sanak keluarga dihari kematian kita didalamnya terdapat soal-soal kehidupan yang harus kita selesaikan betapa menderitanya kita dalam kehidupan ini jika kita tidak tau bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah-masalah kita, hidup kita akan terasa pengap dan sesak sehingga kedamaian dalam diri tidak terpenuhi. Bagaimana kita tidak pengap dan sesak karena jika permasahan dalam kehidupan tidak kita selesaikan, maka seperti kita tertindih oleh sesuatu yang berlapis-lapis dan lapisannya kian bertambah tebal pada saat kita tidak mampu menyelesaikan masalah baru yang datang. Karenanya disinilah fungsi ilmu yaitu cara untuk menyelesaikan soal-soal kehidupan. Coba kita memasak nasi goreng saja tetapi kita tidak punya ilmu tentang bagaimana memasak nasi goreng yang benar, dapat dipastikan rasanya akan tidak enak Lantas kita akan mengarungi kehidupan yang penuh dengan aral rintangan dengan begitu banyak persimpangan yang membingungkan ini tanpa ilmu?

Minggu, 09 Maret 2008

"Kausalitas Dasar"

Dalam kehidupan sesungguhnya Allah telah menetapkan yang merupakan sunatullah yaitu suatu hukum sebab-akibat. Persamaan dasarnya adalah apapun yang kita lakukan akan kembali kepada diri kita yaitu sebab yang berupa kebenaran dan kebaikan akan selalu menghasilkan akibat kebenaran dan kebaikan serta sebab yang berupa keburukan dan kejahatan akan selalu menghasilkan akibat keburukan dan kejahatan juga, jadi sebenarnya ketika kita berbuat benar dan baik sesungguhnya kita telah berbuat benar dan baik terhadap diri kita atau ketika kita berbuat buruk dan jahat maka sebenarnya kita telah berbuat buruk dan jahat terhadap diri kita atau dengan kata lain kita menganiaya diri kita sendiri (dzolim)
Maka selalu tebarkanlah kebenaran dan kebaikan diamanapun kita berada maka kita pun akan begitu cepat memanennya dan selalu hindarilah dari melakukan keburukan dan kejahatan karena itu merupakan bumerang yang kita lemparkan untuk menyakiti orang lain tetapi sebenarnya ia akan berbalik mengarah kepada kita untuk membuat luka yang lebih menyakitkan untuk diri kita lalu siapakah orang yang lebih bodoh daripada orang yang menyakiti dirinya sendiri. Sungguh saat kita berbuat benar dan baik seperti kita menanam bibit yang unggul lalu kita setia untuk merawat dan memeliharanya kemudian dengan senang hati kita akan memanen dengan hasil yang berlipat ganda dari jumlah yang kita tanam. Tetapi dalam setiap proses kita merawat dan memelihara bibit yang kita tanam juga harus dengan cara yang baik dan benar karena boleh jadi bibit yang kita tanam adalah bibit yang unggul tetapi kita melakukan perawatan dan pemeliharaan dengan buruk maka bukan keuntungan yang kita dapatkan tetapi kerugian karena bibit yang kita tanam akan diserang berbagai macam penyakit, demikian juga saat kita berbuat benar dan baik maka prosesnya juga harus dalam kebenaran dan kebaikan.
Kita akan merasakan nikmat ketika kita mendapatkn rezeki, taukah bahwa kita akan merasakan kenikmatan yang lebih pada saat kita membagi rezeki itu kepada orang lain dan taukah kita bahwa yang kemudian paling nikmat adalah pada saat kita mampu melupakan apa yang sudah kita berikan, begitulah sesungguhnya itu merupakan jawaban Allah karena kita mampu bersyukur maka Allah pasti akan menambahkannya. Berbuatlah kebaikan maka ia akan kembali pada saat kita sedang dalam kesulitan.
Taukah kita bahwa gerakan yang utama di dalam alam semesta adalah berputar. Electron dalam atom akan berputar mengelilingi inti atom, bumi akan berputar pada sumbunya (rotasi) sambil berputar mengelilingi matahari (revolusi) , matahari berputar mengelilingi pusat galaksi bimasakti kemudian bimasakti berserta milyaran galaksi lainnya berputar mengelilingi pusat alam semesta, mereka semua mengikuti perintah Allah untuk bergerak berputar sama seperti Allah perintahkan kepada manusia untuk mengelilingi ka’bah (thawaf) saat menunaikan ibadah haji. Hal yang dapat kita ambil pelajaran adalah bahwa sesuatu yang kita kerjakan sesungguhnya untuk diri kita, sama seperti kita bergerak berputar membentuk sebuah lingkaran maka suatu saat kita akan bertemu dititik yang sama maka lakukanlan kebenaran dan kebaikan maka kita akan kembali bertemu pada titik kebenaran dan kebaikan sama seperti saat kita memulainya dari titik kebenaran dan kebaikan.
Sebenarnya yang membuat hidup kita menderita dan tidak bahagia adalah karena sikap kita sendiri didalam menjalani kehidupan, semakin kita melihat dan mengkondisikan diri kita dengan dan dalam keburukan maupun kejahatan sama seperti kita melukai diri kita sendiri lalu bagaimana ia akan berbahagia sementara dirinya penuh dengan luka yang ia buat sendiri tetapi yang terjadi adalah ia akan merasakan lebih menderita karena luka itu ia buat sendiri. Maka kondisikanlah diri kita selalu secara total dan tanpa syarat dalam kondisi kebenaran dan kebaikan serta tanggalkanlah semua kondisi yang buruk dan jahat juga secara total dan tanpa syarat, mudah mudahan Allah dapat memberikan kebahagiaan didalam kehidupan kita didunia maupun diakhirat yaitu dengan menjadikan kebenaran dan kebaikan sebagai sebab apapun yang kita akan lakukan.

"Melampaui Batas"


Terkadang dalam kehidupan kita sadar atau tanpa sadar kita sering melakukan hal yang berlebihan. Sesungguhnya alam semesta berjalan dalam keseimbangan dan keserasian sehingga setiap komponen baik materi, energi dan informasi yang terkandung mempunyai nilai yang sebanding, sesuai dengan porsinya dan tidak janggal yang merupakan kehebatan Allah dalam maha karya-Nya serta wujud dari keadilan-Nya. Dan karena ketundukan dan kepatuhan seluruh komponen penyusun alam semesta kepada penciptanya melahirkan yang disebut hukum fisika yang sesungguhnya merupakan aplikasi ketundukan dan kepatuhan mereka kepada Allah sehingga tidak terjadi kekacauan disegenap penjuru alam semesta. Hal yang perlu kita pahami adalah mereka semua begitu menikmati kepatuhan dan ketundukan mereka kepada Allah sehingga mereka tidak melebihkan dan mengurangi yang Allah tentukan karena mereka semua sadar bahwa jika itu mereka lakukan sama dengan menghancurkan diri mereka sendiri, sesungguhnya yang terbaik dari semua urusan adalah yang tidak berlebih-lebihan tetapi karena karakter manusia memang serakah dan suka berlebihan atau melampaui batas maka Allah mewanti-wanti agar hamba-Nya yang bernama manusia ini agar jangan sampai melakukannya karena tindakan berlebihan dan melampaui batas sama seperti menghancurkan diri sendiri disebabkan tindakan itu menghilangkan keseimbangan dan keserasian dalam diri manusia baik jasmani maupun rohani. Selalu sederhanalah dalam menjalani kehidupan karena kebahagiaan terletak bukan pada yang banyak tetapi pada kesederhanaan yang artinya tidak berlebihan dan melampaui batas. Jika mau bukti lihat saja dalam Al-Qur’an peringatan itu begitu jelas dan begitu seringnya diulang karena sifat manusia yang sering tidak mengindahkan peringatan atau perhatikan saja segenap penjuru alam semesta yang merupakan ayat kauniyah apakah kita temukan sesuatu yang tidak serasi dan seimbang?, sebagai contoh sederhana dari akibat buruk tindakan berlebihan dan melampaui batas adalah coba kita makan dengan melampaui batas, jika biasanya makan satu piring lalu kita coba makan yang lebih dari porsi itu misalnya kita makan lima piring lalu bagaimana rasanya?, jika kita biasanya memakai baju rangkap satu atau dua tetapi sekarang pakailah rangkap lima karena begitu banyak koleksi baju bagus yang kita punya lalu rasakanlah apakah kita bertambah nyaman? Contoh-contoh diatas mungkin kelihatan Konyol tetapi itulah gambaran sederhana dari orang-orang yang berlebihan dan melampaui batas yang sebenarnya mereka tidak menyengsarakan siapaun kecuali dirinya sendiri, adillah teutama pada diri kita sendiri yang berarti tempatkanlah sesuatu pada tempatnya. Bagaimana pendapat orang lain jika kita memakai sepatu ditangan atau memakai celana dikepala? Mungkin kita dianggap kurang waras akalnya dan orang –orang akan menghina kita, seperti itu pula jika kita tidak adil pada diri kita sendiri maka sebenarnya kita menghinakan diri kita sendiri karena keadilan merupakan keseimbangan. Maka seimbangkan hidup kita dengan tunduk dan patuh kepada pencipta diri kita yaitu Allah Azza wa Jalla….

"Hal yang sulit"


Satu hal yang sulit adalah menjadikan niat dan pemikiran baik dan benar kita menjadi kenyataan, kita akan lebih mudah untuk menteorikan suatu niat baik dan benar ketimbang kita tetap konsisten menjalankan proses benar dan baik yang kita niatkan dan pikirkan. Salah satu kendala terbesar adalah sifat mempertahankan diri kita yang secara alamiah akan muncul ketika hal baik dan benar yang kita lakukan dibalas dengan hal yang kurang atau tidak baik. Memang sebagai manusia kita memiliki sifat cenderung menganggap diri kita yang paling benar tetapi permasalahan akan timbul ketika semua orang menganggap dirinya benar dan yang akan lebih sulit untuk kita selesaikan lagi adalah pada saat anggapan paling benar terhadap dirinya ini ia landasi tanpa ilmu dan iman, maka yang timbul adalah tertutupnya hati dari kebenaran karena dalam kondisi ini kesombongan telah menutup hatinya dari kebenaran.
Memang kita pun sebagai penyeru kebenaran dan kebaikan terkadang tergoyahkan dalam menghadapi kondisi ini jika kita tidak segera mengendalikan diri kita. Hal yang sulit akan kita hadapi ketika hal baik dan benar kita dibalas dengan iri hati dan dengki bisa jadi ketika kita menghadapi pukulan ini kita akan berhenti berbuat benar dan baik jika kita tidak segera membenahi diri. Maka hati-hatilah karena hampir dipastikan kita akan menghadapi rintangan ini pada saat kita melakukan hal yang benar dan baik. Kondisi ini sebenarnya terkait dengan sifat buruk manusia yaitu khianat dan merasa diri paling benar yang memang sudah ada, termasuk dalam diri kita yang berbuat hal yang benar dan baik, tetapi jika akal dan hati kita hidup karena diisi oleh ilmu dan iman kita akan mampu mengalahkan sifat buruk kita. Memang secara persamaan dasar kita tidak akan rugi akan balasan buruk orang lain tetapi kondisi kita sebagai manusia yang terbatas, akan membutuhkan pertahanan ilmu dan iman yang lebih saat menghadapi balasan buruk atas hal baik dan benar yang kita lakukan ketimbang kita meniatkan dan melakukan hal yang benar dan baik tersebut. Kebenaran dan kebaikan diumpamakan sinar matahari maka setiap makhluk hidup membutuhkan sinar matahari, tetapi bagi orang yang sakit matanya ia akan menghindar dan cenderung tidak suka terhadap sinar matahari walaupun sebenarnya ia sangat membutuhkannya, sama seperti orang yang sakit mata hatinya ia akan cenderung menghindar dan membenci kebenaran dan kebaikan. Oleh karena itu kita harus pahami kita hanya dijanjikan balasan kebaikan dan kebenaran kita pasti dibalas oleh Allah tidak oleh makhluk maka tidak ada jalan lain kecuali kita bertawakal kepada Allah karena Dia adalah sebaik-baik pemberi balasan.

