RSS

Kamis, 03 Desember 2009

"Kemana Ku Mencarimu Jendral??"

Keprihatinan yang mendalam terhadap bangsa ini!. Berduka atas ulah dan sandiwara para oknum penegak hukum dengan para koruptor bedebah. Bangsa ini di dirikan diatas airmata dan darah para pahlawan, di topang dengan tulang dan jasad para patriot bangsa yang rela melepaskan nyawanya untuk kemerdekaan. Mereka semua telah di khianati!!mereka semua telah di khianati!!.
Andai saja Jendral besar Sudirman masih ada, beliau pasti akan menampar muka mereka. Air mata beliau akan menetes dan muka beliau akan merah padam menahan kemarahan melihat tingkah laku para bedebah itu.
Kami rindu dengan engkau Jendral. Tanpa engkau bersama kami mereka telah menjual negeri ini kepada para koruptor bedebah. Kemarahan dan ketidakrelaan atas pengkhianatan mereka terhadapmu Jendral membuat hati kami di rundung duka, tapi apalah daya para bedebah itu memiliki uang, uang dan uang…!!!sehingga mereka mampu membeli hukum yang di obral dengan harga murah. Mereka menghargai tulang dan darahmu Jendral dengan murah sekali itulah yang semakin membuat hati kami teriris Jendral besar…
Pa Dirman, kemana lagi kami harus mencari sosok jujurmu. Cuma satu harapan kami, yaitu pengadilan akhirat yang tidak dapat mereka beli dengan uang para bedebah itu!!
Akhirnya..., aku hanya bisa mengutip pidato Bung Tomo yang membakar tanah air juga menggetarkan dunia. mudah-mudahan ini menjadi pembangkit semua hati nurani yang telah mati!!
Bismillahirrohmanirrohim..
MERDEKA!!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia
terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya
kita semuanya telah mengetahui bahwa hari ini
tentara inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet
yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua
kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan
menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara jepang
mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan
mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera puitih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka

Saudara-saudara
di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan
bahwa rakyat Indonesia di Surabaya
pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku
pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi
pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali
pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan
pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera
pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di surabaya ini
di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing
dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung
telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol
telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana

hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara
dengan mendatangkan presiden dan pemimpin2 lainnya ke Surabaya ini
maka kita ini tunduk utuk memberhentikan pentempuran
tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri
dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya

Saudara-saudara kita semuanya
kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini
akan menerima tantangan tentara inggris itu
dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya
ingin mendengarkan jawaban rakyat Indoneisa
ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indoneisa yang ada di Surabaya ini
dengarkanlah ini tentara inggris
ini jawaban kita
ini jawaban rakyat Surabaya
ini jawaban pemuda Indoneisa kepada kau sekalian

hai tentara inggris
kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu
kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu
kau menyuruh kita membawa senjata2 yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu
tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita
untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada
tetapi inilah jawaban kita:
selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga

Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah! keadaan genting!
tetapi saya peringatkan sekali lagi
jangan mulai menembak
baru kalau kita ditembak
maka kita akan ganti menyerang mereka itukita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka

Dan untuk kita saudara-saudara
lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka
semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Dan kita yakin saudara-saudara
pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita
sebab Allah selalu berada di pihak yang benar

percayalah saudara-saudara
Tuhan akan melindungi kita sekalian

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
MERDEKA!!!

Rabu, 25 November 2009

"20 November 2009"

Sabtu, hari ke-20 November 2009 aku baru beranjak terjaga dari tidurku saat jam berdetak hendak menuju angka 10, memang pagi tadi udara begitu dingin lebih dingin dari biasanya suhu kota tangerang yang walaupun disirami hujan tetap terasa panas. Seusai sholat subuh di musholah dekat rumah kembali kurebahkan tubuhku walaupun masih kukenakan baju koko dan sarung…”ah dingin sekali” gumamku.
Tak terasa hari sudah hendak beranjak siang saat aku kembali menghalau rasa malasku. Seperti biasanya hari sabtu adalah hari libur, untuk ku yang masih sendiri walaupun usiaku sudah menginjak tahun ke 27 dari perjalanan hidup, sabtu masih seperti sabtu yang kemarin tidak banyak yang berubah. Tidak ada hal yang khusus karena memang alur hidupku saat ini masih mengalir dan belum menemukan persimpangan baru. Hal yang biasa terlintas dalam alam pikirku seperti sabtu yang sudah lewat diantaranya adalah teringat sahabat-sahabatku yang telah mampir di setiap episode hidupku. Kali ini aku teringat dengan 3 orang teman yang pernah menjadi teman satu kamar kost sewaktu masih menjalani waktu bersama di politeknik gajah tunggal.
Udin…, sebuah nama yang tidak akan lepas dari kisah hidupku. Pendiam, pemikir, suka merenung juga tegar serta tenang menghadapi situasi sepelik apapun. Sebenarnya ia adalah teman satu STM juga teman waktu masih sama-sama bekerja di PT. KGD, tapi aku tidak begitu akrap mengenalnya itu hal yang wajar karena Udin adalah seorang pribadi yang tertutup dan hatinya sungguh sedalam palung. Mungkin ia tidak akan pernah mengeluhkan serta menceritakan sesulit apapun yang ia alami kecuali kepada orang yang benar-benar ia percayai, bahkan sampai hampir beberapa bulan aku satu kamar dan menjalani hari-hari bersamanya aku hanya sedikit memahami jalan pikirnya. Tetapi seiring berjalannya waktu dan kebersamaan kami, akhirnya ia mulai membuka diri dengan setiap lika-liku perjalanan hidupnya juga karena aku mulai terbuka dengan perjalanan kisah hidupku. Awal perjuangan hidupku di gajah tunggal adalah bersamanya, sungguh kisah yang tak pernah terlupakan dari benakku.. dari mulai pagi bangun sholat subuh dalam keadaan tubuh letih karena terkuras energinya untuk soal-soal matakuliah tanpa di tunjang gizi yang mencukupi. Biasanya udin yang pertama bangun pagi selesai sholat dan bertadarus biasanya kami mencuci perabot memasak nasi, menu hampir di sebagian besar pagi kami adalah mie 100 karena harganya murah tetapi ukurannya besar + nasi yang tadi di masak. Nasi kami letakkan dalam bakul plastic kemudian kami bagi menjadi empat bagian, dua bagian untuk makan pagi ini aku bersama Udin kemudian dua lagi untuk makan nanti sore. Kalo sore biasanya kami hanya membeli sayur tahu 1000 rupiah + goreng tempe 1000 rupiah untuk lauk nasi tadi pagi yang sudah mulai mengering, ..ah..kebersamaan yang luar biasa din!
Sampai saat semester kedua ia hampir DO karena nilai-nilainya yang kurang maka aku mendesaknya untuk pindah ke asrama karena di sana banyak teman-teman yang pandai dan mampu membantu di setiap matakuliahnya utamanya ilmu eksakta. Akhirnya aku ditinggal sendiri di kamar kostku tapi mudah-mudahan itulah yang terbaik untuk kelanjutan kuliahnya daripada harus terus bersamaku yang tak mampu banyak membantunya.
Ternyata aku mendapati bahwa sahabatku ini seorang yang tegar setegar karang juga sabar sesabar pohon besar yang rindang walaupun sungguh terjal dan pelik setiap episode hidupnya. Kemudian aku baru sadar mendapatkan sahabat yang luarbiasa dan mampu menasehatiku bukan dengan lisannya tetapi dengan sikapnya terhadap sesulit apapun kisah hidupnya bahkan sampai menjelang hari pernikahannya tetap saja cobaan kehidupan menghampar terjal dihadapannya. Ia bersama ibunda tercintanya mengalami kecelakaan, akupun tak mampu menahan air mataku. Tetapi mengiringi langkah barunya aku sempat berdoa dalam hati ketika menyaksikan kondisi penuh luka ditubuh ibunda juga tuduhnya, “Ya Allah mudah-mudahan ini awal kebahagiaan eluh, din” sungguh malam itu selepas beranjak dari rumahnya, air mataku mengalir seiring kupacu motor cb-ku. Alhamdulillah kini ia telah berkeluarga, sehingga setiap aku berjumpa dengannya sekarang ia memperlihatkan air muka kebahagiaan. Sudah di karunia seorang putra seganteng om-nya (maksudnya aku…h3..). mudah-mudahan benar adanya bahwa itulah awal kebahagiaan eluh din..(bersambung..)

Senin, 16 November 2009

"Kembali Menata Hati"

Kembali menata hati mungkin yang harus kita lakukan karena dalam hidup dan kehidupan ini hati seringkali terkena distorsi, juga kegersangan yang membuat kita letih melangkah kehadapan. Di saat hati ita mulai hampa dan gundah pastilah kita telah salah melangkah yang membuat kita dalam kebingungan, letih karena kita menjauhi arah yang harusnya menjadi tujuan. Sahabat.., sebagai seorang muslim didalam kehidupan dunia ini sebenarnya kita sedang berniaga dengan Allah. Sungguh ketika kita berikrar sebagai seorang muslim untuk tunduk serta patuh terhadap Allah, berarti kita telah menukar apapun yang kita miliki dengan surga. Allah itu As-Syakur menukar amal kita yang sedikit dengan keuntungan yang besar lalu mengapa kemudian kita mesti bersedih hati?

Merupakan keuntungan yang besar adalah apabila dosa-dosa kita diampuni, maka adakah yang lebih baik dari itu?kemudian Allah ridho terhadap sepanjang perjalanan hidup kita, maka hati kita akan di liputi keamanan, ketentraman dan kedamaian.

Sahabat.., berniaga dengan Allah tidak akan pernah rugi. Janji Allah itu pasti serta tidak ada keraguan, sehingga siapapun yang sungguh-sungguh berbisnis dengan Allah ia sudah merasakan kebahagiaan sebelum keuntungan yang besar itu di peroleh. Maka siapa yang tidak akan bahagia jikalau perniagaannya di pastikan akan untung besar?

Hidup di dunia itu penuh dengan tipuan yang melenakan hingga kita berbelok dari jalan yang lurus menuju jalan yang sesat membuat kita terjerumus dan jatuh berkali-kali. Cepatlah kita bertobat kepada Allah, juga bersegeralah menuju ampunan Allah dan surga yang luas seluas langit dan bumi. Marilah kita kembali merentas menuju jalan yang lurus dan penuh dengan cahaya, berpeganglah erat kepada tali Allah serta bersabarlah terhadap kehidupan dunia yang hanya senda gurau ini kawan..

Ya Allah Ya Robb kami.., kasihanilah kami yang menjadi hina karena menjauh dari jalanmu. Ya Allah..sungguh betapa kami tak pantas di ampuni namun kepada siapa lagi jika tidak Engkau yang mengampuni Ya Robb kami…, sungguh kami mengiba di hadapan Keharibaan-Mu. Ya Allah…., sungguh kami tidak akan pernah menemukan kebahagiaan kecuali dalam ketaatan kepada-Mu, bimbing kami untuk selalu dalam ketaatan dan juga keimanan sampai akhir hayat kami. Yaa Allah…, ridhoi seluruh perjalanan hidup kami sehingga penuh dengan keberuntungan juga keberkahan. Penuhi hati kami dengan rasa aman, tentram dan bahagia karena keimanan kepada-Mu Yaa Allah.. Yaa Allah Yaa Robb kami.., kabulkanlah doa kami karena tiada lagi yang mengabulkan doa selain Engkau Yaa Allah…Amiin..

"Mengapa Tidak Bersyukur?"

Harusnya apa yang kita alami dan terima dalam hidup menambah rasa syukur dalam hati. Telusuri kembali hari yang telah terlalui maka kita akan menemukan bahwa Allah selalu memberikan solusi bagi sepelik apapun masalah yang kita alami, seberat apapun keadaan Allah selalu memberikan yang kita butuhkan sehingga kita masih dapat bertahan sampai saat ini.

Yang menghalangi untuk bersyukur adalah kita terlalu ingkar atas semua nikmat yang telah diterima sepanjang hayat kita, sehingga itu membuat hati tertutup juga melupakan semua karunia yang Allah telah anugrahkan kepada kita hanya karena yang kita terima banyak yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Lantas siapa yang dipersalahkan?, tentunya kesalahan itu terletak pada diri kita karena Allah lebih mengetahui yang kita butuhkan dibanding diri kita sendiri. Kita berkhianat terhadap Allah sedangkan Allah telah menganugrahkan apapun yang kita butuhkan. Jika hendak bertanya mengapa Allah tidak memberikan kebanyakan dari harapan kita? ketahuilah bahwa harapan-harapan itu pasti membahayakan sedangkan Allah mengetahui lantas Allah melindungi dari bahaya yang akan datang jikalau harapan itu menjadi kenyataan jadi mengapa kemudian kita menjadi kufur?betapa kita tidak tau diri sehingga kebaikan-kebaikan yang diterima kita balas dengan pengingkaran. Nauzubillah..

Kawan.., sejauh apapun kita melangkah untuk mencari kebahagiaan hakiki di dunia ini maka tidak akan pernah kita menemukannya. Dunia ini di ciptakan sebagai ujian keimanan manakah yang lebih baik amalnya di antara kita, seorang muslim tidak akan pernah beristirahat untuk tetap berjuang mempertahankan keimanannya sepanjang hayat sampai nanti ia tiba di negeri akhirat dan di masukkan kesurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Itulah istirahat yang hakiki dan merupakan kemenangan yang besar

"Menetepi Kesabaran"

Andai saja kita tidak sabar berproses dalam hidup dan mengambil jalan lain selain kesabaran maka apapun yang kita lakukan akan sia-sia bahkan membahayakan kita. Sabar adalah tetap di jalan Allah. Sepelik apapun kondisi dan keadaan kita jangan pernah tinggalkan kesabaran karena ia merupakan senjata sekaligus salah satu dari kunci kehidupan. Kawan…, hasil dari setiap episode kehidupan kita sudah di tentukan oleh Allah maka sebenarnya penilaian terletak pada proses menuju hasil tersebut apakah dalam kebaikan artinya kesabaran menyertai proses tersebut ataukah kita mengambil jalan sendiri karena tidak sabar menjalani prosesnya.

Setiap manusia sudah ditentukan titik-titik persimpangan dalam kehidupan. Saya dan anda mempunyai alur kisah hidup yang tidak akan pernah sama bukti Ke-Maha Karyaan Sang Sutradara kehidupan. Sudah di tentukan untuk setiap masing-masing kapan ia lahir, menikah, mempunyai anak dan kapan ia harus meninggalkan dunia menuju akhirat. Tidak di percepat atau di perlambat barang sekejap pun.

Maka kesuksesan sebenarnya dalam hidup bukan terletak pada seberapa banyak harta yang kita kumpulkan, bukan terletak pada seberapa tinggi jabatan kita tetapi seandainya kita berhasil mengimani Allah dan mempertahankan keimanan kita sampai akhir hayat kita maka itulah sebenarnya kesuksesan yang hakiki.Wallahu’alam

Senin, 31 Agustus 2009

"Selamat Jalan Sahabatku"

Rahman Saleh …., dialah sahabatku yang telah meninggalkanku untuk selamanya. Hari itu 16/07/09 jam 13.20 dia telah pergi untuk menghadap Penciptanya. Aku baru mengetahuinya setelah malam ke-3 kepergiannya karena memang nomor hp yang rahman ketahui hanyalah no flexy-ku sedangkan hp itu jg sudah hampir rusak jadi jarang diaktifkan. Saat itu aku hendak menghadiri pengajian remaja setiap malam sabtu, seorang teman juga sudah datang untuk mengajak pergi bareng. Tetapi kenapa tiba-tiba aku mengambil hp flexy yang tergeletak begitu saja dan kemudian ketekan on switch, tak lama setelah itu sambil ngobrol dengan teman terdengar bunyi sms hp-ku, masih seperti yang dulu ‘nokia tone’.beberapa kali mungkin sms yang menumpuk. Sms dari 147, anda telah dihubungi nomer sekian2 Kubuka, “ah si-rahman…, mungkin ia ingin menanyakan atau mungkin memprotes karena aku tidak datang untuk memenuhi undangannya dalam acara pernikahan adik perempuannya..”gumamku dalam hati. Tetapi terakhir ada nomer baru yang aku belum kenal 0813*** kubuka…, (01#02)Alex ini anik istriny rahman saleh q mhon mint m?f tas smua ksalahan rahman yg disengaja or yg tdk.Krn skg rahman da meningal dunia hr kamis tgl 16-07-09 j. kemudian diikuti sms ke-2.., (02#02)m 1:20 siang krn kcelak?n motor wkt mo brangkt krj.Doain smg q kuat/tabah/sabar n tuk klarga yg dtingalkn.Anik

Sejenak pikiranku hampa seusai membaca sms itu..kakiku lemas lalu kududuk di tempat tidur sambil sedikit berteriak., “ ma’..rahman …ma’…, ma’…rahman ma’…” ibuku pun datang dan menanyakan kenapa dengan rahman, ada apa?? Setelah ku beritau isi sms itu dengan ekspresi tidak percaya ibuku pun mulai menangis karena ibu memang mengenal rahman dekat bahkan ibu baru saja bertemu dengannya sewaktu rahman mengantarkan undangan pernikahan adiknya hari minggu sebelum kamis kelabu itu. Aku seperti sedang bermimpi karena sahabatku ini beberapa waktu yang lalu sempat bersilaturahmi kerumahku setelah sekian lama tak bersua semenjak kita bertemu saat pernikahannya. Ia terlihat bahagia bersama istrinya dan sudah mempunyai seorang bocah laki-laki kecil dalam gendong istrinya. Pertemuan terakhirku saat itu ia terlihat begitu bersemangat menceritakan tempat kerjanya dari mulai perjuangannya meninggalkan istrinya saat melahirkan anak pertamanya karena sedang bertugas ditempat kerjanya (gerimis mengenangnya..)hingga ia berhasil di angkat menjadi karyawan tetap sampai peraturan2 serta kondisi rekan2 kerjanya sambil sesekali bercanda dan meledekku dan menanyakan kapan aku mempunyai istri seperti dirinya di ikuti tawa khasnya.., ya aku masih ingat tawa itu.. Ia terlihat sehat, badannya bersih dan lebih berisi. Jujur ia terlihat jauh lebih tampan terakhir kali aku melihatnya.

Ia sempat memberikan motivasi kepada ku, kepada ibuku dan kepada adikku yang baru lulus untuk tekun mencari pekerjaan dan bersabar. Sayang sekali..hatiku penuh penyesalan karena tidak sempat bertemu dengannya saat ia datang untuk mengantarkan undangan karena saat itu aku sedang ke cibodas bersama rekan2 pengajian. Juga penyesalan yang sangat karena aku tidak datang memenuhi undangan terakhirnya kepernikahan adiknya karena ternyata setelah pernikahan itu ia bersegera menghadap untuk memenuhi undangan Penciptanya.

Rahman saleh dialah sahabatku…, ia adalah teman sekelasku sewaktu masih bersekolah di stm 80. astagfirullah…sampai saat ini bayangan wajahnya masih ada di cermin hatiku dan lintasan pikiranku. Dahulu sering aku tidur menginap di rumahnya, makan dirumahnya, bercerita dan berbagi bersamanya. Ia selalu memberikan nasehat kepadaku, dan masih ku ingat cara dia tertawa dan bercanda serta meledekku. “Ah…rahman..rahman…tega sekali lu ninggalin gua man..”. hatiku sampai saat ini seakan tidak percaya, lebih perih lagi saat melihat muka pucat istrinya dan hujan dalam hatiku saat melihat senyum dan tawa anaknya yang belum mengetahui bahwa sekecil itu ia sudah tak mempunyai ayah, bahkan aku masih seperti bermimpi ketika di samping pusarannya yang masih berupa gundukan tanah yang masih baru, “Beneran di dalem sini elu man…, Ya Allah begitu cepat sekali??!!” mulutku sedikit bergumam.

Ya Allah Yang Maha Pengasih Dan Penyayang, kasihanilah dan sayangi sahabatku rahman saleh…Ya Allah Yang Maha Pengampun, ampunilah seluruh dosa dan kesalahan sahabatku rahman saleh…Ya Allah Yang Maha Besar, janganlah Kau hukum dan siksa sahabatku rahman saleh atas semua kesalahan-kesalahanya karena Engkau sesungguhnya Maha Pemaaf. Ya Allah Yang Mengabulkan doa.., kabulkan doaku ini Ya Allah walaupun aku tak layak bermohon kepada-Mu karena sering mengkhianati-Mu tetapi jika tidak kepada siapa lagi aku hendak bermohon karena Engkau satu-satunya Tempat ku memohon…amiinn.. Ya Allah..

"Ayunda"

Lama aku mengingat-ingat sebuah nama..”Siapa ya??”.. tapi yang masih ku ingat adalah kedua mata beningnya. Mata itu seperti menyimpan misteri, didalamnya tampak kosong dan sunyi.., ah siapa ya??
Nah Ayunda.., iya benar Ayunda namanya!!seorang gadis kecil yang dahulu ku kenal sewaktu masih membantu rohis smp 17 tangerang..
Gimana ya kabarnya sekarang??mungkin saat ini dia sudah lulus sma tp.., jadi penasaran seperti apa wajahnya saat ini, masihkan bola matanya sebening dahulu.
Ayunda nama gadis kecil yang bersekolah di smp 17 tangerang itu, sejak pertama kali melihatnya gadis kecil ini sudah menarik perhatianku. Air mukanya menyiratkan lamunan.., ekspresi yang membuat rasa ingin tauku semakin besar, ada apa dibalik tatapan sunyi kedua mata bening itu.
Pernah suatu saat aku bersilaturahmi ke rumah beberapa anggota rohis smp 17. singkat cerita motor cb 100-ku ku pacu kearah benteng makasar.., ya…ya.. jalan benteng makasar begitu tertulis di alamat itu kemudian kumasuki sebuah gang kecil sambil bermodalkan nama dan ciri2 kutanyakan tempat tinggal Ayunda.
Akhirnya sampai juga. Kuhentikan cb-ku di depan sebuah rumah yang kecil dan sangat sederhana sekali.., aku masih ingat rumah itu. Kuhampiri pintu rumah itu perlahan sambil ku ucapkan salam.., ”assalamu’alaikum..”. Kemudian terdengar jawaban yang kian lama kian jelas..”wa’alaikumsalam..” tampaklah sesosok wanita paruh baya dengan muka terlihat agak pucat. Ternyata ia adalah ibunya Ayunda.., setelah aku memperkenalkan diriku ia kemudian minta ijin untuk meninggalku sebentar. Lalu masuk ke sebuah kamar dan terdengar suara..”yun.., ayunda bangun tu ada kaka dari rohis..” Tak lama kemudian dari balik pintu kamar itu muncul ibu berwajah pucat tadi di ikuti sosok gadis kecil yang sedang mengucek-ngucek mata. Bener dia adalah Ayunda..!!
Mudah2 saat ini ia baik2 saja juga dalam kesuksesan..amiin…
Ayunda gadis kecil bermata bening penuh lamunan tinggal bersama ibunya yang menyambung hidupnya dengan berjualan risol @ Rp.500 tanpa ayah yang telah meninggalkan dunia beberapa tahun yang lalu..!!

"Apa Kabar Blogku??"

Apa kabar blogku?? Sehatkah keadaanmu??ha..ha..Bismillahirohmanirohim!!. tak terasa sudah cukup lama aku tidak menulis sepatah katapun untuk blogku. Mengapa? Ternyata untuk konsisten dan kontinyu itu memerlukan kekuatan hati yang tangguh, tapi tak apa ternyata itu merupakan sebuah pelajaran yang aku terima dalam hidup ini. Kisah, episode serta aliran hidup kita ternyata tidak hanya merubah tampakan luar dari apa yang terlihat oleh mata kepala tetapi juga merubah gambaran yang ter-refleksikan oleh mata jiwa kita. Sungguh memerlukan kearifan dan kebijaksanaan yang semakin bertambah dan semakin mengokoh untuk menjelaskan setiap kisah hidup yang kita jalani kalau tidak kita hanya seperti bermimpi atau melamun dalam menjalani hidup ini.

Kawan, tak terasa lilin kehidupan kita sudah meleleh. Sepertiga, separuh atau mungkin mulai meredup dan sebentar lagi padam. Jika kita hendak sebentar saja melayangkan lamunan kita tentang masa lalu kita, masa lalu yang kita jalani belasan, puluhan tahun hanya butuh waktu beberapa menit untuk me-replay dalam otak kita. Kita sudah melewatinya, baiklah boleh jadi itu manis, asam, getir atau bahkan pahit??!!benarkan bahwa itu hanyalah seperti sepenggal sandiwara yang akhir kisahnya sudah jelas.

Janganlah kita terlalu gembira dengan apa yang kita dapatkan dan janganlah kita terlalu bersedih dengan apa yang luput dari kita. Semua sudah diatur oleh Sutradara Kehidupan Allah azza wa jalla..wallahu’alam

Jumat, 15 Mei 2009

"Menikah = Tak Perlu Mempersulit Diri"


Suatu malam Umar bin Abu Rabi’ah keluar untuk melaksanakan thawaf di ka’bah. Bersamaan dengannya seorang wanita cantik juga sedang melakukan thawaf disana. Di belakang wanita itu tampak seorang pemuda yang terus menguntitnya. Setiap kali wanita jelita itu mengangkat kaki utuk diayunkan, pemuda yang menguntitnya meletakkan kakinya di atas tanah bekas pijakan wanita itu.
Umar bin Abu Rabi’ah terus mengawasi kedua orang itu. Ketika wanita itu telah menyelesaikan thawafnya, pemuda tersebut masih menguntitnya untuk beberapa saat. Setelah itu, barulah ia beranjak pergi. Pada saat itulah, Umar bin Abu Rabi’ah mendekatinya dan bertanya, “Maukah engkau memberitahukan kepadaku mengapa engkau berbuat seperti itu?”
Pemuda itu menjawab, “Boleh. Wanita yang engkau lihat tadi adalah putri pamanku. Aku jatuh cinta kepadanya, namun aku tidak memiliki harta. Aku nekad melamarnya kepada bapaknya, namun dia tetap tidak mau menerima lamaranku. Dia meminta maskawin yang tidak bisa kupenuhi. Yang engkau lihat tadi adalah yang bisa kulakukan terhadap dirinya. Sementara tidak ada yang bisa kuharapkan dari dunia ini selain dirinya. Aku hanya bisa menemuinya takala dia thawaf dan bagianku seperti yang engkau lihat tadi.”
“Siapa namamu?” Tanya Umar.
“Fulan bin Fulan,” jawab pemuda itu.
“Bawa aku pergi kepadanya,” kata Umar. Lalu keduanya pergi menemui paman pemuda itu. Setibanya mereka di sana, Umar meminta sang paman untuk keluar rumah.
Dengan tergopoh-gopoh, sang paman keluar rumah dan bertanya, “Ada perlu apa, wahai Abul Khaththab?”
“Nikahkanlah putrimu dengan Fulan anak saudaramu. Ini ada mas kawin yang engkau minta, bisa engkau ambil dari hartaku,” kata Umar.
“Aku sudah melakukannya”
“Aku ingin keduanya menikah sebelum aku beranjak pergi<” kata Umar.
“Itupun akan kulakukan.”
Sebelum Umar beranjak pergi-demikianlah Ibnul Qayyim al-Jauziyyah mengisahkan-keduanya sudah dinikahkan.

Di ambil dari buku “Saatnya untuk Menikah”
karya M. Fauzil Adhim

"File Kisah Hidup"

Lipatan-lipatan otak mampu menyimpan file kisah hidup, kemudian hati menterjemahkan rasa yang terekam sehingga perasaan membawa ke memori hari yang terlewati. Manusiawi dan tak bisa dipersalahkan asalkan semua itu dapat menjadi nasehat di hari yang mungkin datang di masa depan. Masa lalu seperti bekas tapak-tapak kaki yang kita tinggalkan bagaimanapun ia akan selalu mengikuti kemana kita mengayunkan langkah hidup kita terkadang ia datang menjadi lamunan yang menyelingi lelahnya hari yang kita jalani. Kemudian kendalikan tapi bukan paksa, cukup kendalikan agar ia tidak membuat kita menjadi seorang pengecut kehidupan yang berusaha bersembunyi serta takut menghadapi hadangan masalah hari esok yang mungkin datang. Tidak perlu memaksakan untuk melupakannya karena ia tetap tak bisa di-“del” dari lipatan otak kita kecuali jika Allah menghendaki. Jadikanlah ia sahabat yang menasehati kita, bahwa hidup adalah seni bersabar, hidup adalah seni bersyukur dan hidup adalah seni berikhlas. Menjernihkan hati dari kekeruhan dunia yaitu ketika kita mampu tersadarkan secara total bahwa kehidupan dunia hanyalah main-main dan sendagurau. Wallahu’alam

Jumat, 01 Mei 2009

"Tunggulah, Seberapa Bijak Kita Dia Masa Lalu?"

Tunggulah apa yang akan di jawab oleh waktu, jalani saja hidup

Tunggulah apa yang akan di jawab oleh waktu, jalani saja hidup ku dengan yang Allah bagikan. Merupakan pelajaran yang dalam tentang makna proses, terbuka untuk mengerti bahwa semuanya sudah terencana, tepat dan sering tak terduga. Apa yang kita butuhkan ternyata tidak jauh tapi ia hadir tanpa kita sadari, ia adalah yang sesungguhnya kita butuhkan dan memang diperuntukkan untuk kita begitulah jika Allah berkehendak. Sesungguhnya yang kita butuhkan terkadang bukan yang selama ini kita kagumi, oleh karenanya janganlah kita seperti seorang yang mengejar kupu-kupu yang terbang karena kita terpikat dengan keindahannya karena ia akan terbang semakin menjauhi tetapi tenanglah maka kemudian ia akan hinggap di tubuh kita tanpa kita menyadarinya.

Pelajaran yang lain adalah adillah dan pandanglah setiap hal dengan mencoba men-tawar-kan perasaan kita sehingga kita objektif menilai dan memutuskan, karena terkadang perasaan kita menghalangi kita untuk melangkah sebab ketidakadilan kita. Yakinlah bahwa yang kita butuhkan adalah yang hadir untuk kita, yang memberikan banyak hal untuk kita kemudian mudah-mudahan Allah berkenan kiranya inilah jalan yang terbaik untuk hidupku. Hari-hari akan terus menerbitkan mentari, waktu akan terus berdetak dengan teratur menjauhkan kita dari keadaan kita saat ini kemudian semuanya akan menampakkan perubahan dalam setiap sisinya yang kian bertambah jelas. Biarkanlah karena ia akan membuktikan siapa yang benar dan yang berbohong, siapa yang bersungguh-sungguh dan yang bermain-main akhirnya kita akan menyadari seberapa bijakkah kita memutuskan di masa lalu. Wallahu’alam

"Satu Kebahagiaan"

“Suatu kebahagiaan yaitu berhenti mengejar sesuatu di dunia ini yang sulit kita gapai”, begitulah tertulis di layar hp-ku sebuah sms dari seorang kawan. Sejenak isi sms itu membuatku termenung, benarlah apa yang tertulis ini karena hatiku saat itu memang sedang membutuhkan dukungan. Kemudian terpikir olehku bahwa salah satu sumber kegelisahan adalah ketidakmampuan mengontrol apa yang kita ingini, karena kita tidak menyadari bahwa penentu apa yang kita jalani adalah Allah. Wallahu’alam

"Lintasan Masa Lalu"

Lintasan masa lalu terkadang membuat kita terhenyu, alam pikira

Lintasan masa lalu terkadang membuat kita terhenyu, alam pikiran kita menerawang mengenang hari-hari yang terlewati. Ketika dalam perjalanan menuju dan pulang dari tempat kerjaku, satu yang sering ku lakukan adalah mencari sosok bus berwarna merah “Agra Mas” nama bus itu. Ada suasana yang berbeda ketika ku lihat lekat-lekat bus itu, suasana hatiku beranjak hening, sering sepeda motorku kupacu disampingnya hanya sekedar untuk melihat bus itu dari dekat, terkadang sebisa mungkin kemelongok kearah jendela untuk memperhatikan beberapa orang penumpang disana, hatiku mencari-cari sesuatu yang terasa hilang dan berharap dapat kutemukan walaupun sebenarnya itu hanyalah khayalku saja karena hampir tidak mungkin terjadi. Begitulah masa laluku masih mengikuti keseharianku seperti halnya rasa hatiku yang masih terikat dengan laju bus jurusan Tangerang-Bekasi itu. Pernah suatu masa aku mengoreskan tinta sejarah hidupku tentang seorang yang aku tuju dengan bus merah itu “Agra Mas”.

Kamis, 16 April 2009

"Untitled2"

Kuntum Cintanya....

Publikasi: 15/03/2004 10:44 WIB

eramuslim - “De’… de’… Selamat Ulang Tahun…” bisik seraut wajah tampan tepat di hadapanku. “Hmm…” aku yang sedang lelap hanya memicingkan mata dan tidur kembali setelah menunggu sekian detik tak ada kata-kata lain yang terlontar dari bibir suamiku dan tak ada sodoran kado di hadapanku.

Shubuh ini usiaku dua puluh empat tahun. Ulang tahun pertama sejak pernikahan kami lima bulan yang lalu. Nothing special. Sejak bangun aku cuma diam, kecewa. Tak ada kado, tak ada black forest mini, tak ada setangkai mawar seperti mimpiku semalam. Malas aku beranjak ke kamar mandi. Shalat Subuh kami berdua seperti biasa. Setelah itu kuraih lengan suamiku, dan selalu ia mengecup kening, pipi, terakhir bibirku. Setelah itu diam. Tiba-tiba hari ini aku merasa bukan apa-apa, padahal ini hari istimewaku. Orang yang aku harapkan akan memperlakukanku seperti putri hari ini cuma memandangku.

Alat shalat kubereskan dan aku kembali berbaring di kasur tanpa dipanku. Memejamkan mata, menghibur diri, dan mengucapkan. Happy Birthday to Me… Happy Birthday to Me…. Bisik hatiku perih. Tiba-tiba aku terisak. Entah mengapa. Aku sedih di hari ulang tahunku. Kini aku sudah menikah. Terbayang bahwa diriku pantas mendapatkan lebih dari ini. Aku berhak punya suami yang mapan, yang bisa mengantarku ke mana-mana dengan kendaraan. Bisa membelikan blackforest, bisa membelikan aku gamis saat aku hamil begini, bisa mengajakku menginap di sebuah resor di malam dan hari ulang tahunku. Bukannya aku yang harus sering keluar uang untuk segala kebutuhan sehari-hari, karena memang penghasilanku lebih besar. Sampai kapan aku mesti bersabar, sementara itu bukanlah kewajibanku.

De… Ade kenapa?” tanya suamiku dengan nada bingung dan khawatir.

Aku menggeleng dengan mata terpejam. Lalu membuka mata. Matanya tepat menancap di mataku. Di tangannya tergenggam sebuah bungkusan warna merah jambu. Ada tatapan rasa bersalah dan malu di matanya. Sementara bungkusan itu enggan disodorkannya kepadaku.

Selamat ulang tahun ya De’…” bisiknya lirih. “Sebenernya aku mau bangunin kamu semalam, dan ngasih kado ini… tapi kamu capek banget ya? Ucapnya takut-takut.

Aku mencoba tersenyum. Dia menyodorkan bungkusan manis merah jambu itu. Dari mana dia belajar membukus kado seperti ini? Batinku sedikit terhibur. Aku buka perlahan bungkusnya sambil menatap lekat matanya. Ada air yang menggenang.

Maaf ya de, aku cuma bisa ngasih ini. Nnnng… Nggak bagus ya de?” ucapnya terbata. Matanya dihujamkan ke lantai.

Kubuka secarik kartu kecil putih manis dengan bunga pink dan ungu warna favoritku. Sebuah tas selempang abu-abu bergambar Mickey mengajakku tersenyum. Segala kesahku akan sedikitnya nafkah yang diberikannya menguap entah ke mana. Tiba-tiba aku malu, betapa tak bersyukurnya aku.

Jelek ya de’? Maaf ya de’… aku nggak bisa ngasih apa-apa…. Aku belum bisa nafkahin kamu sepenuhnya. Maafin aku ya de’…” desahnya.

Aku tahu dia harus rela mengirit jatah makan siangnya untuk tas ini. Kupeluk dia dan tangisku meledak di pelukannya. Aku rasakan tetesan air matanya juga membasahi pundakku. Kuhadapkan wajahnya di hadapanku. Masih dalam tunduk, air matanya mengalir. Rabbi… mengapa sepicik itu pikiranku? Yang menilai sesuatu dari materi? Sementara besarnya karuniamu masih aku pertanyakan.

A’ lihat aku…,” pintaku padanya. Ia menatapku lekat. Aku melihat telaga bening di matanya. Sejuk dan menenteramkan. Aku tahu ia begitu menyayangi aku, tapi keterbatasan dirinya menyeret dayanya untuk membahagiakan aku. Tercekat aku menatap pancaran kasih dan ketulusan itu. “Tahu nggak… kamu ngasih aku banyaaaak banget,” bisikku di antara isakan. “Kamu ngasih aku seorang suami yang sayang sama istrinya, yang perhatian. Kamu ngasih aku kesempatan untuk meraih surga-Nya. Kamu ngasih aku dede’,” senyumku sambil mengelus perutku. “Kamu ngasih aku sebuah keluarga yang sayang sama aku, kamu ngasih aku mama....” bisikku dalam cekat.

Terbayang wajah mama mertuaku yang perhatiannya setengah mati padaku, melebihi keluargaku sendiri. “Kamu yang selalu nelfon aku setiap jam istirahat, yang lain mana ada suaminya yang selalu telepon setiap siang,” isakku diselingi tawa. Ia tertawa kemudian tangisnya semakin kencang di pelukanku.

Rabbana… mungkin Engkau belum memberikan kami karunia yang nampak dilihat mata, tapi rasa ini, dan rasa-rasa yang pernah aku alami bersama suamiku tak dapat aku samakan dengan mimpi-mimpiku akan sebuah rumah pribadi, kendaraan pribadi, jabatan suami yang oke, fasilitas-fasilitas. Harta yang hanya terasa dalam hitungan waktu dunia. Mengapa aku masih bertanya. Mengapa keberadaan dia di sisiku masih aku nafikan nilainya. Akan aku nilai apa ketulusannya atas apa saja yang ia berikan untukku? Hanya dengan keluhan? Teringat lagi puisi pemberiannya saat kami baru menikah… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana…

To my luv, thank u 4 d best gift I ever have

Al Birru
emine_mm@maktoob.com


Jumat, 27 Maret 2009

"Saat Kembali Keperaduan"

Lepaskan sejenak beban hidup.

Bersihkan hati dari iri hati dan dengki.

Tanggalkan semua kesedihan dan kegelisahan.

Bebaskan pikiran akan setumpuk urusan dunia.

Maafkan semua orang yang menyakiti hati kita.

Besyukurlah atas rezeki hari ini.

Mohon ampunlah atas dosa kita hari ini.

Serahkan semua masalah kepada Yang Menciptakan jalan keluar.

Ucapkanlah syahadat lalu pejamkanlah mata malam ini.

Semoga kesempatan esok adalah kebaikan.

Atau semoga esok adalah akhir yang baik dari hidup kita.

"Mengingat dan Mencari Kembali"

Mengingat kembali cerita yang terlewatkan

Mencari kembali kata hati yang hilang

Mencoba mengais kembali kepingan- kepingan hari yang terlalui

Membuka kembali lembaran hidup yang usang

Menengok kembali bekas tapak-tapak kaki yang tertinggal

Menerawang langit malam mencari episode hidup yang hilang

Mengenang kembali lelahnya hari

Mudah-mudahan disana ada kekuatan yang bisa kutemukan

Untuk melangkah mengarungi sisa perjalanan

Mudah-mudahan disana ada pelajaran yang bisa kutemukan

Untuk menasehatiku di sisa hidupku

"Menjalani Hari Kembali"

Menjalani kembali hari yang datang, memutuskan yang harus diputuskan. Kehidupan dunia merupakan perjuangan, datang dengan realitanya dan tanpa kompromi membagikan yang Allah tentukan untuk setiap komponen, sebanding tanpa pengurangan dan penambahan. Sikapilah yang harus disikapi, selesaikanlah yang harus diselesaikan, hadapilah yang harus dihadapi, terimalah yang merupakan bagian kita, lepaskanlah yang bukan diperuntukan bagi kita, mengalahlah jika itu yang terbaik, diamlah jika harus diam. Tidak perlu memaksakan diri, tidak perlu mempersulit diri. Beristirahatlah saat lelah kemudian kembalilah berjalan saat pulih.

Kehidupan dunia banyaknya adalah sedikit, adanya adalah ketiadaan. Permudahlah urusan bagi diri kita. Jika sesuatu hilang percayalah pasti ada ganti yang lebih baik, jika sesuatu luput percayalah ada yang lain diperuntukan bagi kita.

Cukuplah dengan yang datang, tentramlah dengan yang terjadi, manfaatkan untuk kebaikan sarana yang ada kemudian serahkan keputusannya kepada Yang Maha Adil.

"Kembali Merenung"

Kembali merenung mungkin itu yang harus aku lakukan, perjalanan hidupku akhir-akhir ini terasa mengalami pergeseran dari kata hatiku dahulu. Kehidupan yang melelahkan dan keras sudah aku lewati, tidak pernah bersedih dengan apa yang akan aku makan dan minum esok hari, tidak pernah risau yang menggebu-gebu dengan apa yang kehidupan hamparkan kepadaku, selalu ingin membagi senyum kepada semua yang menjadi sahabatku di kehidupan ini, selalu merasa cukup dengan rezeki hari ini, tentram dengan yang sedikit dan senantiasa menyerahkan hariku kepada kebijaksanaan Yang Maha Bijaksana.

Rasanya ada perubahan yang perlahan-lahan dari sudut pandangku tentang kehidupan. Sepertinya saat ini aku kelihatan menjadi semakin lemah menghadapi kehidupan, semakin cemas menghadapi datangnya hari esok serta semakin kuatir dengan harapan-harapanku. Rasanya mengenali diriku saat ini membuat aku malu sendiri, terasa mundur menjadi kekanak-kanakan, mengingat apa yang telah aku lakukan, apa yang telah aku sikapi dan apa yang aku putuskan membuat aku menunduk karena malu atas semua kebodohanku.

Semuanya berawal dari keinginanku untuk mendapatkan sahabat sejati dalam hidupku. Tetapi aku akhirnya terjebak dengan yang namanya rasa cinta. Dahulu aku mengira bahwa itu semua tidak perlu dipikirkan dengan berlebihan, bahwa itu semua sepertinya akan mudah apalagi niatan awalku adalah kebaikan yaitu mengikuti sunah Baginda Rosul yaitu menikah. Tetapi ketika aku memasuki tahapannya ternyata pukulan, tamparan dan jatuh terperosok membuat aku berpikir bahwa setiap tahapan baru dalam kehidupan ini membutuhkan ilmu yang baru pula sehingga tidak dapat di anggap sepele.

Aku rindu dengan ketegaranku di masa yang lalu, aku rindu dengan hatiku yang tanpa kegundahan seperti masa laluku. Ya Allah….., hamba mohon jangan hinakan hamba karena rasa cinta kepada makhluk-Mu. Ya Allah…, bimbing hamba melewati setiap tahapan hidupku agar aku tidak berbelok dari jalan-Mu yang lurus. Ya Allah…ya Robb-ku, kasihanilah dan ampunilah hamba-Mu yang lemah ini. Amiiin

Minggu, 15 Februari 2009

"11/02/2009"

Resume pengajian malam kamis, 11/02/2009.
Oleh : Ustd. Abdurrohman.

kesulitan setelah mencapai puncak akan datang kemudahan.
jangan mengukur kemampuan kita dengan kemampuan orang lain.
kunci mendapatkan kemudahan adalah berikan yang kita miliki karena taqwa kepada Allah.
banyak orang berkorban demi uang tetapi sedikit orang yang mengorbankan uang untuk dirinya.
mengapa orang selalu sulit? Karena yang ia berikan bukan karena Allah.
sesuatu yang tidak cocok dengan kita jangan berburuk sangka.
berbaik sangka itu perbuatan yang benar meskipun sangkaannya salah sebaliknya berburuk sangka itu perbuatan yang salah meskipun sangkaannya benar
segala sesuatu itu sesuai dengan sangkaan kita.
sesuatu yang di lakukan demi pahala dari Allah akan mendapat kemudahan.
jika tidak karena Allah apa yang kita usahakan tidaklah akan bermanfaat.
kita akan mendapatkan apa yang telah kita berikan.
maka memberilah karena Allah dan selalu khusnuzon kepada Allah..

"Menyerah Dengan Cinta"


Untuk Kak Fahri
Yang sedang berbahagia
Bersama isterinya
Assalamu alaikum wr. wb.
Kutulis surat ini dengan lelehan air mataku yang tiada berhenti dari detik
ke detik. Kutulis surat ini kala hati tiada lagi menahan nestapa yang menderadera
perihnya luar biasa. Kak Fahri, aku ini perempuan paling bodoh dan paling
malang di dunia. Bahwa mengandalkan orang lain sungguh tindakan paling
bodoh. Dan aku harus menelan kepahitan dan kegetiran tiada tara atas
kebodohanku itu. Kini aku didera penyesalan tiada habisnya. Semestinya aku
katakan sendiri perasaanku padamu. Dan apakah yang kini bisa kulakukan
kecuali menangisi kebodohanku sendiri. Aku berusaha membuang rasa cintaku
padamu jauh-jauh. Tapi sudah terlambat. Semestinya sejak semula aku bersikap
tegas, mencintaimu dan berterus terang lalu menikah atau tidak sama sekali. Aku
mencintaimu diam-diam selama berbulan-bulan, memeramnya dalam diri hingga
cinta itu mendarahdaging tanpa aku berani berterus terang. Dan ketika kau tahu
apa yang kurasa semuanya telah terlambat.
Kak Fahri,
Kini perempuan bodoh ini sedang berada dalam jurang penderitaannya
paling dalam. Dan jika ia tidak berterus terang maka ia akan menderita lebih
berat lagi. Perempuan bodoh ini ternyata tiada bisa membuang rasa cinta itu.
Membuangnya sama saja menarik seluruh jaringan sel dalam tubuhnya. Ia akan
binasa. Saat ini, Kak Fahri mungkin sedang dalam saat-saat paling bahagia,
namun perempuan bodoh ini berada dalam saat-saat paling menderita.
Kak Fahri,
Apakah tidak ada jalan bagi perempuan bodoh ini untuk mendapatkan
cintanya? Untuk keluar dari keperihan dan kepiluan hatinya. Bukankah ajaran
agama kita adalah ajaran penuh rahmah dan kasih sayang. Kak Fahri adalah
orang shalih dan isteri Kak Fahri yaitu Aisha adalah juga orang yang shalihah.
Bagi orang shalih semua yang tidak melanggar syariah adalah mudah.
Kak Fahri,
Sungguh maaf aku sampai hati menulis surat ini. Namun jika tidak maka
aku akan semakin menyesal dan menyesal. Bagi seorang perempuan jika ia telah
mencintai seorang pria. Maka pria itu adalah segalanya. Susah melupakan cinta
pertama apalagi yang telah menyumsum dalam tulangnya. Dan cintaku padamu
seperti itu adanya telah mendarah daging dan menyumsum dalam diriku. Jika
masih ada kesempatan mohon bukakanlah untukku untuk sedikit menghirup
manisnya hidup bersamamu. Aku tidak ingin yang melanggar syariat aku ingin
yang seiring dengan syariat. Kalian berdua orang shalih dan paham agama tentu
memahami masalah poligami. Apakah keadaan yang menimpaku tidak bisa
dimasukkan dalam keadaan darurat yang membolehkan poligami? Memang tidak
semua wanita bisa menerima poligami. Dan tenyata jika Aisha termasuk yang
tidak menerima poligami maka aku tidak akan menyalahkannya. Dan biarlah aku
mengikuti jejak puteri Zein dalam novel yang ditulis Syaikh Muhammad
Ramadhan Al Buthi yang membawa cintanya ke jalan sunyi, jalan orang-orang
sufi, setia pada yang dicintai sampai mati.
Wassalam,
Nurul Azkiya


Membaca surat Nurul Azkiya untuk Fahri benar-benar membuat aku terhenyu. Ternyata seorang Nurul Azkiya, mahasiswi Al-Azhar dan seorang ketua perkumpulan mahasiswi muslim Indonesia masih dapat tertunduk dan menyerah terhadap cinta. Sampai akhirnya dapat kupahami alasan mengapa cinta berada pada posisi tertinggi dari semua rasa. Sedih, takut, marah, benci, sulit dan semua rasa yang ada akan terkalahkan dengan rasa cinta.

"Tak Punya Rasa Takut"

“Seorang yang tidak mempunyai rasa takut sungguh ia manusia yang damai” Jiddu Khrishnamurti.
Rasa cinta telah membuat seorang menjadi penakut. Karena cinta memiliki dua sisi yaitu harap dan takut yang satu sama lain saling menjadi sebab dan akibat. Cinta membuat orang takut karena ia begitu berharap apa yang ia cintai, kemudian cinta juga membuat orang menaruh harapan yang besar karena ia begitu takut tidak memiliki yang ia cintai.
Maka sungguh merupakan sesuatu yang di luar dimensi dunia apa yang dikatakan oleh Jiddu, maka hal yang lebih mudah adalah “Jika ingin menemukan samudera yang baru, lekas tinggalkan pandanganmu dari indahnya pantai….”

Kamis, 29 Januari 2009

"23 Januari 2009"


23 januari 2009, pagi ini seperti biasa aku menghadapi rutinitasku menjalani aliran sang waktu. Mengawali hari dengan sholat subuh telat astagfirullah…., memang rasanya badanku sejak kemarin terasa meriang dan kepalaku sedikit sakit sehingga malam harinya setelah ba’da sholat isya aku minta dikerik sama ibu mungkin aku masuk angin karena biasanya jika sudah dikerik ibu masuk anginku sembuh dan alhamdulillah kondisi badanku memang agak membaik. Perjalanan menuju tempat kerja sambil mengendarai sepeda motor seperti hari-hari biasanya, pagi itu hari mendung serta jalan masih tersisa genangan air karena hujan tadi malam yang nampaknya cukup deras. Aku menengadahkan pandanganku kearah langit dan memang langit hari ini muram, kelabu sehingga mataharipun tampaknya enggan untuk segera menyelimuti hariku dengan kehangatannya. Dingin yang kurasakan, tetapi kemudian sambil terus memacu sepeda motorku tiba-tiba terlintas dalam alam pikirku hidup adalah mengulang sebagian besar hari yang telah kita lalui kemarin. Aku melihat kendaraan terus berlalu lalang, angkot-angkot yang berhenti dengan seenaknya, bus kota yang mulai menyebarkan polusi asap dari deru knalpotnya, sepeda motor yang gesit mencari celah diantara padatnya lalulintas untuk sampai ketempat kerja tidak terlambat, polisi lalulintas yang sibuk mengatur lalulintas kota tangerang yang padat kemudian toko-toko dipinggir jalan juga mulai memulai harinya, ya…. hari yang baru telah terbit. Mulailah semua sisi dan segi emosional bercampur dalam irama kehidupan, ada yang memulai hari dengan air muka yang cerah, ada yang memulai hari dengan kegelisahan, ada yang memulai dengan kemarahan, ada yang memulai dengan kesedihan, ada yang memulai dengan ketakutan dan lain-lain semuanya bersatu dalam wadah yang bernama kehidupan. Melihat begitu banyaknya orang yang berlalu-lalang pagi ini terpikir olehku kira kira apa yang terlintas dalam pikiran mereka semua, mungkin seorang diantara mereka sedang memikirkan masalahnya ditempat kerja, memikirkan masalah keuangan atau memikirkan masa lalunya atau juga memikirkan tentang keluarganya, entahlah mungkin sama seperti diriku sejenak berpikir masalah pekerjaan, tiba-tiba ketika melihat anak-anak berseragam sekolah teringat masa bersekolah dahulu kemudian melihat seorang polisi cepe’ yang sudah berumur lanjut aku jadi teringat almarhum kakek, tapi terkadang aku lebih suka melemparkan pandanganku sesekali kearah dedaunan karena itu membuat hatiku tentram dan tempat yang paling aku sukai adalah ketika melewati pinggir sungai cisadane karena disitu banyak penjual tanaman bunga taman.
Apapun itu ternyata sedikit sekali aku mengingat Allah, terkadang kita tidak sempat terpikirkan siapa yang menciptakan semua drama kehidupan yang begitu terkonsep, kita lupa menyadari siapa yang menciptakan semua yang kita lihat, dengar dan rasakan. Mungkin begitulah kelak kita baru tersadar ketika kita hendak menghadapi akhir kehidupan kita, datang dengan tiba-tiba dan mengejutkan kita. Wallahu’alam

"Mengenang Masa Kecilku"

Mengenang masa kecilku terkadang membuat air mataku menetes, bukan karena aku terlalu cengeng untuk menghadapi kehidupan tapi karena terkenang akan nenekku yang sungguh sangat menyayangiku. Mbo tuo aku memanggilnya yang dalam bahasa jawa itu berarti nenek atau nek, entah mengapa aku merasa ialah satu-satunya orang yang memberikan kadar cintanya tertinggi dibandingkan dengan semua orang yang pernah aku kenal, ia hampir tidak pernah marah kepadaku dan aku bersama mbakku(kakak perempuanku) memang sudah dibawah pengasuhannya sejak aku balita tepatnya di daerah klaten, jawa tengah. Hari demi hari aku habiskan dibawah asuhan tangan tuanya, terkadang ia mencari daun jati, terkadang ia mencari kayu bakar, terkadang ia mencari bunga pohon eucatiptus yang hasilnya ia jual hanya untuk sekedar makan hari ini. Tubuh rentanya dibalut dengan semangat juang untuk terus menghadapi apa yang kehidupan sodorkan kepadanya, raut mukanya menyiratkan ketabahan akan tempaan kehidupan, bungkuk tubuhnya menyiratkan beratnya beban yang ia pikul dalam hidupnya, rambut putihnya menyiratkan bukti akan lelahnya menghadapi sang waktu, tertunduk aku mengenangnya kemudian terbesit dalam hati sebuah doa, “Ya…Allah beliau sudah merasakan getirnya kehidupan dunia maka perkenankanlah untuk merasakan manisnya kehidupan akhirat”.
Kalau malam mulai menyelimuti, ia mengunyah daun sirih sembari membereskan apa yang bisa ia jual besok untuk menyambung datangnya hari, kalau aku terjaga dari tidurku satu kata yang masih terus kukenang yaitu, “Ge’ turu o le’, ta tunggoni” yang berarti tidurlah cu, saya tungguin…. Pagi-pagi sekali tubuh tuanya sudah menggendong apa yang akan ia jual kepasar, pulang dari pasar ia sudah membawa nasi bungkus untuk sarapan dan memberikan uang jajan untukku dan mbakku, biasanya kami diberi 50 rupiah, 25 untuk mbakku 25 untukku.
Terkadang aku terlalu malu, mbo tuo menghadapi seberat apapun yang kehidupan berikan kepadanya, tetapi aku terlalu lemah hanya sekedar untuk menghadapi masalah yang jauh lebih sepele dari yang dihadapinya. Mbo tuo masih mampu memberikan cintanya yang begitu besar walaupun sedikit sekali ia menerima cinta dari orang lain dalam kehidupan ini. Ya Allah izinkan aku untuk sekedar memberikan baktiku sebelum semuanya terlambat…

Kamis, 22 Januari 2009

"Catatan Di Kamar Kostku Yang Terlewatkan"


Pada malam sabtu yang hampa ini, aku sendiri dikamarku. Kamar ku yang dahulu waktu aku bersama Udin memulai suatu babak kehidupan disuatu persimpangan yang bernama poltek GT. Dahulu aku sering bercerita dan berbagi tentang arti, makna dan maksud kita ada dikehidupan ini. Siang yang terik galau kita lalui saat berjalan kekantin, kebingungan dan kekuatiran tentang pelajaran dan apapun itu dikampus menekanku. Sekarang aku bersama Hendra anak elektro yang sebenarnya sudah lama kukenal. Iapun mempunyai jalan hidup yang berliku pula sehingga aku juga dapat teman yang dapat diajak diskusi tentang kehidupan.
Sambil mendengarkan radio Sonora aku terus menulis. Saat ini pikiranku melayang kedalam relung yang aku terasa asing baginya. Bagaimanapun aku masih ada di kehidupan ini entah kapan dan dimana kehidupanku berhenti dan akan diminta tanggungjawabku atas kehidupan yang kujalani, aku serahkan pada kebijaksanaan pada Yang Maha Bijaksana. Dan aku minta dikasihani kepada Yang Maha Pengasih, Allah. Tidak ada dayaku dan apapun kemampuan yang aku miliki semua terserah kepada Engkau ya Allah. Sepertinya didepan akan sangat aneh bagiku tapi aku hanya dapat berharap dan berusaha sebaiknya untuk tidak melanggar perintah-Mu

Kamis, 15 Januari 2009

"Eksakta Hidup"


Hidup sebenarnya adalah ilmu eksakta, ia merupakan suatu sistem yang sempurna dan sangat teliti. Persamaan dasarnya adalah sesuatu yang baik dan benar tidak akan membuat kita hina dan salah sebaliknya kita tidak akan mencapai sesuatu yang baik dan benar dengan sesuatu yang hina dan salah. Merenunglah semua yang telah kita lakukan, ingatlah kembali semua yang kita lalui kemudian jujurlah pada diri kita serta mengakulah andai kita temukan dalam persamaan kehidupan yang sedang kita selesaikan sesuatu yang salah dan hina. Telitilah kembali sebelum kita benar-benar di buat menderita karena persamaan kehidupan kita akan menghasilkan sama dengan yang salah dan hina andai disana terdapat sesuatu yang salah dan hina.
Teman…., lebih baik kita mengaku sekarang sebelum kita dipaksa mengaku oleh Allah, sebelum kita dibenturkan, sebelum kita diseret, sebelum kita dijatuhkan hingga kedasar yang lukanya sulit disembuhkan. Andaikan ada niatan kita yang tidak ikhlas karena Allah perbaikilah sekarang mulailah lagi mengerjakan persamaan kehidupan dari awal kembali serta jangan ragu untuk menghentikan persamaan yang sudah salah hanya karena kita sudah terlalu jauh mengerjakannya, hentikanlah sekarang karena hasilnya sudah pasti kesalahan. Teman…, jangan khawatir itu lebih baik ketimbang kita memaksakan sesuatu yang salah kalau tidak sesuatu yang salah itu kelak akan menghantam kita dan meninggalkan luka kehidupan yang menyakitkan. Jangan sekali-kali memaksakan dengan membuat tipu daya karena Allah Maha Mengetahui lipatan hati kita yang paling tersembunyi, Dia akan membalasnya dengan membuka serta memperlihatkan kebodohan kita, mempermalukan di hadapan orang lain lalu membuat kita menjadi hina sehingga yang akan kita rasakan merupakan sakit yang kian bertambah.
Astagfirullah…., mohonlah ampun kepada Allah mudah-mudahan Allah mengampuni. Ya Allah….., Engkau tau niatanku tidak murni karena Engkau Ya Robb, sehingga Engkau peringatkan diriku dengan tamparan berkali-kali. Ya Robb begitu sakit tamparan-Mu tetapi terimakasih Engkau telah mengingatkanku sebelum aku benar-benar jatuh. Ya Robb bimbinglah hamba-Mu ini untuk menjalani kehidupan ini dengan sesuatu yang baik dan benar bukan sesuatu yang hina dan salah. Amin..

"Cinta = .....?"

Cinta adalah…..?
Dapat melemahkan, dapat menguatkan??
-------------------------------------
Mencintai, di cintai fitrah manusia
Setiap insan di dunia akan merasakannya
Indah ceria kadang merana itulah rasa cinta
Berlindunglah pada Allah dari cinta palsu
Melalaikan manusia hingga berpaling dari-Nya
Menipu daya dan melenakan
Sadarilah wahai kawan.....

"Koreksi Diri"




Apapun yang kita jalani dan lewati semuanya tergantung dari niat kita. Kawan…., sebaiknya teliti kembali niat kita sebelum kita mulai melangkah, andaikata niat kita tidak karena Allah maka dipastikan kita akan dikecewakan dengan apa yang kita niatkan tersebut. Jangan terperdaya dengan tampakan luar karena jika itu yang kita tuju maka kita berjalan kearah tujuan yang salah.

Minggu, 04 Januari 2009

"Purwakarta 03/01/2009"



Purwakarta, 03/01/2009.

seseorang mulai mengisi relung hatiku.
Bayang indah wajahnya lambat tapi pasti mulai menghiasi setiap lamunanku


Mengingat senyumannya membuat frekwensi detak jantungku bertambah.
Aku sungguh tidak bisa mendefinisikan perasaanku tentangnya.
Hariku seakan-akan hampa ketika paras cantiknya mendatangi hayalku
Menunggu rona wajah yang indah itu dapat kulihat lagi.
Tak sabar rasanya untuk sekedar melihat ia tersenyum.



Ingin hati selalu didekat dan menemaninya.
Hal yang sulit kuhadapi tentangnya sejak nama itu terpendam dihatiku.



Ia bukanlah mawar merah yang keindahannya menyilaukan mata.
Tapi ia adalah melati putih yang membuat tentram ketika aku memandangnya



Aku hanya tak tau apa yang harus aku lakukan.
Ingin rasanya lebih mendekat dengannya tapi aku terlalu khawatir itu membuat ia menjauh dariku.



Ingin rasanya menyampaikan yang terpendam tapi aku terlalu khawatir itu akan membuat ia merasa tidak nyaman.



Andai saja ia mengetahui, mengerti dan memahami apa yang terlintas dalam benakku.



Andai ia tau sungguh aku sangat ingin menjadi sahabat sejati dalam hidupnya.



Andai ia tau bahwa benar adanya aku bersungguh-sungguh ingin bersama dan menemaninya.



Andai ia tau betapa inginnya aku akan kehadirannya dalam sisa hidupku.



Dan memang sungguh benar begitulah adanya.
Kemudian aku hanya dapat menengadahkan tangan seraya berdoa,
“Ya Allah mudah-mudahan ia yang terbaik yang engkau pilihkan untukku. Ya Allah mudah-mudahan ia adalah jawaban atas doaku, amiin”


"Harapan 1430"

Aku ingin mengawali tahun 1430 dengan harapan kiranya Allah memberikan yang terbaik dari sisa umurku kelak, aku ingin lebih memahami hakekat kehidupan, aku ingin agar kiranya Allah Dzat Yang membolak-balik hati berkenan untuk membalikkan hatiku untuk senantisa dalam keimanan dan ketaqwaan yang terus bertambah, aku ingin tahun depan Allah memberikanku kelezatan Iman dan kesenangan dalam beribadah kepada-Nya, aku ingin agar setiap gerak dan diamku selalu dalam keridhoan-Nya, aku ingin kiranya Allah sudi untuk mengasihiku agar Dia selalu menjagaku untuk tidak bermaksiat kepada-Nya, aku ingin kesalahan-kesalahan ku yang tak terhitung dimasa lalu dengan penuh harapan memohon kiranya Allah sudi mengampuni seluruhnya tanpa terkecuali, serta dengan kerendahan hati dan penghambaan yang penuh agar kiranya Allah senantiasa menjagaku untuk tidak mengulanginya kembali karena aku terlalu malu jika harus memohon ampun atas kesalahan yang sama. Ya Allah aku sungguh malu jika harus menyebutkan seluruh dosa-dosa serta kesalahanku yang sungguhpun Engkau Yang Maha Mulia rasanya tidak pantas aku laporkan dosa yang sungguh tidak sanggup aku mengatakannya. Ya Allah Engkau mengetahuinya maka kiranya Engkau sudi untuk mengampuninya sungguhpun aku tak pantas Engkau Ampuni tapi jika Engkau tidak mengampuniku kepada siapa lagi aku memohon Ampun.
Aku ingin jikalau Allah masih memberikanku kesempatan untuk hidup, aku punya harapan agar kiranya Allah memberikan keberkahan dari umurku sehingga bisa lebih bermanfaat untuk banyak orang, bermanfaat untuk Ibuku, untuk keluargaku, untuk semuanya. Ditahun 1430 ini jikalau Allah berkenan aku ingin kiranya Engkau sudi untuk mempertemukanku dengan sahabat sejati yang terbaik menurut Engkau ya Allah, betapapun aku begitu malu untuk memintanya tapi aku sadar tidak ada lagi bagiku tempat mengadu dan meminta selain Engkau ya Allah yang tidak akan pernah mengecewakan hamba-hamba-Mu. Ya Allah sungguh malu aku untuk meminta lebih karena terlalu seringnya aku mengkhianati-Mu.
Tapi seandainya Engkau mencukupkan umurku sampai tahun ini, sungguh aku bersimpuh mengiba dihadapan keharibaan-Mu jadikanlah akhir hayatku dalam keadaan aku telah bertobat kepada-Mu, dalam keadaan taat kepada-Mu dan dalam keadaan khusnulkhotimah. Amiin…

"Jangan Terpaku"


Janganlah kita terpaku dengan semua jalan pikiran yang sempit sehingga kita melupakan anugerah Allah yang Maha Mengagumkan. Betapapun sulitnya jalan hidup yang kita tempuh tidak sebading dengan curahan kasih sayang yang Allah berikan disegenap sisi kehidupan kita. Lupakan sejenak segala kepenatan akan lelahnya hari yang kita jalani kemudian alihkan sejenak perhatian kita untuk menghirup udara pagi yang menyegarkan seluruh sendi-sendi kita, tataplah menerawang langit sore dengan lembayung merahnya lalu telitilah setiap sudut cakrawala, merupakan obat dari kegundahan akan peliknya masalah hari ini. Atau lemparkan pandangan anda kepada indahnya langit malam, sungguh merupakan maha karya yang tak terukur nilai estetikanya.
Sahabat …., terkadang hidup memang membuat kita harus merasakan gundah gulana, kesedihan bahkan kadang kala kita dipaksa meneteskan airmata. Maka pastikan saat itu semua terjadi jernihkan hati kita untuk melihat dengan seksama karyacipta Allah yang Maha Indah berikut renungkanlah semuanya itu tercipta begitu seimbang dengan perhitungan ketelitian tingkat tinggi. Semuanya ada dengan indahnya, dengan serasinya, juga dengan seluruh fungsinya yang saling menguatkan sehingga kehidupan masih dapat mengalir sampai hari ini, sehingga tidak sebanding dengan sesulit apapun masalah yang sedang kita hadapi. Nikmati semuanya selama mata kita masih dapat melihat dan tubuh kita masih sehat, jangan kita tunggu ketika pandangan kita sudah lamur juga kedua kaki kita sudah tak mampu lagi menyangga tubuh kita..