RSS

Kamis, 29 Januari 2009

"23 Januari 2009"


23 januari 2009, pagi ini seperti biasa aku menghadapi rutinitasku menjalani aliran sang waktu. Mengawali hari dengan sholat subuh telat astagfirullah…., memang rasanya badanku sejak kemarin terasa meriang dan kepalaku sedikit sakit sehingga malam harinya setelah ba’da sholat isya aku minta dikerik sama ibu mungkin aku masuk angin karena biasanya jika sudah dikerik ibu masuk anginku sembuh dan alhamdulillah kondisi badanku memang agak membaik. Perjalanan menuju tempat kerja sambil mengendarai sepeda motor seperti hari-hari biasanya, pagi itu hari mendung serta jalan masih tersisa genangan air karena hujan tadi malam yang nampaknya cukup deras. Aku menengadahkan pandanganku kearah langit dan memang langit hari ini muram, kelabu sehingga mataharipun tampaknya enggan untuk segera menyelimuti hariku dengan kehangatannya. Dingin yang kurasakan, tetapi kemudian sambil terus memacu sepeda motorku tiba-tiba terlintas dalam alam pikirku hidup adalah mengulang sebagian besar hari yang telah kita lalui kemarin. Aku melihat kendaraan terus berlalu lalang, angkot-angkot yang berhenti dengan seenaknya, bus kota yang mulai menyebarkan polusi asap dari deru knalpotnya, sepeda motor yang gesit mencari celah diantara padatnya lalulintas untuk sampai ketempat kerja tidak terlambat, polisi lalulintas yang sibuk mengatur lalulintas kota tangerang yang padat kemudian toko-toko dipinggir jalan juga mulai memulai harinya, ya…. hari yang baru telah terbit. Mulailah semua sisi dan segi emosional bercampur dalam irama kehidupan, ada yang memulai hari dengan air muka yang cerah, ada yang memulai hari dengan kegelisahan, ada yang memulai dengan kemarahan, ada yang memulai dengan kesedihan, ada yang memulai dengan ketakutan dan lain-lain semuanya bersatu dalam wadah yang bernama kehidupan. Melihat begitu banyaknya orang yang berlalu-lalang pagi ini terpikir olehku kira kira apa yang terlintas dalam pikiran mereka semua, mungkin seorang diantara mereka sedang memikirkan masalahnya ditempat kerja, memikirkan masalah keuangan atau memikirkan masa lalunya atau juga memikirkan tentang keluarganya, entahlah mungkin sama seperti diriku sejenak berpikir masalah pekerjaan, tiba-tiba ketika melihat anak-anak berseragam sekolah teringat masa bersekolah dahulu kemudian melihat seorang polisi cepe’ yang sudah berumur lanjut aku jadi teringat almarhum kakek, tapi terkadang aku lebih suka melemparkan pandanganku sesekali kearah dedaunan karena itu membuat hatiku tentram dan tempat yang paling aku sukai adalah ketika melewati pinggir sungai cisadane karena disitu banyak penjual tanaman bunga taman.
Apapun itu ternyata sedikit sekali aku mengingat Allah, terkadang kita tidak sempat terpikirkan siapa yang menciptakan semua drama kehidupan yang begitu terkonsep, kita lupa menyadari siapa yang menciptakan semua yang kita lihat, dengar dan rasakan. Mungkin begitulah kelak kita baru tersadar ketika kita hendak menghadapi akhir kehidupan kita, datang dengan tiba-tiba dan mengejutkan kita. Wallahu’alam

"Mengenang Masa Kecilku"

Mengenang masa kecilku terkadang membuat air mataku menetes, bukan karena aku terlalu cengeng untuk menghadapi kehidupan tapi karena terkenang akan nenekku yang sungguh sangat menyayangiku. Mbo tuo aku memanggilnya yang dalam bahasa jawa itu berarti nenek atau nek, entah mengapa aku merasa ialah satu-satunya orang yang memberikan kadar cintanya tertinggi dibandingkan dengan semua orang yang pernah aku kenal, ia hampir tidak pernah marah kepadaku dan aku bersama mbakku(kakak perempuanku) memang sudah dibawah pengasuhannya sejak aku balita tepatnya di daerah klaten, jawa tengah. Hari demi hari aku habiskan dibawah asuhan tangan tuanya, terkadang ia mencari daun jati, terkadang ia mencari kayu bakar, terkadang ia mencari bunga pohon eucatiptus yang hasilnya ia jual hanya untuk sekedar makan hari ini. Tubuh rentanya dibalut dengan semangat juang untuk terus menghadapi apa yang kehidupan sodorkan kepadanya, raut mukanya menyiratkan ketabahan akan tempaan kehidupan, bungkuk tubuhnya menyiratkan beratnya beban yang ia pikul dalam hidupnya, rambut putihnya menyiratkan bukti akan lelahnya menghadapi sang waktu, tertunduk aku mengenangnya kemudian terbesit dalam hati sebuah doa, “Ya…Allah beliau sudah merasakan getirnya kehidupan dunia maka perkenankanlah untuk merasakan manisnya kehidupan akhirat”.
Kalau malam mulai menyelimuti, ia mengunyah daun sirih sembari membereskan apa yang bisa ia jual besok untuk menyambung datangnya hari, kalau aku terjaga dari tidurku satu kata yang masih terus kukenang yaitu, “Ge’ turu o le’, ta tunggoni” yang berarti tidurlah cu, saya tungguin…. Pagi-pagi sekali tubuh tuanya sudah menggendong apa yang akan ia jual kepasar, pulang dari pasar ia sudah membawa nasi bungkus untuk sarapan dan memberikan uang jajan untukku dan mbakku, biasanya kami diberi 50 rupiah, 25 untuk mbakku 25 untukku.
Terkadang aku terlalu malu, mbo tuo menghadapi seberat apapun yang kehidupan berikan kepadanya, tetapi aku terlalu lemah hanya sekedar untuk menghadapi masalah yang jauh lebih sepele dari yang dihadapinya. Mbo tuo masih mampu memberikan cintanya yang begitu besar walaupun sedikit sekali ia menerima cinta dari orang lain dalam kehidupan ini. Ya Allah izinkan aku untuk sekedar memberikan baktiku sebelum semuanya terlambat…

Kamis, 22 Januari 2009

"Catatan Di Kamar Kostku Yang Terlewatkan"


Pada malam sabtu yang hampa ini, aku sendiri dikamarku. Kamar ku yang dahulu waktu aku bersama Udin memulai suatu babak kehidupan disuatu persimpangan yang bernama poltek GT. Dahulu aku sering bercerita dan berbagi tentang arti, makna dan maksud kita ada dikehidupan ini. Siang yang terik galau kita lalui saat berjalan kekantin, kebingungan dan kekuatiran tentang pelajaran dan apapun itu dikampus menekanku. Sekarang aku bersama Hendra anak elektro yang sebenarnya sudah lama kukenal. Iapun mempunyai jalan hidup yang berliku pula sehingga aku juga dapat teman yang dapat diajak diskusi tentang kehidupan.
Sambil mendengarkan radio Sonora aku terus menulis. Saat ini pikiranku melayang kedalam relung yang aku terasa asing baginya. Bagaimanapun aku masih ada di kehidupan ini entah kapan dan dimana kehidupanku berhenti dan akan diminta tanggungjawabku atas kehidupan yang kujalani, aku serahkan pada kebijaksanaan pada Yang Maha Bijaksana. Dan aku minta dikasihani kepada Yang Maha Pengasih, Allah. Tidak ada dayaku dan apapun kemampuan yang aku miliki semua terserah kepada Engkau ya Allah. Sepertinya didepan akan sangat aneh bagiku tapi aku hanya dapat berharap dan berusaha sebaiknya untuk tidak melanggar perintah-Mu

Kamis, 15 Januari 2009

"Eksakta Hidup"


Hidup sebenarnya adalah ilmu eksakta, ia merupakan suatu sistem yang sempurna dan sangat teliti. Persamaan dasarnya adalah sesuatu yang baik dan benar tidak akan membuat kita hina dan salah sebaliknya kita tidak akan mencapai sesuatu yang baik dan benar dengan sesuatu yang hina dan salah. Merenunglah semua yang telah kita lakukan, ingatlah kembali semua yang kita lalui kemudian jujurlah pada diri kita serta mengakulah andai kita temukan dalam persamaan kehidupan yang sedang kita selesaikan sesuatu yang salah dan hina. Telitilah kembali sebelum kita benar-benar di buat menderita karena persamaan kehidupan kita akan menghasilkan sama dengan yang salah dan hina andai disana terdapat sesuatu yang salah dan hina.
Teman…., lebih baik kita mengaku sekarang sebelum kita dipaksa mengaku oleh Allah, sebelum kita dibenturkan, sebelum kita diseret, sebelum kita dijatuhkan hingga kedasar yang lukanya sulit disembuhkan. Andaikan ada niatan kita yang tidak ikhlas karena Allah perbaikilah sekarang mulailah lagi mengerjakan persamaan kehidupan dari awal kembali serta jangan ragu untuk menghentikan persamaan yang sudah salah hanya karena kita sudah terlalu jauh mengerjakannya, hentikanlah sekarang karena hasilnya sudah pasti kesalahan. Teman…, jangan khawatir itu lebih baik ketimbang kita memaksakan sesuatu yang salah kalau tidak sesuatu yang salah itu kelak akan menghantam kita dan meninggalkan luka kehidupan yang menyakitkan. Jangan sekali-kali memaksakan dengan membuat tipu daya karena Allah Maha Mengetahui lipatan hati kita yang paling tersembunyi, Dia akan membalasnya dengan membuka serta memperlihatkan kebodohan kita, mempermalukan di hadapan orang lain lalu membuat kita menjadi hina sehingga yang akan kita rasakan merupakan sakit yang kian bertambah.
Astagfirullah…., mohonlah ampun kepada Allah mudah-mudahan Allah mengampuni. Ya Allah….., Engkau tau niatanku tidak murni karena Engkau Ya Robb, sehingga Engkau peringatkan diriku dengan tamparan berkali-kali. Ya Robb begitu sakit tamparan-Mu tetapi terimakasih Engkau telah mengingatkanku sebelum aku benar-benar jatuh. Ya Robb bimbinglah hamba-Mu ini untuk menjalani kehidupan ini dengan sesuatu yang baik dan benar bukan sesuatu yang hina dan salah. Amin..

"Cinta = .....?"

Cinta adalah…..?
Dapat melemahkan, dapat menguatkan??
-------------------------------------
Mencintai, di cintai fitrah manusia
Setiap insan di dunia akan merasakannya
Indah ceria kadang merana itulah rasa cinta
Berlindunglah pada Allah dari cinta palsu
Melalaikan manusia hingga berpaling dari-Nya
Menipu daya dan melenakan
Sadarilah wahai kawan.....

"Koreksi Diri"




Apapun yang kita jalani dan lewati semuanya tergantung dari niat kita. Kawan…., sebaiknya teliti kembali niat kita sebelum kita mulai melangkah, andaikata niat kita tidak karena Allah maka dipastikan kita akan dikecewakan dengan apa yang kita niatkan tersebut. Jangan terperdaya dengan tampakan luar karena jika itu yang kita tuju maka kita berjalan kearah tujuan yang salah.

Minggu, 04 Januari 2009

"Purwakarta 03/01/2009"



Purwakarta, 03/01/2009.

seseorang mulai mengisi relung hatiku.
Bayang indah wajahnya lambat tapi pasti mulai menghiasi setiap lamunanku


Mengingat senyumannya membuat frekwensi detak jantungku bertambah.
Aku sungguh tidak bisa mendefinisikan perasaanku tentangnya.
Hariku seakan-akan hampa ketika paras cantiknya mendatangi hayalku
Menunggu rona wajah yang indah itu dapat kulihat lagi.
Tak sabar rasanya untuk sekedar melihat ia tersenyum.



Ingin hati selalu didekat dan menemaninya.
Hal yang sulit kuhadapi tentangnya sejak nama itu terpendam dihatiku.



Ia bukanlah mawar merah yang keindahannya menyilaukan mata.
Tapi ia adalah melati putih yang membuat tentram ketika aku memandangnya



Aku hanya tak tau apa yang harus aku lakukan.
Ingin rasanya lebih mendekat dengannya tapi aku terlalu khawatir itu membuat ia menjauh dariku.



Ingin rasanya menyampaikan yang terpendam tapi aku terlalu khawatir itu akan membuat ia merasa tidak nyaman.



Andai saja ia mengetahui, mengerti dan memahami apa yang terlintas dalam benakku.



Andai ia tau sungguh aku sangat ingin menjadi sahabat sejati dalam hidupnya.



Andai ia tau bahwa benar adanya aku bersungguh-sungguh ingin bersama dan menemaninya.



Andai ia tau betapa inginnya aku akan kehadirannya dalam sisa hidupku.



Dan memang sungguh benar begitulah adanya.
Kemudian aku hanya dapat menengadahkan tangan seraya berdoa,
“Ya Allah mudah-mudahan ia yang terbaik yang engkau pilihkan untukku. Ya Allah mudah-mudahan ia adalah jawaban atas doaku, amiin”


"Harapan 1430"

Aku ingin mengawali tahun 1430 dengan harapan kiranya Allah memberikan yang terbaik dari sisa umurku kelak, aku ingin lebih memahami hakekat kehidupan, aku ingin agar kiranya Allah Dzat Yang membolak-balik hati berkenan untuk membalikkan hatiku untuk senantisa dalam keimanan dan ketaqwaan yang terus bertambah, aku ingin tahun depan Allah memberikanku kelezatan Iman dan kesenangan dalam beribadah kepada-Nya, aku ingin agar setiap gerak dan diamku selalu dalam keridhoan-Nya, aku ingin kiranya Allah sudi untuk mengasihiku agar Dia selalu menjagaku untuk tidak bermaksiat kepada-Nya, aku ingin kesalahan-kesalahan ku yang tak terhitung dimasa lalu dengan penuh harapan memohon kiranya Allah sudi mengampuni seluruhnya tanpa terkecuali, serta dengan kerendahan hati dan penghambaan yang penuh agar kiranya Allah senantiasa menjagaku untuk tidak mengulanginya kembali karena aku terlalu malu jika harus memohon ampun atas kesalahan yang sama. Ya Allah aku sungguh malu jika harus menyebutkan seluruh dosa-dosa serta kesalahanku yang sungguhpun Engkau Yang Maha Mulia rasanya tidak pantas aku laporkan dosa yang sungguh tidak sanggup aku mengatakannya. Ya Allah Engkau mengetahuinya maka kiranya Engkau sudi untuk mengampuninya sungguhpun aku tak pantas Engkau Ampuni tapi jika Engkau tidak mengampuniku kepada siapa lagi aku memohon Ampun.
Aku ingin jikalau Allah masih memberikanku kesempatan untuk hidup, aku punya harapan agar kiranya Allah memberikan keberkahan dari umurku sehingga bisa lebih bermanfaat untuk banyak orang, bermanfaat untuk Ibuku, untuk keluargaku, untuk semuanya. Ditahun 1430 ini jikalau Allah berkenan aku ingin kiranya Engkau sudi untuk mempertemukanku dengan sahabat sejati yang terbaik menurut Engkau ya Allah, betapapun aku begitu malu untuk memintanya tapi aku sadar tidak ada lagi bagiku tempat mengadu dan meminta selain Engkau ya Allah yang tidak akan pernah mengecewakan hamba-hamba-Mu. Ya Allah sungguh malu aku untuk meminta lebih karena terlalu seringnya aku mengkhianati-Mu.
Tapi seandainya Engkau mencukupkan umurku sampai tahun ini, sungguh aku bersimpuh mengiba dihadapan keharibaan-Mu jadikanlah akhir hayatku dalam keadaan aku telah bertobat kepada-Mu, dalam keadaan taat kepada-Mu dan dalam keadaan khusnulkhotimah. Amiin…

"Jangan Terpaku"


Janganlah kita terpaku dengan semua jalan pikiran yang sempit sehingga kita melupakan anugerah Allah yang Maha Mengagumkan. Betapapun sulitnya jalan hidup yang kita tempuh tidak sebading dengan curahan kasih sayang yang Allah berikan disegenap sisi kehidupan kita. Lupakan sejenak segala kepenatan akan lelahnya hari yang kita jalani kemudian alihkan sejenak perhatian kita untuk menghirup udara pagi yang menyegarkan seluruh sendi-sendi kita, tataplah menerawang langit sore dengan lembayung merahnya lalu telitilah setiap sudut cakrawala, merupakan obat dari kegundahan akan peliknya masalah hari ini. Atau lemparkan pandangan anda kepada indahnya langit malam, sungguh merupakan maha karya yang tak terukur nilai estetikanya.
Sahabat …., terkadang hidup memang membuat kita harus merasakan gundah gulana, kesedihan bahkan kadang kala kita dipaksa meneteskan airmata. Maka pastikan saat itu semua terjadi jernihkan hati kita untuk melihat dengan seksama karyacipta Allah yang Maha Indah berikut renungkanlah semuanya itu tercipta begitu seimbang dengan perhitungan ketelitian tingkat tinggi. Semuanya ada dengan indahnya, dengan serasinya, juga dengan seluruh fungsinya yang saling menguatkan sehingga kehidupan masih dapat mengalir sampai hari ini, sehingga tidak sebanding dengan sesulit apapun masalah yang sedang kita hadapi. Nikmati semuanya selama mata kita masih dapat melihat dan tubuh kita masih sehat, jangan kita tunggu ketika pandangan kita sudah lamur juga kedua kaki kita sudah tak mampu lagi menyangga tubuh kita..