RSS

Minggu, 09 Maret 2008

"Hal yang sulit"


Satu hal yang sulit adalah menjadikan niat dan pemikiran baik dan benar kita menjadi kenyataan, kita akan lebih mudah untuk menteorikan suatu niat baik dan benar ketimbang kita tetap konsisten menjalankan proses benar dan baik yang kita niatkan dan pikirkan. Salah satu kendala terbesar adalah sifat mempertahankan diri kita yang secara alamiah akan muncul ketika hal baik dan benar yang kita lakukan dibalas dengan hal yang kurang atau tidak baik. Memang sebagai manusia kita memiliki sifat cenderung menganggap diri kita yang paling benar tetapi permasalahan akan timbul ketika semua orang menganggap dirinya benar dan yang akan lebih sulit untuk kita selesaikan lagi adalah pada saat anggapan paling benar terhadap dirinya ini ia landasi tanpa ilmu dan iman, maka yang timbul adalah tertutupnya hati dari kebenaran karena dalam kondisi ini kesombongan telah menutup hatinya dari kebenaran.
Memang kita pun sebagai penyeru kebenaran dan kebaikan terkadang tergoyahkan dalam menghadapi kondisi ini jika kita tidak segera mengendalikan diri kita. Hal yang sulit akan kita hadapi ketika hal baik dan benar kita dibalas dengan iri hati dan dengki bisa jadi ketika kita menghadapi pukulan ini kita akan berhenti berbuat benar dan baik jika kita tidak segera membenahi diri. Maka hati-hatilah karena hampir dipastikan kita akan menghadapi rintangan ini pada saat kita melakukan hal yang benar dan baik. Kondisi ini sebenarnya terkait dengan sifat buruk manusia yaitu khianat dan merasa diri paling benar yang memang sudah ada, termasuk dalam diri kita yang berbuat hal yang benar dan baik, tetapi jika akal dan hati kita hidup karena diisi oleh ilmu dan iman kita akan mampu mengalahkan sifat buruk kita. Memang secara persamaan dasar kita tidak akan rugi akan balasan buruk orang lain tetapi kondisi kita sebagai manusia yang terbatas, akan membutuhkan pertahanan ilmu dan iman yang lebih saat menghadapi balasan buruk atas hal baik dan benar yang kita lakukan ketimbang kita meniatkan dan melakukan hal yang benar dan baik tersebut. Kebenaran dan kebaikan diumpamakan sinar matahari maka setiap makhluk hidup membutuhkan sinar matahari, tetapi bagi orang yang sakit matanya ia akan menghindar dan cenderung tidak suka terhadap sinar matahari walaupun sebenarnya ia sangat membutuhkannya, sama seperti orang yang sakit mata hatinya ia akan cenderung menghindar dan membenci kebenaran dan kebaikan. Oleh karena itu kita harus pahami kita hanya dijanjikan balasan kebaikan dan kebenaran kita pasti dibalas oleh Allah tidak oleh makhluk maka tidak ada jalan lain kecuali kita bertawakal kepada Allah karena Dia adalah sebaik-baik pemberi balasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar