RSS

Rabu, 25 November 2009

"20 November 2009"

Sabtu, hari ke-20 November 2009 aku baru beranjak terjaga dari tidurku saat jam berdetak hendak menuju angka 10, memang pagi tadi udara begitu dingin lebih dingin dari biasanya suhu kota tangerang yang walaupun disirami hujan tetap terasa panas. Seusai sholat subuh di musholah dekat rumah kembali kurebahkan tubuhku walaupun masih kukenakan baju koko dan sarung…”ah dingin sekali” gumamku.
Tak terasa hari sudah hendak beranjak siang saat aku kembali menghalau rasa malasku. Seperti biasanya hari sabtu adalah hari libur, untuk ku yang masih sendiri walaupun usiaku sudah menginjak tahun ke 27 dari perjalanan hidup, sabtu masih seperti sabtu yang kemarin tidak banyak yang berubah. Tidak ada hal yang khusus karena memang alur hidupku saat ini masih mengalir dan belum menemukan persimpangan baru. Hal yang biasa terlintas dalam alam pikirku seperti sabtu yang sudah lewat diantaranya adalah teringat sahabat-sahabatku yang telah mampir di setiap episode hidupku. Kali ini aku teringat dengan 3 orang teman yang pernah menjadi teman satu kamar kost sewaktu masih menjalani waktu bersama di politeknik gajah tunggal.
Udin…, sebuah nama yang tidak akan lepas dari kisah hidupku. Pendiam, pemikir, suka merenung juga tegar serta tenang menghadapi situasi sepelik apapun. Sebenarnya ia adalah teman satu STM juga teman waktu masih sama-sama bekerja di PT. KGD, tapi aku tidak begitu akrap mengenalnya itu hal yang wajar karena Udin adalah seorang pribadi yang tertutup dan hatinya sungguh sedalam palung. Mungkin ia tidak akan pernah mengeluhkan serta menceritakan sesulit apapun yang ia alami kecuali kepada orang yang benar-benar ia percayai, bahkan sampai hampir beberapa bulan aku satu kamar dan menjalani hari-hari bersamanya aku hanya sedikit memahami jalan pikirnya. Tetapi seiring berjalannya waktu dan kebersamaan kami, akhirnya ia mulai membuka diri dengan setiap lika-liku perjalanan hidupnya juga karena aku mulai terbuka dengan perjalanan kisah hidupku. Awal perjuangan hidupku di gajah tunggal adalah bersamanya, sungguh kisah yang tak pernah terlupakan dari benakku.. dari mulai pagi bangun sholat subuh dalam keadaan tubuh letih karena terkuras energinya untuk soal-soal matakuliah tanpa di tunjang gizi yang mencukupi. Biasanya udin yang pertama bangun pagi selesai sholat dan bertadarus biasanya kami mencuci perabot memasak nasi, menu hampir di sebagian besar pagi kami adalah mie 100 karena harganya murah tetapi ukurannya besar + nasi yang tadi di masak. Nasi kami letakkan dalam bakul plastic kemudian kami bagi menjadi empat bagian, dua bagian untuk makan pagi ini aku bersama Udin kemudian dua lagi untuk makan nanti sore. Kalo sore biasanya kami hanya membeli sayur tahu 1000 rupiah + goreng tempe 1000 rupiah untuk lauk nasi tadi pagi yang sudah mulai mengering, ..ah..kebersamaan yang luar biasa din!
Sampai saat semester kedua ia hampir DO karena nilai-nilainya yang kurang maka aku mendesaknya untuk pindah ke asrama karena di sana banyak teman-teman yang pandai dan mampu membantu di setiap matakuliahnya utamanya ilmu eksakta. Akhirnya aku ditinggal sendiri di kamar kostku tapi mudah-mudahan itulah yang terbaik untuk kelanjutan kuliahnya daripada harus terus bersamaku yang tak mampu banyak membantunya.
Ternyata aku mendapati bahwa sahabatku ini seorang yang tegar setegar karang juga sabar sesabar pohon besar yang rindang walaupun sungguh terjal dan pelik setiap episode hidupnya. Kemudian aku baru sadar mendapatkan sahabat yang luarbiasa dan mampu menasehatiku bukan dengan lisannya tetapi dengan sikapnya terhadap sesulit apapun kisah hidupnya bahkan sampai menjelang hari pernikahannya tetap saja cobaan kehidupan menghampar terjal dihadapannya. Ia bersama ibunda tercintanya mengalami kecelakaan, akupun tak mampu menahan air mataku. Tetapi mengiringi langkah barunya aku sempat berdoa dalam hati ketika menyaksikan kondisi penuh luka ditubuh ibunda juga tuduhnya, “Ya Allah mudah-mudahan ini awal kebahagiaan eluh, din” sungguh malam itu selepas beranjak dari rumahnya, air mataku mengalir seiring kupacu motor cb-ku. Alhamdulillah kini ia telah berkeluarga, sehingga setiap aku berjumpa dengannya sekarang ia memperlihatkan air muka kebahagiaan. Sudah di karunia seorang putra seganteng om-nya (maksudnya aku…h3..). mudah-mudahan benar adanya bahwa itulah awal kebahagiaan eluh din..(bersambung..)

Senin, 16 November 2009

"Kembali Menata Hati"

Kembali menata hati mungkin yang harus kita lakukan karena dalam hidup dan kehidupan ini hati seringkali terkena distorsi, juga kegersangan yang membuat kita letih melangkah kehadapan. Di saat hati ita mulai hampa dan gundah pastilah kita telah salah melangkah yang membuat kita dalam kebingungan, letih karena kita menjauhi arah yang harusnya menjadi tujuan. Sahabat.., sebagai seorang muslim didalam kehidupan dunia ini sebenarnya kita sedang berniaga dengan Allah. Sungguh ketika kita berikrar sebagai seorang muslim untuk tunduk serta patuh terhadap Allah, berarti kita telah menukar apapun yang kita miliki dengan surga. Allah itu As-Syakur menukar amal kita yang sedikit dengan keuntungan yang besar lalu mengapa kemudian kita mesti bersedih hati?

Merupakan keuntungan yang besar adalah apabila dosa-dosa kita diampuni, maka adakah yang lebih baik dari itu?kemudian Allah ridho terhadap sepanjang perjalanan hidup kita, maka hati kita akan di liputi keamanan, ketentraman dan kedamaian.

Sahabat.., berniaga dengan Allah tidak akan pernah rugi. Janji Allah itu pasti serta tidak ada keraguan, sehingga siapapun yang sungguh-sungguh berbisnis dengan Allah ia sudah merasakan kebahagiaan sebelum keuntungan yang besar itu di peroleh. Maka siapa yang tidak akan bahagia jikalau perniagaannya di pastikan akan untung besar?

Hidup di dunia itu penuh dengan tipuan yang melenakan hingga kita berbelok dari jalan yang lurus menuju jalan yang sesat membuat kita terjerumus dan jatuh berkali-kali. Cepatlah kita bertobat kepada Allah, juga bersegeralah menuju ampunan Allah dan surga yang luas seluas langit dan bumi. Marilah kita kembali merentas menuju jalan yang lurus dan penuh dengan cahaya, berpeganglah erat kepada tali Allah serta bersabarlah terhadap kehidupan dunia yang hanya senda gurau ini kawan..

Ya Allah Ya Robb kami.., kasihanilah kami yang menjadi hina karena menjauh dari jalanmu. Ya Allah..sungguh betapa kami tak pantas di ampuni namun kepada siapa lagi jika tidak Engkau yang mengampuni Ya Robb kami…, sungguh kami mengiba di hadapan Keharibaan-Mu. Ya Allah…., sungguh kami tidak akan pernah menemukan kebahagiaan kecuali dalam ketaatan kepada-Mu, bimbing kami untuk selalu dalam ketaatan dan juga keimanan sampai akhir hayat kami. Yaa Allah…, ridhoi seluruh perjalanan hidup kami sehingga penuh dengan keberuntungan juga keberkahan. Penuhi hati kami dengan rasa aman, tentram dan bahagia karena keimanan kepada-Mu Yaa Allah.. Yaa Allah Yaa Robb kami.., kabulkanlah doa kami karena tiada lagi yang mengabulkan doa selain Engkau Yaa Allah…Amiin..

"Mengapa Tidak Bersyukur?"

Harusnya apa yang kita alami dan terima dalam hidup menambah rasa syukur dalam hati. Telusuri kembali hari yang telah terlalui maka kita akan menemukan bahwa Allah selalu memberikan solusi bagi sepelik apapun masalah yang kita alami, seberat apapun keadaan Allah selalu memberikan yang kita butuhkan sehingga kita masih dapat bertahan sampai saat ini.

Yang menghalangi untuk bersyukur adalah kita terlalu ingkar atas semua nikmat yang telah diterima sepanjang hayat kita, sehingga itu membuat hati tertutup juga melupakan semua karunia yang Allah telah anugrahkan kepada kita hanya karena yang kita terima banyak yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Lantas siapa yang dipersalahkan?, tentunya kesalahan itu terletak pada diri kita karena Allah lebih mengetahui yang kita butuhkan dibanding diri kita sendiri. Kita berkhianat terhadap Allah sedangkan Allah telah menganugrahkan apapun yang kita butuhkan. Jika hendak bertanya mengapa Allah tidak memberikan kebanyakan dari harapan kita? ketahuilah bahwa harapan-harapan itu pasti membahayakan sedangkan Allah mengetahui lantas Allah melindungi dari bahaya yang akan datang jikalau harapan itu menjadi kenyataan jadi mengapa kemudian kita menjadi kufur?betapa kita tidak tau diri sehingga kebaikan-kebaikan yang diterima kita balas dengan pengingkaran. Nauzubillah..

Kawan.., sejauh apapun kita melangkah untuk mencari kebahagiaan hakiki di dunia ini maka tidak akan pernah kita menemukannya. Dunia ini di ciptakan sebagai ujian keimanan manakah yang lebih baik amalnya di antara kita, seorang muslim tidak akan pernah beristirahat untuk tetap berjuang mempertahankan keimanannya sepanjang hayat sampai nanti ia tiba di negeri akhirat dan di masukkan kesurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Itulah istirahat yang hakiki dan merupakan kemenangan yang besar

"Menetepi Kesabaran"

Andai saja kita tidak sabar berproses dalam hidup dan mengambil jalan lain selain kesabaran maka apapun yang kita lakukan akan sia-sia bahkan membahayakan kita. Sabar adalah tetap di jalan Allah. Sepelik apapun kondisi dan keadaan kita jangan pernah tinggalkan kesabaran karena ia merupakan senjata sekaligus salah satu dari kunci kehidupan. Kawan…, hasil dari setiap episode kehidupan kita sudah di tentukan oleh Allah maka sebenarnya penilaian terletak pada proses menuju hasil tersebut apakah dalam kebaikan artinya kesabaran menyertai proses tersebut ataukah kita mengambil jalan sendiri karena tidak sabar menjalani prosesnya.

Setiap manusia sudah ditentukan titik-titik persimpangan dalam kehidupan. Saya dan anda mempunyai alur kisah hidup yang tidak akan pernah sama bukti Ke-Maha Karyaan Sang Sutradara kehidupan. Sudah di tentukan untuk setiap masing-masing kapan ia lahir, menikah, mempunyai anak dan kapan ia harus meninggalkan dunia menuju akhirat. Tidak di percepat atau di perlambat barang sekejap pun.

Maka kesuksesan sebenarnya dalam hidup bukan terletak pada seberapa banyak harta yang kita kumpulkan, bukan terletak pada seberapa tinggi jabatan kita tetapi seandainya kita berhasil mengimani Allah dan mempertahankan keimanan kita sampai akhir hayat kita maka itulah sebenarnya kesuksesan yang hakiki.Wallahu’alam