Sabtu, 01 Maret 2008

"Harga Keyakinan"



Keyakinan adalah hal yang paling penting dalam kehidupan kita. Apakah kita akan mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan dalam hidup ini ataukah sebaliknya kita akan dirundung nestapa yang tiada bertepi sangatlah tergantung kepada keyakinan kita.
Keyakinan adalah sebuah nilai yang paling mahal dalam kehidupan ini karena dengan keyakinan orang dapat menundukan
Miring dunia beserta isinya. Salah satu syarat syahadat kita diterima adalah keyakinan yang mampu menolak keragu-raguan, siapa yang mampu menetapkan keyakinannya hanya kepada Allah maka Allah akan memberikan kepadanya kekuatan yang tidak satu makhlukpun menandingi kekuatannya dan ia akan mendapatkan obat dari segala kesedihan, takut dan kegundahan sebab tiada ada lagi alasan ia bersedih, takut dan gundah setelah Allah bersamanya serta bagaimana ia akan bersedih jika Allah telah menghapus kesalahan-kesalahannya di masa lampau dengan ampunan-Nya bahkan diganti dengan kebaikan-kebaikan juga bagaimana ia akan gundah dan takut akan masa depan jika Allah sudah menjanjikan kebaikan, keberuntungan dan kebahagiaan baginya dimasa yang akan datang maka siapakah yang lebih benar janjinya daripada Allah.
Orang akan menjalani kehidupannya sesuai dengan apa yang menjadi keyakinannya tetapi persamaannya adalah berbanding lurus yaitu bahwa kebahagiaan kita hidup adalah tergantung bagaimana keyakinan kita kepada Allah. Semakin keyakinan kita kepada Allah bertambah maka kebahagiaan dalam hidup kita akan semakin bertambah sebaliknya semakin hilang keyakinan kita kepada Allah maka dapat dipastikan kehidupan kita akan bertambah menderita.
Karena keyakinan adalah harga yang mahal maka berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkanya, kita tidak akan yakin jika belum mendapatkan bukti tetapi sesungguhnya Allah telah menghamparkan bukti-buktinya disegenap penjuru alam raya tetapi karena pikiran kita lalai dari mengingat Allah sehingga kita tidak mampu untuk menangkap tanda-tanda kekuasaan Allah juga hati kita yang begitu kotor sehingga kita tidak mampu untuk membedakan kebenaran yang sederhana sekalipun. Apakah kita sebagai manusia tidak memperhatikan bagaimana kepatuhan dan ketundukan segenap penjuru alam raya kepada Allah Yang Maha Gagah?. Lihatlah angin ia akan selalu bertiup dari tempat yang temperaturnya rendah ketempat yang temperaturnya lebih tinggi, lihatlah matahari ia akan selalu terbit disebelah timur dan terbenam disebelah barat, lihatlah sebuah benda yang jatuh ia akan selalu menuju kebawah karena gaya gravitasi, lihatlah air ia akan selalu mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang lebih rendah, lihatlah burung ia akan selalu berkicau dan tidak akan pernah menggonggong, lihatlah tumbuhan ia tidak akan pernah lari saat cuaca panas, hujan atau bahkan jika hendak ditebang, lihatlah pohon jambu ia tidak akan berbuah papaya meskipun tumbuh ditanah yang sama, lihatlah bumi ia akan berotasi pada sumbunya dalam waktu 24 jam dengan kecepatan rata-rata 1.670 km/jam, lihatlah air ia akan selalu mulai menguap pada temperature
100 0C dan akan mulai membeku pada temperature 00C pada tekanan 1 atm, lihatlah cahaya ia akan selalu bergerak dengan kecepatan 3.108
m/s dan masih banyak lagi bukti kepatuhan dan ketundukan seluruh isi alam raya kepada penciptanya yaitu Allah Yang Maha Perkasa. Tetapi lihatlah diri kita yang mengaku sebagai manusia yang katanya merupakan makhluk Allah yang paling sempurna ini jangankan kita tunduk patuh kepada-Nya, menyadari bahwa kita adalah hamba-Nya saja kita enggan nauzubillah betapa dzolimnya diri kita dan betapa kita tidak tau diri.
Sesungguhnya yang menyebabkan kelalaian kita adalah karena kemalasan kita untuk memahami hakekat kebenaran dikarenakan hati dan pikiran kita ditutupi oleh kotoran yang menyebabkan berbagai penyakit sehingga cahaya kebenaran yang deras disegenap alam raya sekalipun tidak mampu masuk apalagi terpantulkan oleh cermin hati kita maka tidak ada jalan lain kecuali kita bertobat dan kembali bersegera menuju Allah. Mudah-mudahan Allah berkenan membersihkan diri kita sehingga kita dapat memperoleh keyakinan yang teguh yang merupakan kunci kebahagiaan hidup kita.
Kita tidak akan yakin jikalau kita tidak memahaminya dan kita akan sulit paham jikalau kita tidak mengalaminya oleh karenanya keyakinan atau keimanan hanya akan sempuna jika kita sudah memproklamasikan dengan mulut kita, membenarkan dalam hati kita dan kita ejawantahkan dalam kehidupan kita, sadarlah bahwa kita telah bersyahadat yang berarti kita telah beikrar, bersumpah dan berjanji dihadapan Allah bahwa kita akan mematuhi Allah dan Rosul-Nya maka tepatilah ikrar, sumpah dan janji kita. Jangan sampai kita menyesal kelak jika kita tidak segera menggapai kemudian memegang teguh keyakinan kita seperti menyesalnya fir’aun saat nyawanya sudah dikerongkongan yang kemudian keyakinan itu sudah tidak bermanfaat lagi baginya….

"Tentang kehidupan"



Kehidupan adalah sebab dan akibat, kehidupan adalah keseimbangan yang maha teliti. Terkadang rumus kehidupan adalah suatu hal yang diluar pemahaman kita tetapi yang harus kita pahami adalah sesuatu yang baik pasti akan membuat kita baik dan sesuatu yang buruk dan hina tidak akan mungkin membuat kita menjadi mulia. Berbuatlah kebaikan setiap saat karena pasti kebaikan itu akan kembali kepada kita seperti sebuah lingkaran , walaupun kita tidak akan tau dari mana dan dari siapa datangnya. Jangan berhenti berbuat kebaikan, lakukanlah seperti matahari yang memberikan sinarnya secara bebas tanpa terlebih dahulu bertanya apakah orang-orang pantas menerimanya. Ketika kita berbuat baik kepada seseorang lantas orang tersebut membalas dengan kejahatan, jangan terlalu kecewa karena kita tidak dijanjikan bahwa kebaikan kita akan dibalas lewat orang tersebut, entah melalui siapa kebaikan kita akan diganti dengan yang lebih baik adalah hal yang tidak perlu kita pikirkan tetap saja lakukan kebaikan dan pasti kita akan mendapat kebaikan juga. Kita sering memahami bahwa keberhasilan adalah dengan ukuran materi sehingga kita sering berusaha mendapatkannya dengan berbagai cara, ketika kita melakukanya dengan tindakan buruk dan hina maka sebenarnya kita telah menghinakan diri kita. Suatu persamaan dalam kehidupan adalah bahwa kita tidak akan mulia dengan menghina, kita tidak akan terhormat dengan mencela, kita tidak akan pernah berkedudukan tinggi dengan merendahkan karena semua itu adalah logika yang terbalik dan salah. Yang benar adalah jika kita ingin mulia maka muliakanlah orang lain, jika ingin terhormat maka hormatilah orang lain dan jika kita ingin berkedudukan tinggi maka tinggikanlah orang lain. Sama seperti kita ingin menjadi kaya tetapi belajar menjadi miskin maka kekayaan yang kita ingini tidak mungkin terwujud, sebagai contoh orang kaya adalah orang yang memiliki kelebihan maka ia akan dengan senang hati membagi kelebihan tersebut kepada orang lain maka belajarlah memberi karena ini adalah latihan untuk menjadi kaya. Tetapi yang banyak terjadi adalah kita ingin menjadi kaya tetapi berlatih menjadi miskin, tidak mau berbagi terhadap orang lain maka kekayaan adalah hal yang mustahil baginya. Pahamilah orang lain maka kita akan paham siapa diri kita dan jika kita sudah paham siapa diri kita maka kita akan coba menemukan kebenaran, lakukan dengan perenungan. Orang lain juga ingin dimengerti, ingin dipahami, dan mempunyai keinginan jadi jangan berpikir hanya kita saja yang ingin itu semua. Penuhi saja yang menjadi kebutuhan kita yaitu hal yang mendesak untuk kita penuhi tapi jangan coba penuhi keinginan kita karena ingin belum tentu butuh, maka kita akan tersiksa dan dirundung nestapa.
Hidup adalah sebuah keniscayaan walaupun kita tidak tau apa yang akan kita hadapi dihadapan. Tetapi sikap kita sebagai seorang muslim yang mengaku beriman dan bertauhid kepada Allah Robbul’alamiin adalah lakukanlah dan jalani saja hidup dengan sabar, syukur ,ikhlas dan tawakal. Hidup adalah persimpangan dan sebuah jalan cerita yang tidak kita ketahui akhir kisahnya, hidup adalah pilihan dan setiap hari kita dipaksa untuk memilih berbagai hal. Sebagai seorang muslim kita tidak perlu memikirkan dan memaksakan hasil dari setiap aktivitas yang kita lakukan karena hal itu bukan merupakan kapasitas dan hak kita tetapi merupakan hak Allah Ta’ala, tetapi yang terpenting adalah proses dalam kita melakukan aktivitas, proses dalam kita menjalani kehidupan apakah sudah sesuai dengan nilai kebenaran dan kebaikan. Jika kita sudah menjalani proses kehidupan dengan kebenaran dan kebaikan maka yakinlah bahwa hasilnya pun kebenaran dan kebaikan. Definisi benar dan baik juga harus kita ukur dengan ukuran Allah dan Rosul-Nya yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadist yang merupakan kebenaran yang objektif yang murni berisi hal yang pasti membuat kita beruntung dan bahagia, karena semua peraturan dan hal yang terdapat didalam keduanya merupakan rumus kehidupan yang rumit ini dan lagi-lagi kita harus memilih apakah kita hendak mengikuti keduanya atau kita ukur kebenaran dengan ukuran akal kita sendiri yang tentu saja merupakan kebenaran yang hasilnya adalah subjektif, dangkal dan kondisional karena baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah dan buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah sebab kriteria penentuan nilai kebenaran oleh diri kita sangat tergantung kondisi keilmuan, pemahaman dan emosi kita yang banyak dipengaruhi hawa nafsu dan sangat terbatas, maka pastikan Al-Qur’an dan Al-Hadist yang kita pilih karena merupakan kebenaran yang hakiki. Jika kita tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadist maka kesalahan bukan terletak pada keduanya tetapi pada diri kita; jika kita memakai topi tetapi tidak muat dikepala kita maka yang harus kita perbaiki adalah topinya bukan kepala kita, karena jika kepala yang kita perbaiki maka akan berakibat sangat fatal bagi diri kita. Tetaplah kita sabar dalam menjalani kehidupan ini yaitu tetap berusaha dijalan kebenaran dan kebaikan, tetaplah kita bersyukur didalam kehidupan ini yaitu gunakan semua nikmat dan kesempatan untuk berbuat benar dan baik tetaplah kita ikhlas dalam menjalani hidup yaitu lakukan semuanya secara benar dan baik secara murni hanya karena Allah serta tetaplah tawakal didalam kehidupan ini yaitu serahkan semua hasil kepada Allah setelah kita lakukan dengan kebenaran dan kebaikan secara maksimal. Hal penting yang harus kita perhatikan adalah dalam kehidupan ini berusahalah untuk tidak tergantung kepada selain Allah, jika tidak suatu saat kita pasti dikecewakan, tetapi barang siapa mampu menetapkan harapannya hanya kepada Allah maka Allah tidak akan pernah mengecewakan hamba-Nya karena sesungguhnya kita telah berpegang pada tali yang kuat dan tidak akan pernah putus maka peganglah dengan erat agar kita selamat didalam mengarungi badai kehidupan ini.