RSS

Sabtu, 01 Maret 2008

"Tentang kehidupan"



Kehidupan adalah sebab dan akibat, kehidupan adalah keseimbangan yang maha teliti. Terkadang rumus kehidupan adalah suatu hal yang diluar pemahaman kita tetapi yang harus kita pahami adalah sesuatu yang baik pasti akan membuat kita baik dan sesuatu yang buruk dan hina tidak akan mungkin membuat kita menjadi mulia. Berbuatlah kebaikan setiap saat karena pasti kebaikan itu akan kembali kepada kita seperti sebuah lingkaran , walaupun kita tidak akan tau dari mana dan dari siapa datangnya. Jangan berhenti berbuat kebaikan, lakukanlah seperti matahari yang memberikan sinarnya secara bebas tanpa terlebih dahulu bertanya apakah orang-orang pantas menerimanya. Ketika kita berbuat baik kepada seseorang lantas orang tersebut membalas dengan kejahatan, jangan terlalu kecewa karena kita tidak dijanjikan bahwa kebaikan kita akan dibalas lewat orang tersebut, entah melalui siapa kebaikan kita akan diganti dengan yang lebih baik adalah hal yang tidak perlu kita pikirkan tetap saja lakukan kebaikan dan pasti kita akan mendapat kebaikan juga. Kita sering memahami bahwa keberhasilan adalah dengan ukuran materi sehingga kita sering berusaha mendapatkannya dengan berbagai cara, ketika kita melakukanya dengan tindakan buruk dan hina maka sebenarnya kita telah menghinakan diri kita. Suatu persamaan dalam kehidupan adalah bahwa kita tidak akan mulia dengan menghina, kita tidak akan terhormat dengan mencela, kita tidak akan pernah berkedudukan tinggi dengan merendahkan karena semua itu adalah logika yang terbalik dan salah. Yang benar adalah jika kita ingin mulia maka muliakanlah orang lain, jika ingin terhormat maka hormatilah orang lain dan jika kita ingin berkedudukan tinggi maka tinggikanlah orang lain. Sama seperti kita ingin menjadi kaya tetapi belajar menjadi miskin maka kekayaan yang kita ingini tidak mungkin terwujud, sebagai contoh orang kaya adalah orang yang memiliki kelebihan maka ia akan dengan senang hati membagi kelebihan tersebut kepada orang lain maka belajarlah memberi karena ini adalah latihan untuk menjadi kaya. Tetapi yang banyak terjadi adalah kita ingin menjadi kaya tetapi berlatih menjadi miskin, tidak mau berbagi terhadap orang lain maka kekayaan adalah hal yang mustahil baginya. Pahamilah orang lain maka kita akan paham siapa diri kita dan jika kita sudah paham siapa diri kita maka kita akan coba menemukan kebenaran, lakukan dengan perenungan. Orang lain juga ingin dimengerti, ingin dipahami, dan mempunyai keinginan jadi jangan berpikir hanya kita saja yang ingin itu semua. Penuhi saja yang menjadi kebutuhan kita yaitu hal yang mendesak untuk kita penuhi tapi jangan coba penuhi keinginan kita karena ingin belum tentu butuh, maka kita akan tersiksa dan dirundung nestapa.
Hidup adalah sebuah keniscayaan walaupun kita tidak tau apa yang akan kita hadapi dihadapan. Tetapi sikap kita sebagai seorang muslim yang mengaku beriman dan bertauhid kepada Allah Robbul’alamiin adalah lakukanlah dan jalani saja hidup dengan sabar, syukur ,ikhlas dan tawakal. Hidup adalah persimpangan dan sebuah jalan cerita yang tidak kita ketahui akhir kisahnya, hidup adalah pilihan dan setiap hari kita dipaksa untuk memilih berbagai hal. Sebagai seorang muslim kita tidak perlu memikirkan dan memaksakan hasil dari setiap aktivitas yang kita lakukan karena hal itu bukan merupakan kapasitas dan hak kita tetapi merupakan hak Allah Ta’ala, tetapi yang terpenting adalah proses dalam kita melakukan aktivitas, proses dalam kita menjalani kehidupan apakah sudah sesuai dengan nilai kebenaran dan kebaikan. Jika kita sudah menjalani proses kehidupan dengan kebenaran dan kebaikan maka yakinlah bahwa hasilnya pun kebenaran dan kebaikan. Definisi benar dan baik juga harus kita ukur dengan ukuran Allah dan Rosul-Nya yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadist yang merupakan kebenaran yang objektif yang murni berisi hal yang pasti membuat kita beruntung dan bahagia, karena semua peraturan dan hal yang terdapat didalam keduanya merupakan rumus kehidupan yang rumit ini dan lagi-lagi kita harus memilih apakah kita hendak mengikuti keduanya atau kita ukur kebenaran dengan ukuran akal kita sendiri yang tentu saja merupakan kebenaran yang hasilnya adalah subjektif, dangkal dan kondisional karena baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah dan buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah sebab kriteria penentuan nilai kebenaran oleh diri kita sangat tergantung kondisi keilmuan, pemahaman dan emosi kita yang banyak dipengaruhi hawa nafsu dan sangat terbatas, maka pastikan Al-Qur’an dan Al-Hadist yang kita pilih karena merupakan kebenaran yang hakiki. Jika kita tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadist maka kesalahan bukan terletak pada keduanya tetapi pada diri kita; jika kita memakai topi tetapi tidak muat dikepala kita maka yang harus kita perbaiki adalah topinya bukan kepala kita, karena jika kepala yang kita perbaiki maka akan berakibat sangat fatal bagi diri kita. Tetaplah kita sabar dalam menjalani kehidupan ini yaitu tetap berusaha dijalan kebenaran dan kebaikan, tetaplah kita bersyukur didalam kehidupan ini yaitu gunakan semua nikmat dan kesempatan untuk berbuat benar dan baik tetaplah kita ikhlas dalam menjalani hidup yaitu lakukan semuanya secara benar dan baik secara murni hanya karena Allah serta tetaplah tawakal didalam kehidupan ini yaitu serahkan semua hasil kepada Allah setelah kita lakukan dengan kebenaran dan kebaikan secara maksimal. Hal penting yang harus kita perhatikan adalah dalam kehidupan ini berusahalah untuk tidak tergantung kepada selain Allah, jika tidak suatu saat kita pasti dikecewakan, tetapi barang siapa mampu menetapkan harapannya hanya kepada Allah maka Allah tidak akan pernah mengecewakan hamba-Nya karena sesungguhnya kita telah berpegang pada tali yang kuat dan tidak akan pernah putus maka peganglah dengan erat agar kita selamat didalam mengarungi badai kehidupan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar