RSS

Jumat, 28 Maret 2008

"Mempersulit Diri"



Betapa menderitanya seorang yang menjalani kehidupannya dengan mempersulit dirinya sendiri. Bangun tidur dia langsung marah-marah karena halaman rumahnya kotor akibat hujan yang turun, mengeluh atas harga-harga yang naik, berdebat dengan anggota keluarga yang lain karena hal yang sepele, memaksakan diri untuk mendapatkan yang tidak ada sambil terus menggerutu, melaksanakan pekerjaan rumah sambil melontarkan sumpah serapah, memaki-maki seperti orang gila saat terjebak macet dijalan, di dalam hatinya tertimbun rasa kesal yang menggunung tinggi yang entah mengenai apa rasa kesal itu. Kebencian, ketakutan, kegelisahan, dengki, irihati menumpuk dalam dadanya. Saat beranjak siang dia akan menjadi sumber masalah baru, siapapun orang yang ditemuinya akan meninggalkan konflik di ikuti makian dan sumpah serapah yang memang sudah menjadi ciri khasnya, dia selalu tidak menerima kondisi dan keadaan apapun yang alaminya dan akan selalu menjadikannya marah, apapun yang dia lihat, dengar dan rasakan tidak akan membuatnya tentram malah menambah kebencian dalam hatinya.
Lalu kapan dia akan bahagia jika dari awal mulai hidup hingga saat kematiannya dia selalu mempersulit dirinya? Jawabannya tidak akan, tetapi yang kemudian dia akan alami adalah lebih menyengsarakannya yaitu saat dia memulai babak kehidupan akhirat dengan derita yang tiada berakhir, aku berlindung kepada Allah darinya. Wollahu’alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar