RSS

Minggu, 15 Februari 2009

"Menyerah Dengan Cinta"


Untuk Kak Fahri
Yang sedang berbahagia
Bersama isterinya
Assalamu alaikum wr. wb.
Kutulis surat ini dengan lelehan air mataku yang tiada berhenti dari detik
ke detik. Kutulis surat ini kala hati tiada lagi menahan nestapa yang menderadera
perihnya luar biasa. Kak Fahri, aku ini perempuan paling bodoh dan paling
malang di dunia. Bahwa mengandalkan orang lain sungguh tindakan paling
bodoh. Dan aku harus menelan kepahitan dan kegetiran tiada tara atas
kebodohanku itu. Kini aku didera penyesalan tiada habisnya. Semestinya aku
katakan sendiri perasaanku padamu. Dan apakah yang kini bisa kulakukan
kecuali menangisi kebodohanku sendiri. Aku berusaha membuang rasa cintaku
padamu jauh-jauh. Tapi sudah terlambat. Semestinya sejak semula aku bersikap
tegas, mencintaimu dan berterus terang lalu menikah atau tidak sama sekali. Aku
mencintaimu diam-diam selama berbulan-bulan, memeramnya dalam diri hingga
cinta itu mendarahdaging tanpa aku berani berterus terang. Dan ketika kau tahu
apa yang kurasa semuanya telah terlambat.
Kak Fahri,
Kini perempuan bodoh ini sedang berada dalam jurang penderitaannya
paling dalam. Dan jika ia tidak berterus terang maka ia akan menderita lebih
berat lagi. Perempuan bodoh ini ternyata tiada bisa membuang rasa cinta itu.
Membuangnya sama saja menarik seluruh jaringan sel dalam tubuhnya. Ia akan
binasa. Saat ini, Kak Fahri mungkin sedang dalam saat-saat paling bahagia,
namun perempuan bodoh ini berada dalam saat-saat paling menderita.
Kak Fahri,
Apakah tidak ada jalan bagi perempuan bodoh ini untuk mendapatkan
cintanya? Untuk keluar dari keperihan dan kepiluan hatinya. Bukankah ajaran
agama kita adalah ajaran penuh rahmah dan kasih sayang. Kak Fahri adalah
orang shalih dan isteri Kak Fahri yaitu Aisha adalah juga orang yang shalihah.
Bagi orang shalih semua yang tidak melanggar syariah adalah mudah.
Kak Fahri,
Sungguh maaf aku sampai hati menulis surat ini. Namun jika tidak maka
aku akan semakin menyesal dan menyesal. Bagi seorang perempuan jika ia telah
mencintai seorang pria. Maka pria itu adalah segalanya. Susah melupakan cinta
pertama apalagi yang telah menyumsum dalam tulangnya. Dan cintaku padamu
seperti itu adanya telah mendarah daging dan menyumsum dalam diriku. Jika
masih ada kesempatan mohon bukakanlah untukku untuk sedikit menghirup
manisnya hidup bersamamu. Aku tidak ingin yang melanggar syariat aku ingin
yang seiring dengan syariat. Kalian berdua orang shalih dan paham agama tentu
memahami masalah poligami. Apakah keadaan yang menimpaku tidak bisa
dimasukkan dalam keadaan darurat yang membolehkan poligami? Memang tidak
semua wanita bisa menerima poligami. Dan tenyata jika Aisha termasuk yang
tidak menerima poligami maka aku tidak akan menyalahkannya. Dan biarlah aku
mengikuti jejak puteri Zein dalam novel yang ditulis Syaikh Muhammad
Ramadhan Al Buthi yang membawa cintanya ke jalan sunyi, jalan orang-orang
sufi, setia pada yang dicintai sampai mati.
Wassalam,
Nurul Azkiya


Membaca surat Nurul Azkiya untuk Fahri benar-benar membuat aku terhenyu. Ternyata seorang Nurul Azkiya, mahasiswi Al-Azhar dan seorang ketua perkumpulan mahasiswi muslim Indonesia masih dapat tertunduk dan menyerah terhadap cinta. Sampai akhirnya dapat kupahami alasan mengapa cinta berada pada posisi tertinggi dari semua rasa. Sedih, takut, marah, benci, sulit dan semua rasa yang ada akan terkalahkan dengan rasa cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar