RSS

Sabtu, 08 November 2008

"Klarifikasi Cinta"


Terkadang kita baru menyadari betapa berartinya seseorang ketika seseorang itu pergi dari kehidupan kita. Kita baru sadar betapa berartinya dia, betapa kita sangat membutuhkannya, betapa kita sangat menyayangi dan mencintainya. Adanya sering tidak kita sadari bahkan sering kita sia-siakan atau mungkin kita cemooh padahal ia bagaikan mentari yang hangatnya dapat kita rasakan, ia bagaikan udara yang kita sangat tidak bisa terlepas darinya tetapi sering kita sepelekan.
Kawan cobalah klarifikasi siapa saja yang telah memberikan cintanya kepada kita, cobalah ingat kembali siapakah orang-orang disekitar kita yang telah berjasa dalam kehidupan kita bahkan diantara mereka kita tidak akan mampu untuk mengganti apa yang sudah mereka berikan.
Ingatlah orang tua kita khususnya ibu, sepanjang hidup beliau kita hampir selalu merepotkan, beliau hanrus menanggung rasa lelah , kantuk bahkan terkadang harus meneteskan air mata demi kita, sehat kita adalah imbalan dari sakitnya, bahagia kita adalah tetesan keringatnya, senyum kita adalah penat dan lelahnya, tulang dan darah kita adalah air susunya sehingga jika hendak memberikan nyawa kita pun tak akan mampu untuk membalasnya.
Kemudian ingatlah seluruh teman-teman yang sudah kita sia-siakan, ingatlah senyuman tulus yang telah kita acuhkan, ingatlah berapa banyak beban kita yang telah teringankan oleh mereka, ingatlah tatapan cinta dan sayang mereka juga pelukan yang mampu menguatkan dan menentramkan, cobalah mengingat itu semua.
Kebodohan kita adalah kita baru menyadari hangatnya mentari ketika ia terbenam, kita menyadari sejuk dan tentramnya rintik hujan ketika ia tidak turun, kita baru menyadari indahnya bintang dan langit malam ketika ia berganti siang. Maka kawan siapkan dan buka jendela hati kita untuk menerima cinta dari segenap penjuru alam, jangan lupa juga untuk memberikan cinta kita secara bebas. Biarkan hangat dan indah cinta memenuhi ruang dan waktu kita.

Jangan pernah takut ku tinggalkan, saat bintang tak mampu lagi berdendang, saat malam menjadi terlalu dingin hingga pagi tak seindah biasanya.
Takkan mampu kita bertahan, hidup dalam kesendirian, panas terik hujan badai kita lalui bersama,
Saat hilang arah tujuan kau tau kemana berjalan meski terang meski gelap kita lalui bersama
Kutak bisa merubah yang telah terjadi, tapi akukan menjanjikan yang terbaik, agar kita tak pernah menjadi jatuh, meski bisa dermaga untuk kita berlabuh…(By: Siti Nurhalizah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar