
Selasa, 16 Desember 2008
"Tiga Masa Untuk Kita"
Perjalanan kehidupan kita akan selalu dihadapkan kepada tiga masa yang mengiringi langkah hidup kita. Masa yang lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Masa lalu adalah sesuatu yang sudah kita lewati, ia adalah waktu yang sudah menjadikan kenyataan atas semua kehendak Allah, dan merupakan bukti Kemaha Kuasaan Allah atas semua makhluk-Nya, sehingga begitu kokoh melindas semua yang ada dan kemudian meninggalkannya dengan perubahan yang kian bertambah jelas, seorang yang beriman maka ia akan merasa gembira atas kebaikan yang telah ia lakukan dimasa yang lalu serta memohon agar kiranya Allah menambahkan kebaikan padanya dan ia merasa bersedih atas keburukan yang telah ia lakukan dimasa yang lalu kemudian ia memohon agar Allah mengampuni kesalahannya . Masa yang kini adalah kenyataan yang sedang kita hadapi dan sebenarnya hidup kita adalah hari ini karena masa yang lalu tidak akan kembali dan terulang sedangkan masa yang akan datang belum tentu akan kita lalui. Sesungguhnya yang paling beruntung adalah seorang yang mampu menyadari bahwa kehidupannya adalah hari ini kemudian berusaha sebaik mungkin untuk berbuat yang terbaik untuk hari ini, saatnya untuk berpikir terhadap apa saja yang kita lakukan apakah ini adalah jalan menuju Keridhoan Allah dan orang yang cerdas adalah ketika ia hendak melakukan sesuatu, ia hendak berkata, ia hendak diam ia berfikir apakah ini merupakan sesuatu yang diridhoi Allah, ia juga mengambil pelajaran dari kesalahannya dimasa yang lalu untuk kemudian ia perbaiki. Masa yang akan datang adalah waktu yang belum kita lalui sehingga ia merupakan perkara yang gaib. Janganlah kita berpanjang angan-angan karena tidak satupun makhluk yang bisa menjamin kita akan melewati masa yang akan datang baik itu satu tahun, satu bulan bahkan satu detik yang akan datang. Sehingga sikap seorang yang beriman dalam menghadapi masa yang akan datang adalah ia menyerahkan semua urusannya kepada Allah sehingga ia tidak penah merasa takut menghadapi masa yang akan datang kalau hari ini ia sudah berbuat kebaikan sebaik mungkin karena sesuatu yang baik pasti membuat kita baik.
Oleh karena itu sahabat biarkan masa yang lalu terlewatkan dan jangan kita terlalu bersedih dengan apa yang luput dimasa lalu karena ia tidak akan pernah kembali kemudian kita iringi kepergiannya dengan tawakal atas semua usaha kita juga alirkanlah doa-doa sehingga kiranya masa lalu kita ada kebaikan mudah-mudahan itu merupakan jalan keridhoan Allah dan jika kiranya masa lalu kita terdapat keburukan mudah-mudahan Allah mengampuni kita yang lemah ini agar kiranya Allah memberi kesempatan kepada kita untuk memperbaiki diri. Hadapilah masa kini dengan kemampuan yang terbaik untuk melakukan kebaikan, jangan sia-siakan waktu yang akan terlewatkan dengan hal yang tidak bermanfaat lebih lebih dengan keburukan, hanya orang yang bodoh saja yang melewatkan kesempatan untuk mengambil mutiara untuk kemudian ia mengambil lumpur yang kotor hal itu apabila ia meninggalkan sesuatu kebaikan hanya untuk mengerjakan sesuatu yang tidak bermanfaat dan jika seandainya ia meninggalkan kesempatan untuk berbuat baik kemudian ia malah berbuat keburukan bagaikan ia meninggalkan mutiara kemudian ia memilih mengambil bara api na’uzubillah. Sedangkan masa yang akan datang kawan…., janganlah kita khawatir dan takut karena ia belum tentu kita lewati, ia adalah misteri, cukup persiapkan diri kita untuk melakukan kebaikan yang terbaik dan jikalau Allah mengizinkan kita untuk melewatinya mudah-mudahan benar adanya bahwa ia adalah kebaikan dan jika Allah mencukupkan waktu kita sampai hari ini mudah-mudahan niat kita tetap merupakan amal kebaikan. Wallahu’alam
"Cinta Yang Adil"
Berhati-hatilah terhadap apa yang kita cintai karena boleh jadi itu merupakan awal dari kekecewaan kita. Letakkanlah rasa cinta yang ada dalam hati kita pada posisi dan kondisi yang tepat, berfikirlah secara jernih ketika kita hendak meletakkan rasa cinta itu dan timbanglah dan ukurlah kadarnya secara adil agar benar-benar sesuai sehingga ia tidak menjadi sesuatu yang menipu kita kelak dikemudian hari. Kendalikanlah diri kita untuk selalu berfikir sebelum menempatkan rasa cinta kita. Kenalilah apa dan siapa yang kita cintai, apakah ia patut serta layak untuk mendapat bagian cinta kita sehingga kita bersikap adil terhadap sesuatu yang seharusnya mendapat bagian yang lebih besar dari rasa cinta kita tetapi karena kita tertipu dan tertutup oleh nafsu sehingga kita letakkan rasa cinta kita tidak sesuai dengan kadar dan tempatnya.
Cinta adalah kecenderungan hati terhadap sesuatu dan hal itu adalah fitrah bagi kita. Jangan sampai kita terperdaya dengan cinta palsu yaitu cinta yang tidak karena sesuatu yang benar. Ukuran kebenaran sebuah cinta ialah apabila cinta kita terhadap sesuatu adalah karena rasa cinta kita kepada Allah, dengan kata lain jikalau Allah mencintai sesuatu maka ia juga akan mencintainya. Maka kawan cinta yang hakiki hanyalah cinta karena Allah yang Maha Mencintai… Senyum dan Semangat!!!
Rabu, 26 November 2008
"Apakah Saya Cukup Layak"
Terkadang saya berpikir apakah saya cukup layak untuk menjadi bagian dari hidup orang lain. Karena ketika saya melihat diri saya, saya merasa khawatir apakah saya mampu untuk memenuhi harapan yang ada dalam benak seseorang yang kelak menjadi pendamping hidup saya, saya merenung apakah saya cukup layak untuk memberikan kenyataan atas harapan teman sejati saya, apakah saya pantas untuk memberikan beban dari kelemahan saya kepada seseorang yang harusnya saya ringankan bebannya. Saya hanya bisa tertunduk dan kemudian menatap daun-daun yang bergoyang tertiup angin.
Mungkin yang saya tawarkan hanyalah cinta yang dianugrahkan oleh Allah dan ada harapan yang begitu besar dalam hati saya mudah-mudahan apa yang melekat pada diri ini dapat diterima dengan sabar, syukur dan ikhlas oleh sahabat sejati saya kelak. Keinginan dihati adalah memberikan yang terbaik untuknya, bergandengan tangan dan saling mendukung mengarungi dunia menuju kebahagiaan di akhirat, mengusap air matanya serta menjadi pelipurlara dari gundahnya. Ingin sekali menatap binar matanya untuk saling menguatkan, juga saling memberikan senyuman terindah untuk mengobati lelahnya hari.
Ya Allah Yang Maha Pencipta Keindahan…., jadikanlah indah hari kami karena bersyukur atas indah anugrah cinta-Mu…amiiin
"Wanita"
Wanita…., merupakan makhluk Allah yang merupakan perhiasan terindah. Sebagai lelaki terkadang kita sulit memahami apa yang dipahami mareka, sesuatu yang berbeda tetapi tercipta selaras dan saling bertergantungan. Lelaki banyak memandang semua permasalahan secara rasional, terfokus dan sistematis maka dari itu sulit bagi lelaki untuk mengerjakan lebih dari satu hal dalam waktu yang bersamaan, tetapi wanita memiliki kelebihan yaitu mampu mengerjakan beberapa pekerjaan dalam waktu yang bersamaan sehingga ketika seorang lelaki memasak ia harus mematikan kompor untuk menerima telefon sedangkan seorang wanita dapat memasak sambil mengobrol dengan temannya lewat telefon.
Seorang wanita akan cenderung mensikapi permasalahan dengan emosi dan perasaannya sehingga ketika bahagia mereka begitu berbahagia dan ketika bersedih mereka akan mudah untuk menangis.
Sabtu, 08 November 2008
"Hati Seorang Ibu"
“Suatu saat dipagi hari umi menjemur pakaian dihalaman belakang rumah. Tiba-tiba saja ko setiap umi menjemur sepotong pakaian, ada yang melempar umi dengan sesuatu. Tapi setiap umi menoleh ga ada orang yang umi lihat. sampai pada lemparan yang kesekian umi rasakan dari mana arah lemparan itu, ternyata dari atas pohon dibelakang umi. Kemudian umi melihat keatas, terlihat aziz sedang tertawa. Ternyata azis sedang membaca Al-Qur’an diatas pohon…”
“Dia memang deket sama umi. Si-azis ini memang sudah beda dari teman-temannya yang lain kerjaannya kalo malam ngaji didalam kamar, dan kalo tengah malam dia mbangunin yang laen sholat malam terkadang percikkan air kemuka saudaranya…”
saya terhenyu mendengar petikan wawancara yang saya dengar dari salah satu tv swasta dengan ibunda abdul azis alias imam samudra. Lepas dari bom bali yang dituduhkan padanya dan tidak bermaksud memberikan opini, saya hanya berusaha menyelami bagaimana perasaan seorang ibu mendapati anak tercintanya akan dieksekusi mati yang akhirnya sudah dilaksanakan malam tadi. Mungkin sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata, hanya Allah yang Maha Tahu. Wallahu’alam
"Untitled"
Sosok yang mendapat anugrah kecantikan yang luar biasa, mungkin merupakan wanita tercantik dari generasiku dan belum pernah aku temui dengan mata kepalaku hingga saat ini yang secantik dia, jangankan ia berdandan dengan berpenampilan seadanya saja ia tetaplah yang paling mudah dikenali. Tinggi semampai, kulit putih bersih, mata biru dipayungi bulu kelopak mata yang lentik, bibir tipis indah, rambut ikal terurai sungguh merupakan keajaiban ciptaan Allah. Jangankan memandangnya mendengar namanyapun denyut jantung bertambah frekuensinya seperti habis berlari ratusan meter…., tapi bagaimana keadaanya sekarang aku belum benar-benar mengetahui dengan pasti.
Sudah hampir 13 tahun aku tidak bersua dengannya, kudengar kehidupannya begitu dramatis. Yang kutau semenjak lulus sekolah dasar ia mondok dipesantren, tapii… kemudian terdengar kabar ia keluar dari pesantren karena melanggar aturan. Kemudian kudengar pula ia kemudian pindah kesalah satu sekolah Islam tapi tragis ia dikeluarkan karena terlibat narkoba, merupakan anugrah begitu indah yang tersia-siakan.
Hingga saat kutanya kabar tentangnya belakangan ini, sungguh terdengar kabar yang tidak pantas aku ceritakan…., kudengar dari kawanku saat mengantar undangan kerumahnya terlihat ia memakai pakaian yang mengerikan kemudian kawanku bercerita tatapannya begitu kosong dan penuh problematika. Kemudian aku hanya dapat mengelus dadaku sambil kuambil nafas panjang…,
Hal ini membuat aku termenung bagaimanapun anugrah yang Allah berikan jika tidak kita gunakan sesuai yang Allah kehendaki akhirnya hanya akan membawa kepada derita batin yang tiada bertepi. nauzubillah
"Klarifikasi Cinta"
Terkadang kita baru menyadari betapa berartinya seseorang ketika seseorang itu pergi dari kehidupan kita. Kita baru sadar betapa berartinya dia, betapa kita sangat membutuhkannya, betapa kita sangat menyayangi dan mencintainya. Adanya sering tidak kita sadari bahkan sering kita sia-siakan atau mungkin kita cemooh padahal ia bagaikan mentari yang hangatnya dapat kita rasakan, ia bagaikan udara yang kita sangat tidak bisa terlepas darinya tetapi sering kita sepelekan.
Kawan cobalah klarifikasi siapa saja yang telah memberikan cintanya kepada kita, cobalah ingat kembali siapakah orang-orang disekitar kita yang telah berjasa dalam kehidupan kita bahkan diantara mereka kita tidak akan mampu untuk mengganti apa yang sudah mereka berikan.
Ingatlah orang tua kita khususnya ibu, sepanjang hidup beliau kita hampir selalu merepotkan, beliau hanrus menanggung rasa lelah , kantuk bahkan terkadang harus meneteskan air mata demi kita, sehat kita adalah imbalan dari sakitnya, bahagia kita adalah tetesan keringatnya, senyum kita adalah penat dan lelahnya, tulang dan darah kita adalah air susunya sehingga jika hendak memberikan nyawa kita pun tak akan mampu untuk membalasnya.
Kemudian ingatlah seluruh teman-teman yang sudah kita sia-siakan, ingatlah senyuman tulus yang telah kita acuhkan, ingatlah berapa banyak beban kita yang telah teringankan oleh mereka, ingatlah tatapan cinta dan sayang mereka juga pelukan yang mampu menguatkan dan menentramkan, cobalah mengingat itu semua.
Kebodohan kita adalah kita baru menyadari hangatnya mentari ketika ia terbenam, kita menyadari sejuk dan tentramnya rintik hujan ketika ia tidak turun, kita baru menyadari indahnya bintang dan langit malam ketika ia berganti siang. Maka kawan siapkan dan buka jendela hati kita untuk menerima cinta dari segenap penjuru alam, jangan lupa juga untuk memberikan cinta kita secara bebas. Biarkan hangat dan indah cinta memenuhi ruang dan waktu kita.
Jangan pernah takut ku tinggalkan, saat bintang tak mampu lagi berdendang, saat malam menjadi terlalu dingin hingga pagi tak seindah biasanya.
Takkan mampu kita bertahan, hidup dalam kesendirian, panas terik hujan badai kita lalui bersama,
Saat hilang arah tujuan kau tau kemana berjalan meski terang meski gelap kita lalui bersama
Kutak bisa merubah yang telah terjadi, tapi akukan menjanjikan yang terbaik, agar kita tak pernah menjadi jatuh, meski bisa dermaga untuk kita berlabuh…(By: Siti Nurhalizah)
Sabtu, 18 Oktober 2008
"Pagi Yang Lewat"
Pagi hari ini sabtu hari ke-18 bulan oktober, serta hari ke-7 dari usiaku yang ke-26 rasanya malas sekali untuk membuka mata dan beranjak dari tempat tidurku untuk menantang datangnya hari. Seperti biasanya setelah sholat subuh dan sedikit bertadarus langsung kurebahkan kembali lelah tubuh serta mata yang juga tidak mau kompromi untuk terbuka, kebetulan hari ini adalah hari libur maka alrm hp juga tidak aku hidupkan.
Terdengar suara ibu yang membangunkan adikku untuk bersekolah, kemudian ibu terdengar mencuci baju tapi mataku belum juga mau terbuka. Lama setelah itu ibu memanggilku untuk bangun dan berkata , “gung bangun.., no the manisnya udah dingin. Trus entar pindahin saklar sanyo(pompa air) ya..” dengan mata terpejam akupun menjawab, “ hm.., entar dulu..” lalu kembali aku tertidur. Kemudian ibu memanggilku lagi kali ini sambil membuka pintu kamarku dan “nongolin” wajahnya lalu berkata, “ko belum bangun?, sakit apa kenapa..?” lalu aku membuka mataku sambil menoleh kearah ibu di ikuti jawaban, “engga.., badan kayaknya cape banget..” ya udah entar minum jamu pegel linu aja.” Sambil menarik wajahnya diikuti suara pintu tertutup.
Setelah itu aku terjaga walaupun masih terbaring malas ditempat tidur, tiba-tiba saja pikiran ku melayang menuju hari-hariku yang telah lalu ketika aku masih hidup bersama rekan-rekan seperjuanganku di politeknik Gajah Tunggal. Biasanya hari libur tidak seperti para penghuni asrama tidak seperti kehidupan anak-anak seusia mereka. Sama seperti keadaanku pagi ini ada yang malas bangun pagi, ada yang sudah mulai mandi dan mencuci pakaian, ada yang mulai pergi ketempat babe untuk sarapan dengan bekal uang seribu limaratus perak, ada yang mulai mencuci beras untuk masak nasi sendiri, ada yang duduk termenung dikoridor rumah susun, ada yang mengerjakan tugas kuliah, ada yang membaca, ada yang menunjungi kamar rekannya untuk ngobrol. Pokoknya merupakan pengalaman hidup yang benar-benar membuat aku tersenyum ketika mengenangnya.
Satu alasan yang membuat kawan-kawanku diasrama untuk tidak bangun pagi disamping rasa lelah dan malas adalah karena untuk berhemat. Maksudnya mereka menghemat untuk tidak sarapan pagi ini hingga waktu makan siang tiba karena uang disaku mereka yang mulai menipis, untuk alasan yang terakhir ini jika teringat membuat aku tertawa sendiri bercampur perasaan haru yang membuat aku kangen dengan mereka, sesaat setelah itu kemudian tergambar wajah rekan-rekan seperjuangan dalam lamunanku.
Semoga mereka selalu dalam kesuksesan, kebahagiaan, keberuntungan dan selalu mendapatkan yang terbaik dalam perjalanan hidupnya. Kehidupanku di politeknik Gajah Tunggal merupakan titik tolak yang penting dalam hidupku yang mampu mewarnai hari-hari setelahnya. Karena disana aku menemukan arti perjuangan hidup….
"Butuh Atau Ingin?"
Kita harus sadar bahwa kita tidak selalu mendapatkan yang kita ingini, tapi ingatlah semua yang kita butuhkan telah Allah penuhi. Kebutuhan kita terbatas tapi keinginan kita tidak ada habisnya, cobalah kita sejenak merenung apa yang sudah Allah berikan kepada kita adalah semua yang memberikan manfaat kepada kita. Alah memberikan kita penglihatan karena tidak semua yang mempunyai mata dapat melihat, Allah memberikan kita pendengaran karena tidak semua telinga dapat mendengar sudahkah dua nikmat yang nilainya tidak sebanding dengan sebanyak apapun emas dan perak yang ada di dunia sudah kita syukuri? Ternyata kita harus mengakui sedikit sekali rasa syukur dalam hati kita. Jikalau Allah hendak meminta harga atas semua yang kita dapatkan maka kita tidak akan mampu membayarnya. Berapa harga setiap helaan nafas untuk udara yang kita hirup seumur hidup kita?, berapa harga hangatnya sinar mentari tanpanya kehidupan tidak akan pernah ada?, berapa harga segarnya air yang kita minum?, berapa harga indahnya malam, hijaunya daun-daun yang menentramkan?, berapa harga pagi yang cerah dan senja yang memerah?, berapa harga untuk setiap rintik hujan yang turun dan kokohnya gunung?.
Sahabat jangankan untuk mengkalkulasi harga dari semua nikmat yang Allah berikan kepada kita, cobalah hitung saja jumlah nikmat yang Allah berikan kepada kita dapat dipastikan tidak ada yang mampu menghitungnya, Subhanallah…
Terkadang jika suatu saat kita tidak mendapatkan yang di ingini seketika itu juga hilang rasa syukur dan ridho kita atas semua nikmat yang telah Allah berikan, padahal keinginan kita belum tentu merupakan kebutuhan kita, belum tentu keinginan kita akan menjadi kebaikan untuk kita lalu bagaimana Allah hendak memberikan apa yang kita ingini itu karena boleh jadi apa yang kita ingini itu membahayakan untuk kita karena kita tidak mengetahui sedang Allah Maha mengetahui.
Tidak perlu mempersulit diri dengan memaksakan sesuatu yang kita ingini harus menjadi kenyataan, niat saja yang benar lalu berusaha dengan cara yang benar semaksimal mungkin, terakhir kita sabar dan tawakal terhadap keputusan Allah karena itu pasti merupakan hasil yang terbaik. Wallahu’alam
"Arti Sahabat"
Benarlah Baginda Nabi SAW memerintahkan kepada kita untuk mencintai saudara kita seperti kita mencintai diri sendiri.
Jika anda ingin menerima maka mulailah dengan memberi , jika ingin dihormati mulailah untuk menghormati orang lain, jika ingin dimengerti cobalah mengerti orang lain, jika ingin kebaikan maka tebarlah kebaikan terlebih dahulu demikian juga jika ingin disayangi dan dicintai maka mulailah memberikan rasa sayang dan cinta anda secara bebas karena Allah, bagaikan mentari yang menyinari dunia tanpa pernah mengeluh dan mengharapkan pamrih..
Kamis, 18 September 2008
"Prosa Kehidupan"
Mengikuti kisah hidup kita seperti membaca sebuah prosa kehidupan, seperti sebuah dongeng pengantar tidur atau sandiwara yang terdiri dari banyak babak, saya berpikir jikalau saya harus menulis seluruh kisah hidup saya hingga umur saya yang sekarang tentu akan membutuhkan ribuan atau jutaan lembar kertas dan ribuan liter tinta, subhanallah sungguh luar biasa jalan hidup yang telah Allah tuliskan untuk saya sungguh suatu jalan cerita yang memiliki karya seni yang begitu tinggi dengan begitu banyak segi emosional yang menyuguhkan suatu jalan hidup yang mengagumkan, sungguh Dia adalah sutradara yang Maha hebat.
Tetapi bagaimana dengan jalan hidup orang lain? bagaimana dengan jalan hidup seluruh manusia sejak nabi Adam as hingga nanti manusia terakhir diakhir zaman bahkan dengan teknologi yang sekarang ada tidak akan mampu menyimpan seluruh file kehidupan seluruh manusia. Sungguh tidak ada seorangpun yang hidup yang memiliki kisah hidup yang sama persis, subhanallah ini merupakan bukti Kemaha Karya-an Allah Sang Pengarang seluruh jalan hidup manusia. Tetapi yang lebih mengagumkan lagi adalah Allah sudah menyiapkan seluruh solusi bagi semua jalan hidup yang berbeda-beda dari setiap manusia dengan satu solusi yaitu Islam, yang didalamnya kita temui Al-Qur’an dan Al-Hadist yang merupakan rangkuman ilmu atau cara menyelesaikan seluruh problematika yang dihadapi seluruh manusia berikut jaminan kebahagiaan bagi yang mengikuti anjuran didalamnya subhanallah…
Maka kawan.., tidak perlu gundah gulana dengan jalan hidup kita yang terpenting kita tetap berpegang kepada Al-Qur’an dan asSunah. Bagaimanapun babak dan episode kehidupan kita pastikan sabar, syukur dan ikhlas menyertai kita. Wallahu’alam
Minggu, 14 September 2008
"Romadhonku Yang Lalu"
Yaitu kurang lebih lima tahun yang lalu saat aku masih menjalani hari-hariku di tempat yang berjuluk politeknik gajah tunggal, romadhon tahun ini aku kembali teringat akan masa-masa saat masih bersama rekan-rekan seperjuangan melewati setiap aliran sang waktu. Masih terngiang canda tawa rekan rekan diasrama dengan semua karakter lugu mereka, ada paino yang pandai menirukan cara dosen mengajar, ada lukman yang murah senyum dan selalu dengan celetukan lucunya, ada arif dwiyanto dengan panggilan singa satu alias singantuk satu yang ngantukan, ada arif setiawan yang ngeyelan, ada wayan yang suka ngomong janco, ada arif kurniawan yang aneh dan pendiem tapi suka nggoya-ngguyu, ada juga yang alim seperti dhanu dan yahya, ada juga yang suka nyetel musik yang kenceng eko kutur, ada juga yang serem kaya heri dari lampung (hii….).
Entah mereka semua sudah dengan kehidupannya masing-masing kehidupan yang telah berubah dengan perjalanan waktu. Sebagian dari mereka sudah ada yang berkeluarga dan bahkan sudah mempunyai buah hati, semoga mereka selalu sukses dengan jalan hidupnya….
Lama termenung mengingat saat romadhon dikampus. Mulai dari bangun saur ada dodi yang rajin nendangin pintu buat ngebangunin sahur, ada yang sudah mulai membeli lauk ato nitip karena mereka sudah memasak nasi sehabis sholat taraweh tadi malam, ada yang makan sahur bareng di tempat makannya babe dengan menu nasi, oreg, popay(sayur bayem) sama gorengan satu yang merupakan menu favorit bagi sebagian besar anak poltek dan ketika ditanya setelah selesai makan “berapa be..?, oreg, popay, sama gorengan satu….”, babe pun menjawab, “mablas..” yang berarti seribu limaratus rupiah dengan gaya ngantuknya( hehh…, jadi kangen sama temen-temen seperjuangan, hiks…) . setelah sahur beres para penghuni asrama ada yang mulai bertadarus al-Qur’an, ada juga yang menonton tv, ada juga yang duduk termenung ato ada juga yang mulai mandi karena kwatir kehabisan air besok pagi… setelah sholat subuh ada yang mulai menampung air dari tendon air karena pompa sering rusak untuk bekal pagi nanti mandi, ada yang masih asyik dengan tadarusannya, ada juga yang mulai menyemir sepatu atao mengelap ketimangnya dengan brasso, juga ada yang kembali tertidur (yang ini biasanya si arif singa satu, he..3X).
Pagi hari mulailah anak patigat beraksi dengan seragam necisnya tapi kantong tipisnya mereka mulai mengayuh sepeda ontel menuju kampus ditengah macet dan polusinya kota tangerang, tiba dikampus dengan bau asin dikarenakan seragam yang basah dengan keringat mulailah para serdadu kita bertempur dengan matakuliah seharian dan juga bertempur dengan rasa ngantuk (maklum energi makan sahurnya udah habis buat ngengkol sepeda ontel, he…3X), setelah seharian menjalani rutinitas pelajaran dikampus mereka dengan tampang lelah dan lugunya tapi tetep kelihatan cerdas kembali ke rumah susun tercinta. Sebelumnya diantara mereka ada yang ngebungkus makan dari kantin dengan bekal kupon makan yang diperoleh setiap bulannya dari kampus, tapi ada juga yang memilih berbuka gratisan di mesjid mesjid yang menyediakan ta’jil untuk berbuka (mesake` nemen kowe lee.., he..3X). sambil dipayungi senja yang memerah anak –anak poltek kembali menjalani takdirnya bersama-sama sambil ngontel menuju asrama (seperti kata motivasi dari lukman, “kita songsong masa depan yang gemilang, plis deh…”, ato juga pesan dari rozak, “Tetep jaga ciri cah poltek : tulung-tinulung, kere tapi kalem, ngepit mlaku” ato seperti ditambahi sama rohman, “kuliah ngepit, ma’eme oreg”), oce…. oye…
“Berbuat baiklah selalu kepada teman-temanmu, karena tanpa mereka kamu bukan apa-apa. Mereka menghiburmu dikala sedih, mereka menemanimu dikala sendiri dan jauh dari keluarga, mereka memberimu dikala kamu memerlukan, dan mereka ada dikala kamu membutuhkan”
best regards for all of my friends yang udah menjalani kerasnya perjuangan bersama-sama, to: lukman, udin, paino, arif singa satu, arif kurniawan, arif setiawan, yahya, dodi, eko, dhanu, rimang, faizin, rozak, feri, amin, sugi, irwahyudi, ade, hendra, trisusanto, deden, anton dll, saya bangga dengan kalian.
"Doa para Akhwat"
Untuk Para Akhwat…. mari kita Aminkan Doa ini…….Untuk Para Ikhwan…. Dengarlah Doa Para Akhwat yang sangat merindukan datangnya seorang pendamping….
Apa yang menghimpit saudara kita sehingga MEREKA SANGGUP MENETESKAN AIR MATA. Awalnya adalah KARENA MEREKA MENUNDA APA YANG HARUS DISEGERAKAN, MEMPERSULIT APA YANG SEHARUSNYA DIMUDAHKAN. Padahal Rasululloh berpesan: “Wahai Ali, ada TIGA PERKARA JANGAN DITUNDA-TUNDA, apabila SHOLAT TELAH TIBA WAKTUNYA, JENAZAH APABILA TELAH SIAP PENGUBURANNYA, dan PEREMPUAN APABILA TELAH DATANG LAKI-LAKI YANG SEPADAN MEMINANGNYA.” (HR Ahmad) “
“Peringatan Rasulullah: “Bukan termasuk golonganku orang-orang yang merasa khawatir akan terkungkung hidupnya karena menikah kemudian ia tidak menikah.” (HR. Thabrani). ”
– M. Fauzil Adhim
****************************
Tuhanku…Aku berdo’a untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupkuSeseorang yang sungguh mencintaiMu lebih dari segala sesuatuSeorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah EngkauSeorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMu
Wajah tampan dan daya tarik fisik tidaklah pentingYang penting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkaudan berusaha menjadikan sifat-sifatMu ada pada dirinyaDan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup sehingga hidupnya tidaklah sia-sia
Seseorang yang memiliki hati yang bijak tidak hanya otak yang cerdasSeorang pria yang tidak hanya mencintaiku tapi juga menghormatikuSeorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi juga dapat menasihatiku ketika aku berbuat salah
Seseorang yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tapi karena hatikuSeorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasiSeseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika aku di sisinya
Tuhanku…Aku tidak meminta seseorang yang sempurna namun aku meminta seseorang yang tidak sempurna,sehingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMuSeorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnyaSeorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannyaSeseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannyaSeseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna
Tuhanku…Aku juga meminta,Buatlah aku menjadi wanita yang dapat membuatnya banggaBerikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sekedar cintaku
Berikanlah sifat yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMuBerikanlah aku tangan sehingga aku selalu mampu berdoa untuknyaBerikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dan bukan hal buruk dalam dirinyaBerikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana,mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat dan tersenyum untuk dirinya setiap pagi
Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan:“Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna.”
Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepatDan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan
Amin….
Notes : Doa yang sangat menyentuh, Ya Allah, aku yakin Engkau akan memberiku yang terbaik menurutMu dan aku yakin Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktunya.
from blog : http://pernikahan.dudung.net/puisi.php
"Hidup adalah Perjuangan"
Hidup adalah perjuangan , ia merupakan tuntutan yang harus kita penuhi hingga akhir hayat kita maka pastikan kita menyadari akan hal ini sehingga setiap saat kita harus menggerakkan seluruh potensi yang ada dalam diri untuk terus menatap dan melangkah kehadapan. Tidak perlu kuatir karena dalam setiap kesulitan itu bersama pula kemudahan dan sungguh bersama kesulitan itu ada kemudahan. Ketika beban sudah mencapai puncaknya itu pertanda ia akan diringankan, ketika malam sudah pada puncak gulitanya itu pertanda ia akan segera berganti fajar yang menyingsing, pada saat kesedihan telah membuat kita tertunduk itu pertanda akan segera tiba pelipurlara karena ia berjalan berputar. Sebab itu tunggulah saat fajar tiba dengan semburat merahnya, tunggulah saat beban didada dan pundak akan segera teringankan, tunggulah saat permasalahan kita diberi jalan keluar oleh Allah, tunggulah saat luka tersembuhkan oleh waktu, tunggulah saat kemudahan disertakan setelah penatnya kita dikarenakan kesulitan.
Sabar…. Ia adalah salah satu kunci kehidupan, ia laksana karang yang menghadang ganasnya gelombang, ia merupakan senjata yang ampuh di terjalnya kehidupan. Maka sahabat….., lengkapilah pertahanan anda dengan sabar yang menghujam yaitu berusaha tetap dijalan Allah bagaimanapun rintangan yang menghadang…
"Sulitnya Menjadi Yang Kesekian"
Sulitnya menjadi yang kesekian, ungkapan itu sangat cocok dengan sifat kita yang ingin selalu menjadi yang pertama. Sulitnya menjadi yang berbeda, ungkapan itu sangat cocok bagi kita yang mempunyai sifat suka meniru.
Kawan.., dalam hidup kita harus menerima semua yang telah ditentukan untuk kita lewati dan jalani. Kita harus menerima bahwa kita tidak selalu menjadi yang pertama, kita tidak selalu menjadi yang terbaik walaupun kita sudah berusaha dengan seluruh potensi yang kita miliki, kita tidak selalu dipandang dan dipersepsikan baik oleh orang lain walaupun kita sedang mengerjakan perbuatan baik tentu semua itu merupakan kondisi yang sulit untuk kita hadapi tetapi yakinlah bahwa Allah Maha adil dalam menilai setiap hamba-Nya, Allah Maha objektif dalam menilai setiap perbuatan dan niat kita maka cukuplah Allah yang membuat perhitungan.
Sulit menjadi warga negara kelas dua atau seterusnya, demikian sulit juga menjadi anggota keluarga kelas dua dan seterusnya , hal yang juga sulit akan kita hadapi ketika kita berbeda dari kebanyakan orang karena hampir pasti kita akan terasingkan dan merasa sendiri karena kita memiliki kecenderungan untuk mendapatkan keadilan artinya seimbang terhadap semua masalah yang harus kita sikapi, tetapi jangan berkecil hati karena kebenaran bukan diukur dari yang banyak. Sadarlah kita berada didunia yang fana yang cara pandang terhadap keadilan sangat terpengaruhi oleh nafsu sehingga keadilan yang sempurna yang kita ingini akan sangat sulit terwujud.
Maka kita harus sadar dan tidak kecewa terhadap dunia yang pandai membolak-balik kebenaran dan fakta. Membuat yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar karena memang itulah kehidupan dunia yang merupakan permainan dan senda gurau. Jangan ragu menjadi yang berbeda dan jangan pula kuatir terhadap penilaian buruk orang lain jika kita masih dalam kebaikan dan kebenaran. Maka kawan…, Tetaplah berbuat baik dan benar serta kita tunggu saja saat pengadilan Allah Yang Maha Adil. Wallahu’alam
Jumat, 22 Agustus 2008
"Pelajaran dari pohon"
Cobalah perhatikan pohon-pohon yang ada disekeliling kita, renungkan sejenak dan pandanglah mereka dengan arti, lihatlah mereka berdiri dimana, perhatikan raut batangnya yang kokoh serta daun-daunnya yang menghijau, mereka berdiri disana sudah bertahun-tahun dan tidak pernah beranjak dari tempat yang telah ditetapkan baginya untuk berdiri seumur hidupnya.
Mereka tidak pernah merasa risau dan juga tidak bersedih hati menerima apapun yang dilakukan makhluk lain terhadapnya, mereka tidak pernah bersedih hati atas daun-daun mereka yang berguguran, mereka juga tidak pernah bersedih hati dengan buah-buah mereka yang dipetik bahkan mereka selalu memberi dan tidak pernah merasa kecewa, mereka tidak pernah bersedih atas cabang-cabang mereka yang ditebang bahkan mereka tidak bosan-bosannya menumbuhkan cabang baru yang lebih rindang untuk berlindung bagi makhluk lain.
Ya Allah Karuniakanlah untukku ketegaran dan kesabaran yang mampu untuk tetap menegakkan langkahku di dalam menjalani setiap ketentuan dan jalan hidup yang telah Engkau pilihkan untukku sehingga selalu tetap dalam keridhoan-Mu….
"Jawaban Sang Waktu"
Waktu pada akhirnya nanti akan menjawab semua pertanyaan tentang kehidupan, ia perlahan dengan pasti akan menyibak misteri kehidupan, ia akan membawa kita menuju kepada apa yang selama ini kita menduga-duganya yaitu masa depan, walaupun berjalan lambat tapi ia sangat kokoh dan tak terbendung yang kemudian memastikan semua yang ada menampakan perubahan dalam setiap sisinya,
ia berjalan bersama hembusan nafas kita dan dengan cermat menghitung berapa kali lagi sisa hembusan nafas kita, benarlah Allah bersumpah demi waktu karena ia merupakan nilai yang sangat mahal apakah kita beruntung atau merugi tergantung sikap kita bagaimana menjalani ikatan waktu kita didunia, karena simpul waktu yang mengikat kita hanya akan lepas setelah kita menemui ajal kita kemudian kita akan menjalani hari-hari kita di negeri akhirat.
Tidak usah khawatir menjalani masa kita karena ia hanya sekejap seperti mimpi, baru tadi pagi kita membuka mata melihat dunia malam ini kita sudah hendak menutup mata dan kembali keperaduan dan begitulah setiap putaran waktu kita mengulangi rutinitas kita sampai akhir masa kita menutup mata di dunia untuk selama-lamanya. Tidak usah kecewa dengan perginya hari ini dengan setumpuk masalahnya, berusaha saja karena kita hanya diperintahkan untuk itu dan bukan penentu dari hasilnya. Lalu ucapkan cukuplah Allah sebagai penolong dan pelindung karena Ia sebaik-baik pemberi pertolongan dan perlindungan….
"Pukulan Kehidupan"
Suatu saat dalam hidup kita akan mendapatkan pukulan yang telak lagi menyesakkan dada, sebuah badai kehidupan yang memporakporandakan seluruh motivasi kita, membuat kita tertunduk lesu kemudian tersungkur tak berdaya dan benar-benar jatuh kedasar, rasa kecewa yang menyakitkan, kesedihan dan kemarahan yang membuat mata kita tergugu di banjiri air mata. Kemudian kita akan menatap kosong dihadapan, atau melemparkan pandangan kearah senja yang memerah, atau mungkin menerawang kearah gelapnya langit malam sambil diikuti helaan nafas panjang pertanda beban kehidupan yang melelahkan, rasa letih karena seretan sang waktu dan kepayahan karena paksaan dunia.
Begitulah kehidupan dunia adanya seperti ketiadaan, merupakan sendagurau, sandiwara dan lelucon, sehingga saat kita merenung kita akan tertawa dan menggeleng-gelengkan kepala.
Kewajiban kita adalah kita hadapi dan jalani terjalnya dunia, jalani saja…Allah punya rencana yang kokoh. Tidak usah bingung membuat jalan, Allah sudah menyiapkan jalan untuk setiap masing-masing dari kita. Kita tidak akan lebih cepat mencapai sesuatu atau kita tidak akan mendapatkan sesuatu dengan kita bersegera atau sesuatu tersebut memang bukan bagian untuk kita dan kita tidak akan lebih lambat mendapatkan sesuatu jika sesuatu itu memang diperuntukkan bagi kita.
Aku minta dikasihani kepada Yang Maha Pengasih dan aku berlindung kepada Yang Maha Kuat yaitu Allah Tuhanku dan Tuhan seluruh makhluk serta pemilik kehidupan.
Sabtu, 02 Agustus 2008
"Kelemahan memahami kebenaran"
Terkadang pikiran kita terlalu bebal untuk merenungkan kebenaran, terkadang hati kita terlalu lalai untuk memahami kebenaran. Pikiran kita hanya terbatasi oleh hal yang sempit sehingga kita sulit untuk merenungkan cahaya kebenaran yang megah terpancar disegenap penjuru alam raya, hati kita sangat lemah dalam menemukan serta memahami hakekat kebenaran bahkan untuk sebuah kebenaran yang sederhana saja tekadang kita ragu bahkan terkecoh oleh kecerobohan diri kita ini dikarenakan cahaya hati kita yang meredup karena terus menerus tertutupi oleh kotoran sehingga hati kita sakit. Bagaimana kita akan merasakan nikmatnya kebenaran kalau hati kita penuh dengan penyakit, sama seperti ketika sakit fisik kita maka makanan selezat apapun yang kita makan akan terasa tidak enak dan pahit. Hal yang sulit dalam kehidupan adalah memperperoleh dan mempertahankan keimanan kita sehingga kita berada pada lajur yang benar untuk memperoleh kebahagiaan karena begitu banyak tipuan yang memperkeruh dan mengaburkan yang kemudian melalaikan serta mengecoh diri kita dari kebenaran. Sebenarnya ketika kita mampu menanggalkan semua keserakahan kita kemudian kita bersyukur dan merasa cukup dengan apa yang ada pada dirikita maka kita akan menemukan bahwa bukan kehidupan yang menyengsarakan kita tetapi dirikitalah yang menganiyaya diri kita sendiri. Jika kita mau berpikir sejenak sebenarnya apa yang ada pada diri kita masih lebih baik dari orang lain, maka pikirkanlah tentang nikmat yang Allah berikan kemudian bersyukurlah. Sesungguhnya kebahagiaan itu terletak dalam hati kita, kekayaan itu terletak dalam hati kita maka kita tidak akan pernah mendapatkannya jika kita mencarinya lewat harta benda, kedudukan atau popularitas, karena ia ada didekat kita tetapi kita mencarinya jauh sehingga kita tersesat. Itulah orang-orang yang sesat jalan sejauh-jauhnya.
Sesungguhnya hakekat keberhasilan kita di kehidupan ini adalah ketika kita mampu mengimani Allah dan hakekat kegagalan dalam kehidupan kita adalah ketika kita gagal dalam mengimani Allah. Ya Allah Ya Tuhan kami tunjukanlah bahwa yang benar itu benar dan berilah kemampuan kepada kami untuk melaksanakannya serta tunjukanlah kepada kami bahwa yang salah itu salah dan berilah kemampuan kepada kami untuk meninggalkannya, amiiin..
Jumat, 25 Juli 2008
"Terbangun Dari Mimpi"

“Seluruh dunia, dari awal sejak akhirnya hanya bagai orang yang tidur, sekali tidur, lalu bermimpi melihat sesuatu yang ia sukai, kemudian ia terbangun”
(Hasan Al-Basri r.a)
Bagaimana ia bukan mimpi? Seakan baru kemarin kita menjalani masa kecil kita, seakan baru kemarin kita berpisah dengan teman-teman kita saat sekolah, seakan baru kemarin hari senin sekarang hari jum’at seakan baru kemarin kita menjalani kisah kita dikampus sekarang satu persatu teman kita menapaki masa berumahtangga, seakan baru kemarin adik-adik kita menjadi anak kecil yang lucu sekarang mereka menggantikan kita menjadi generasi muda, seakan baru kemarin kita menjalani masa kanak-kanak kita menghabiskan lelahnya hari dengan bermain sekarang kita menghabiskan hari hari kita dengan rekan rekan kerja yang berbeda. Seakan baru tadi pagi matahari untuk yang kesekian kalinya terbit sekarang senja sudah memerah pertanda ia akan terbenam juga untuk yang kesekian kalinya. Rasanya belum lama ini saya bercanda dengan teman di SMP dan STM, sekarang mereka sudah bercanda dengan putra dan putri mereka, seakan baru tadi pagi ibu menyapu daun yang jatuh berguguran sekarang halaman rumah sudah penuh dengan daun yang mengering, seakan baru beberapa waktu yang lalu kita mendengar tawa lirih dan memandang raut sendu wajah kakek dan nenek kita yang menggambarkan perjuangan mereka menghadapi badai kehidupan, sekarang mereka sudah terdiam dan menutup mata untuk selamanya kemudian berganti kita yang harus merasakan tempa dan seretan sang waktu. Ehm.., jadi ini yang mereka rasakan dahulu..!!
kemudian setelah tahap dari tahap kehidupan kita terlalui kita akan mendapatkan sapaan baru, dahulu kita dipanggil nak oleh orangtua kita, kemudian kita dipanggil kakak oleh adik kita, kemudian dipanggil mas oleh istri kita, kemudian dipanggil ayah oleh anak kita, kemudian dipanggil kakek oleh cucu kita, kemudian dipanggil almarhum oleh keluarga kita, setelah itu kita adalah sebuah nama yang terpahat diatas batu nisan. Itulah saat kita bangun tidur dari mimpi dunia kita..
Sabtu, 31 Mei 2008
"Keyakinan Akan Rizki"
Pernah suatu ketika seorang ulama salaf yang bernama imam said ingin mengetahui bagaimana Allah memberikan rizki-nya kepada hamba-hamba-Nya, Beliau melakukannya untuk lebih meneguhkan keyakinannya akan pembagian rizki dari Allah. Dalam bahasa yang sederhana kira-kira beliau berkata dalam hati seperti ini, “Coba saya pengen tau bagaimana cara dan jalan Allah memberikan rizki kepada hamba-Nya”, beliau pun pergi kedalam hutan rimba yang belum terjamah manusia, setelah jauh masuk kedalam hutan beliau menemukan sebuah gua kemudian masuklah beliau kedalam gua tersebut dan duduk didalam gua yang paling ujung. Satu hari berlalu diikuti hari kedua tetapi dihari ketiga saat beliau sudah dalam kondisi lemah suatu rencana Allah terjadi. Rombongan pemburu dari kerajaan tersesat dan kemalaman dalam perjalanannya, pimpinan rombongan mengutus beberapa anak buahnya untuk mencari tempat berlindung, singkat cerita kemudian salah seorang menemukan sebuah gua, lalu mereka sepakat untuk bermalam di gua tersebut. Apa yang terjadi? Ternyata gua tersebut adalah tempat berdiam diri imam Said, maka dengan perasaan terkejut mereka mendekati imam Said. Pimpinan rombongan menyuruh seorang anak buahnya untuk memberi minum susu kepada sang Imam, ternyata Imam Said dalam keadaan mata masih terpejam tetap menolak untuk membuka mulutnya malah beliau menutup mulutnya rapat-rapat, beliau ingin tau bagaimana cara Allah memberikan rizki kepadanya. Melihat hal tersebut kemudian pimpinan rombongan memerintahkan untuk mendongkel gigi Imam Said agar mulut beliau terbuka kemudian setelah itu diperintahkanlah untuk memasukkan susu kedalam mulut sang Iman.
Mendapati hal seperti itu Imam Said pun bangkit seraya tertawa sambil mengeleng-gelengkan kepala, Beliau berkata dalam hati kira-kira dalam bahasa yang sederhana berbunyi, “Bener-bener memang Allah” sambil melanjutkan tawa Beliau.
Semoga cerita di atas menjadi inspirasi bagi kita untuk tidak lagi meragukan tentang pembagian rizki Allah. Kita tinggal luruskan niat dengan ikhlas, sabar dalam ikhtiar, tawakal dan syukur dalam hasil. Yakinlah setiap makhluk yang Allah ciptakan sudah disediakan rizkinya, jika kita ingin ditambah maka bersyukurlah dan jika ingin dilipatgandakan belanjakanlah dijalan Allah. Wallahu’alam
"Menentukan Sahabat Sejati"
Menentukan pilihan hidup merupakan tantangan dalam kehidupan, sangat membuat bimbang perasaan ketika mencari pilihan yang kita anggap tepat. Seperti itu pula ketika kita harus mencari kemudian memilih pasangan hidup kita, terkadang yang terjadi adalah kita di liputi perasaan bimbang dan risau. Kita sadar bahwa kita bukan orang yang cukup baik tetapi keinginan kita adalah untuk mendapatkan istri yang terbaik, terasa tidak adil memang tetapi itulah yang kita rasakan. Sebagai manusia kita memang memiliki rasa ingin tau yang teramat besar apalagi rasa ingin tau tersebut mengenai siapakah yang mendampingi kita dikehidupan ini, siapakan sahabat sejati kita dikehidupan ini, siapakah teman seperjuangan yang akan menjadi penyejuk mata serta pelipur lara saat hati dalam kesedihan, yang menjadi penentram dalam kegundahan kita, yang mampu menerima kekurangan dan kelemahan kita. Istri merupakan anugerah yang terindah yang kita dapatkan dikehidupan ini, memandangnya membuat semangat yang rapuh menjadi kuat, senyumannya menghilangkan kepenatan akan lelahnya hari.
Yaa Allah yang Maha Memberi, anugerahkan kepada kami istri dan suami yang menjadi penyejuk pandangan mata kami yang akan melahirkan generasi yang menjadi pemimpin bagi orang-orang soleh. Yaa Allah yang Maha Mencintai, karuniakanlah istri dan suami yang mencintai kami karena Engkau, sehingga kami mampu mengarungi kerasnya perjuangan ini untuk menggapai surga-Mu, amiin…
“Tulisan ini saya dedikasikan untuk sahabat saya kang Udin. Semoga rido dan keberkahan mengiringi setia langkah anda, semoga jalan anda untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah dikabulkan Allah”
Jumat, 30 Mei 2008
"Cermin Diri"
Sungguh keyakinan dan pemahaman dapat ter-refleksikan dalam diri seseorang, dalam keseharian kita. Kita sering berinteraksi dengan banyak orang kemudian cobalah perhatikan karakter masing-masing, kita akan merasakan sesuatu yang berbeda dari setiap orang tapi setelah kita ambil kesimpulan bahwa keyakinan, keilmuan, dan pemahaman dari setiap orang yang kita jumpai sangat berpengaruh terhadap karakter dan perilakunya sehari-hari.
Dalam keseharian mungkin kita temui orang yang banyak bicara tetapi hanya keluhan serta makian dan setiap kita bertemu dengannya kita pasti mendapatinya dalam keadaan seperti itu. Atau kita bertemu dengan orang yang selalu membuat tidak nyaman situasi saat ia ada di situasi tersebut, dengan kata lain kehadirannya sangat tidak diinginkan. Atau kita mungkin menemui seorang yang banyak membual dan membanggakan diri serta selalu menceritakan kelebihannya dibandingkan orang lain, ia selalu menganggap remeh orang lain kemudian mengambil kesimpulan sepihak bahwa dirinyalah yang berada dalam pihak yang paling benar. Orang-orang yang tadi kita sebutkan diatas mempunyai persamaan yaitu mereka akan selalu mencari pembenaran terhadap tindakan salahnya dengan kedustaan, bahkan ia tidak segan-segan mengorbankan orang lain dengan menfitnahnya untuk menutupi kesalahannya. Nauzubillah… Mereka sebenarnya memiliki ilmu yang dangkal sehingga berbuat sekehendak nafsunya, mereka sebenarnya tidak paham sehingga selalu mengerjakan tindakan hina yang ia sangka akan membuat dirinya mulia tetapi yang kemudian mereka dapatkan hanyalah kehinaan juga, karena kemuliaan tidak akan mungkin dicapai dengan jalan menghina. Mereka sebenarnya bodoh tetapi mereka menyangka dirinya pintar karena mereka tidak menyadarinya, mereka hendak menipu dan menjatuhkan orang lain tetapi sebenarnya mereka menipu dan menjatuhkan dirinya, mereka tidak memiliki keyakinan yang benar sehingga selalu dalam kebimbangan, kegelisahan dan kepura-puraan. Aku berlindung kepada Allah yang Maha Pengasih dari semua sifat tersebut..
Hal yang sangat berbeda dapat kita jumpai kala kita bertemu dengan ahli ilmu dan orang-orang yang soleh. Berada didekat beliau saja hati kita sudah merasa tentram, belum lagi beliau berkata-kata kharismanya sudah membuat semua orang disekelilingnya segan, tindakannya dan kata-katanya selau sederhana tetapi mempunyai ruh yang kuat, saat beliau berkata selalu saja hikmah yang terucap bagaikan petir yang menyambar. Beliau seakan-akan memiliki dua cahaya, cahaya yang pertama berasal dari Robb-nya yang terdapat dalam hatinya kemudian cahaya yang kedua yaitu pantulan dari cahaya hatinya karena beliau memiliki daya pantul yang kuat dikarenakan cermin hatinya bening sehingga lingkungan disekitar beliau ikut mendapatkan cahaya yang terang benderang. Beliau tidak merasa memiliki ilmu yang banyak tetapi sebenarnya beliau memiliki ilmu yang kokoh dan keyakinan yang menghujam. Beliau tidak merasa memiliki kemuliaan tetapi sebenarnya kemuliaan tersebut melekat dalam dirinya. Semoga Allah menggolongkan kita bersama golongan orang-orang yang soleh, Amin..
"Hidup Adalah"
Hidup adalah jalan cerita yang tidak kita ketahui akhir kisahnya
Ia merupakan pertanyaan yang harus kita cari jawabannya
Ia merupakan persimpangan yang harus kita putuskan kearah mana kita akan melangkah
Merupakan misteri yang harus kita telusuri hakekatnya
Merupakan permasalahan yang harus kita cari jalan keluarnya
Merupakan akibat yang harus kita cari sebabnya
Merupakan persamaan yang harus kita cari nilainya
Merupakan hal yang harus kita pahami tentangnya
Ya Allah kenalkan aku pada kehidupan
Ya Allah pahamkan aku pada kehidupan
Ya Allah berikan aku keyakinan dalam kehidupan
Ya Allah senjatai aku dengan sabar saat menghadapi kesulitan di kehidupan
Ya Allah anugrahi aku dengan syukur saat mendapati ni’mat-Mu dalam kehidupan
Ya Allah iringkanlah langkahku dengan ikhlas dalam menjalani kehidupan
Amiiin…
Jumat, 23 Mei 2008
"Terimakasih Yaa Allah"
Cobalah kita perhatikan alam ini. Saat perjalanan pagi anda pergi ketempat kerja , matahari yang mulai naik menghangatkan permukaan bumi, awan-awan yang kadang kadang cerah berjalan didalam langit yang membiru dan kadang-kadang hitam di ikuti hembusan angin yang dingin, perhatikanlan tumbuh-tumbuhan dipinggir jalan yang mempunyai bentuk daun yang bermacam-macam ada yang sudah mulai menguning dan ada yang terlihat hijau segar, mereka begitu sabar dalam menjalani hari demi hari, mungkin mereka sudah berdiri di tempat itu selama satu, tiga atau mungkin sudah puluhan tahun. Perhatikan juga sinar matahari yang keperak-perakan dibiaskan oleh sisa kabut pagi lalu dipantulkan oleh daun-daun yang masih dilapisi sisa embun pagi, kemudian sejenak perhatikan bunga-bunga yang tumbuh ditaman-taman kota dipinggir jalan renungkan sejenak keindahannya, lihatlah macam-macam bentuk mahkotanya dengan memamerkan kepada dunia warna-warni yang membuat tentram siapa yang memandangnya, merupakan paduan karya seni dan rancangan yang begitu tinggi. Kemudian lemparkanlan pandangan kelangit yang membiru kemudian lepaskanlah segala keangkuhan serta gantilah isi hati dengan rasa syukur yang memenuhi dada, kemudian tanyalah kepada diri kita nikmat Allah apa saja yang sudah kita dustakan selama kita hidup atau setidaknya sudah sebandingkan rasa syukur kita dengan limpahan nikmat Allah disegenap penjuru alam dan semua sisi kehidupan kita?
Kemudian saat sore hari dalam perjalanan pulang perhatikan kembali rutinitas alam disekeliling kita. Hirup udara yang agak lembab bercampur aroma tanah akibat hujan yang turun tadi siang, matahari bergerak turun hendak menutup hari ini dengan cahaya keemas-emasan dalam langit yang akan kembali keperaduan malam, jangan lupa lemparkan pandangan kearah dedaunan pohon-pohon jalan yang menghijau sembari melepas beban kerja hari ini. Kemudian ucapkan Terimakasih ya..Allah, Maha Suci Engkau…!
Kamis, 22 Mei 2008
"Apa Yang Sudah Saya Berikan?"
Sungguh jika kita ingin mendapatkan maka belajarlah untuk memberi, karena salah satu rahasia kebahagiaan adalah dengan memberi. Cobalah kita lihat jika dua orang saling memberi dan menerima maka kebahagiaan akan terpancar dari kedua wajah mereka kemudian lihatlah yang kemudian yang merasakan paling bahagia adalah pihak yang memberi dengan syarat mereka berdua ikhlas dalam memberi dan menerima.
Dalam konteks Bangsa kita Indonesia yang tengah memperingati 100 tahun kebangkitan nasional dapat kita kaitkan dengan konsep memberi dan menerima. Saya begitu terinspirasi dengan para pahlawan dan pendiri bangsa ini, cobalah tanyakan apa yang sudah Bung Karno berikan, apa yang sudah Bung Hatta berikan, apa yang sudah KH. Agus Salim berikan, apa yang sudah Bung Tomo berikan dan apa yang sudah para pahlawan semua berikan? Jawabannya mereka memberikan jiwa dan raga mereka untuk Bangsa ini. Tanyakanlah pada sejarah apa yang sudah diberikan Jendral besar Soedirman kepada bangsa ini? Yaitu titik darah penghabisan dan jiwa raga hingga hembusan nafas Beliau yang terakhir.
Pertanyaannya adalah mengapa mereka semua rela memberikan apa yang mereka miliki termasuk nyawa mereka kepada bangsa ini? Jawabannya karena mereka mempunyai keyakinan yang menghujam hingga kedasar bumi pertiwi yang dilandasi keimanan mereka kepada Allah Robbul’alamin. Tengoklah sejarah bagaimana catatan sejarah mengenai Jendral besar Soedirman. Dibalik raut wajahnya yang menyiratkan keteguhan, tatapan matanya yang tajam penuh dengan pemahaman serta keyakinan dan kharisma yang membuat gentar kaum penjajah kafir serta membuat segan orang-orang di sekeliling beliau ternyata beliau adalah seorang dai yang merakyat, juga seorang mukmin yang taat kepada Robb-nya, Subhanallah begitulah kekuatan iman hingga mampu melahirkan tokoh yang begitu luar biasa pribadinya. Tanyakanlah pula pada sejarah apa yang diterima oleh beliau sebagai balasan atas jiwa raga yang beliau korbankan untuk bangsa ini, apakan beliau mendapatkan harta yang melimpah, beliau mendapatkan rumah yang mewah serta uang yang banyak? Usia 31 Tahun beliau menjadi Jendral pertama sekaligus termuda dari bangsa ini kemudian usia 34 Tahun beliau wafat, artinya selama 3 Tahun beliau menjadi Jendral beliau berhasil mencatatkan namanya dengan tinta emas sejarah bangsa Indonesia yaitu keberhasilan beliau memimpin TKR waktu itu yang didukung rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan dari serbuan kaum kafir untuk menjajah kembali bangsa kita, sungguh suatu prestasi yang sulit kita tandingi.
Sekarang baliklah bertanya kepada diri kita yang saat ini menerima hasil dari jerih payah, tetesan keringat dan air mata serta tumpahan darah para pahlawan yang menghasilkan kemerdekaan yang merupakan berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa seperti diakui oleh para pendiri bangsa ini dalam pembukaan UUD ’45 yang merupakan refleksi keimanan mereka kepada pencipta diri mereka. Sekarang janganlah tanyakan hal itu kepada orang lain tapi tanyakanlah kepada diri kita masing masing, bagaimana? Ternyata kita harus mengelus dada kita tanda penyesalan yang bertubi-tubi karena betapa kita tidak tau berterimakasih, kita diwarisi kemerdekaan oleh para pendiri bangsa jangankan kita memberikan sesuatu kepada bangsa ini, menerima dengan baik dan menjaga bangsa ini saja kita masih jauh dari yang mereka para pahlawan harapkan. Lalu dimana letak hati nurani kita dan bagaimana kita hendak berterimakasih kepada Tuhan semesta alam atas nikmat kemerdekaan yang kita rasakan sedangkan untuk berterimakasih kepada para pahlawan yang karena ikhtiar mereka kita merasakan kemerdekaan saja kita enggan… jadi apa yang salah pada diri kita?
Sabtu, 17 Mei 2008
"Ibu"
lewati rintangan demi aku anakmu
Ibu ku sayang masih terus berjalan
'Bung Hatta"
jujur lugu dan bijaksana. mengerti apa yang terlintas dalam jiwa rakyat indonesia.
terbayang baktimu. Terbayang jasamu, terbayang jelas jiwa sederhanamu.
bernisan bangga, berkafan doa dari kami yang merindukan orang sepertimu.
Senin, 14 April 2008
"Komentar Cacing"
Bagaimana manusia? Bahkan cacing saja enggan menjadi dirimu jika engkau tidak beriman. Karena betapa kita tidak tau berterimakasih kepada Allah.
Cobalah kita renungkan sejenak. Allah yang menciptakan diri kita, mencukupkan semua kebutuhan kita, menghamparkan bumi beserta isinya untuk kita lantas kita menyembah selain Allah, dimana letak kecerdasan kita?. Itu semua karena kita diberi potensi untuk memahami kebenaran tetapi semuanya tidak kita fungsikan, kita diberi pendengaran tetapi tidak kita gunakan untuk mendengarkan ayat-ayat Allah, kita diberi penglihatan tetapi tidak digunakan untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah, kita diberi hati tetapi tidak kita gunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, sebab kita tidak memakai semua nikmat yang Allah titipkan kepada kita sesuai dengan yang Allah kehendaki yang sebenarnya tidak lain hanyalah kita tidak adil kepada diri kita kemudian kita menganiaya diri sendiri, akibatnya kita tidak akan menemukan jalan menuju kebahagiaan karena kita menjauhi jalan tersebut, lalu bagaimana ia akan sampai ditujuan jika ia tidak mengetaui tujuan yang sedang ia tuju? Maka yang terjadi adalah sepanjang hidupnya ia akan kebingungan, gundahgulana, senantiasa bersedih hati bagaikan ia melewati suatu jalan yang bercabang-cabang, banyak rintangan, dalam kondisi gelapgulita kemudian ia melangkah tanpa tujuan yang jelas yang akhirnya ia tersesat juga terjerumus atau tersandung hingga jatuh berulang-ulang hingga dirinya penuh dengan luka lalu bagaimana ia akan bahagia?
Tetapi bagi orang yang beriman maka ia akan menjadi manusia yang cerdas. Ia tau bahwa telah ada tujuan yang jelas yaitu Allah Robbul’alamin, pedoman yang jelas yaitu Al-Qur’an yang tidak ada keraguan didalamnya serta penunjuk jalan yang jelas yaitu Baginda Rosullah SAW sehingga ia akan melewati jalan yang lurus, penuh dengan petunjuk dan cahaya, juga ditambah ia diberikan pembimbing yang terpercaya lalu bagaimana ia akan tersesat?.
Sabtu, 29 Maret 2008
"Kembali kekamarku"

Pada malam sabtu yang hampa ini, aku sendiri dikamarku. Kamar ku yang dahulu waktu aku bersama Udin memulai suatu babak kehidupan disuatu persimpangan yang bernama poltek GT. Dahulu aku sering bercerita dan berbagi tentang arti, makna dan maksud kita ada dikehidupan ini. Siang yang terik galau kita lalui saat berjalan kekantin, kebingungan dan kekuatiran tentang pelajaran dan apapun itu dikampus menekanku. Sekarang aku bersama Hendra anak elektro yang sebenarnya sudah lama kukenal. Iapun mempunyai jalan hidup yang berliku pula sehingga aku juga dapat teman yang dapat diajak diskusi tentang kehidupan.
Sambil mendengarkan radio Sonora aku terus menulis. Saat ini pikiranku melayang kedalam relung yang aku terasa asing baginya. Bagaimanapun aku masih ada di kehidupan ini entah kapan dan dimana kehidupanku berhenti dan akan diminta tanggungjawabku atas kehidupan yang kujalani, aku serahkan pada kebijaksanaan pada Yang Maha Bijaksana. Dan aku minta dikasihani kepada Yang Maha Pengasih, Allah. Tidak ada dayaku dan apapun kemampuan yang aku miliki semua terserah kepada Engkau ya Allah. Sepertinya didepan akan sangat aneh bagiku tapi aku hanya dapat berharap dan berusaha sebaiknya untuk tidak melanggar perintah-Mu
Jumat, 28 Maret 2008
"Nafas Terakhir"
Tak terasa detik-demi detik dari kehidupan kita berlalu, sedikit demi sedikit jatah umur kita di dunia berkurang, tak terasa pula kesempatan kita untuk menarik nafas dikehidupan ini kian terbatas. Sadarkah wahai diri bahwa kita begitu lalainya, sadarlah wahai diri amal soleh apa yang sudah kita lakukan untuk bekal kita nanti menghadap Yang Maha Gagah, ataukah saat ini kita masih dalam kelalaian yang sangat akan hari nyawa kita dicabut….?, aku berlindung kepada Allah darinya. Lalu sebenarnya dimana letak kecerdasan diri ini jika untuk hal yang sungguh pasti akan kita alami tetapi kita tetap lalai darinya? Apakah kita tidak sadar terhadap sanak saudara, tetangga, teman kita yang sering kita dengar kabar kematiannya, bagaimana jika beberapa detik kemudian yang di kabarkan adalah berita kematian kita, apakah kita menyangka itu tidak akan mungkin? Jawabannya adalah sangat mungkin sekali, karena tidak ada sesuatu yang lebih pasti untuk kita alami daripada kematian kita. Wahai diri mengapa engkau lebih sibuk untuk menduga-duga dan merencanakan terhadap hal yang belum tentu terjadi? Engkau begitu sibuk menata dan merencanakan untuk membeli rumah yang megah, membeli mobil yang mewah, menempuh study di university ternama. Mengapa engkau tidak rencanakan saja kepastian yang mutlak yaitu hari kematian kita, bagaimana engkau akan menghadapinya?.
Ya Allah Yang Maha Menguasai atas segala sesuatu jadikan akhir dari hembusan nafas kami dalam keadaan ridho kepada-Mu dan Engkau pun ridho kepada kami. Amiiin
"Sebab kegelisahan"
Jika mau jujur terhadap diri kita sesungguhnya kesempitan dan kegelisahan dalam hidup kita adalah karena ketakutan kita terhadap sesuatu yang sebenarnya belum tentu terjadi, kemudian pikiran kita tertutup olehnya sehingga kita melupakan banyak sekali nikmat yang ada dalam perjalanan hidup kita. Kita sangat takut jika esok tidak mendapatkan makan dan minum, kita sangat takut jika esok kita tidak dapat membayar rekening listrik, kita sangat takut jika esok tidak mendapatkan pekerjaan, kita sangat takut jika esok kita tidak mempunyai ongkos untuk bekerja dan lain-lain. Cobalah sejenak kita renungkan berapa persen ketakutan kita akan masa depan itu yang menjadi kenyataan setelah kita menjalaninya? Bukankan sampai saat ini kita masih hidup itu artinya kita masih mendapatkan makanan untuk kita makan dan air untuk kita minum, bukankah mata kita masih dapat melihat, bukankah telinga kita masih dapat mendengar, bukankah tubuh kita masih sehat, bukankah sampai saat ini semua persoalan kita selalu ada jalan keluarnya sehingga kita tetap mampu bertahan, bukankah saat ini oksigen untuk kita bernafas masih tersedia dengan cuma-cuma, bukankah hujan tetap turun dan matahari tetap setia bersinar, bukankah burung-burung tetap berkicau menghibur kita serta masih banyak lagi bukankah yang lain. Tetapi kita merasa seakan-akan diri kita orang yang paling malang di dunia, lalu dimana letak rasa syukur kita? Pantaslah kalau bukan kebahagiaan yang kita peroleh tetapi azab Allah yang akan menambah sesak, pengap dan derita dalam hidup karena begitu diri kita tidak tau berterimakasih kepada Robb-nya.
Ucapkanlah terimakasih atas hujan yang turun dengan kesejukannya, ucapkanlah terimakasih atas kehangatan sinar mentari pagi yang menerpa wajah kita, ucapkanlah terimakasih atas hembusan angin sore yang menentramkan perasaan kita, ucapkanlah terimakasih atas air yang menghilangkan dahaga kita, ucapkanlah terimakasih atas mata kita yang masih mampu melihat dan telinga kita yang masih mampu mendengar, ucapkanlah terimakasih atas apapun yang diberikan Allah, Insyaallah kita akan mendapati hati kita begitu lapang hingga sejauh mata memandang. Jangan tunggu saat penyesalan kita sampai pada puncaknya, yaitu saat kita akhiri hidup ini tanpa rasa syukur dan bersegera menghadapi derita yang tiada lagi bertepi. Na’uzubillah….
"Mempersulit Diri"
Betapa menderitanya seorang yang menjalani kehidupannya dengan mempersulit dirinya sendiri. Bangun tidur dia langsung marah-marah karena halaman rumahnya kotor akibat hujan yang turun, mengeluh atas harga-harga yang naik, berdebat dengan anggota keluarga yang lain karena hal yang sepele, memaksakan diri untuk mendapatkan yang tidak ada sambil terus menggerutu, melaksanakan pekerjaan rumah sambil melontarkan sumpah serapah, memaki-maki seperti orang gila saat terjebak macet dijalan, di dalam hatinya tertimbun rasa kesal yang menggunung tinggi yang entah mengenai apa rasa kesal itu. Kebencian, ketakutan, kegelisahan, dengki, irihati menumpuk dalam dadanya. Saat beranjak siang dia akan menjadi sumber masalah baru, siapapun orang yang ditemuinya akan meninggalkan konflik di ikuti makian dan sumpah serapah yang memang sudah menjadi ciri khasnya, dia selalu tidak menerima kondisi dan keadaan apapun yang alaminya dan akan selalu menjadikannya marah, apapun yang dia lihat, dengar dan rasakan tidak akan membuatnya tentram malah menambah kebencian dalam hatinya.
Lalu kapan dia akan bahagia jika dari awal mulai hidup hingga saat kematiannya dia selalu mempersulit dirinya? Jawabannya tidak akan, tetapi yang kemudian dia akan alami adalah lebih menyengsarakannya yaitu saat dia memulai babak kehidupan akhirat dengan derita yang tiada berakhir, aku berlindung kepada Allah darinya. Wollahu’alam
Kamis, 20 Maret 2008
"Tentang Ilmu"
Ilmu adalah makanan bagi akal kita dan ia merupakan jalan menuju keimanan yang tegar, siapa pun yang kokoh dalam ilmunya dan ia mampu beramal dengan ilmunya tersebut ia akan memahami hakekat kebenaran sehingga ia akan menemukan kenikmatan dalam kondisi kebenaran, dengan ilmu kita akan mengetahui yang mana yang benar dan salah. Kemudian setelah kita mempraktekkan petunjuk ilmu maka kita akan mendapatkan manfaat dari kebenaran yang kita lakukan hasilnya kita akan mendapatkan kebahagiaan keberuntungan, dan ia akan selalu mudah mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan karena ia mengetahui jalan menujunya. Ilmu itu begitu tipis dan berlapis-lapis sehingga ia tidak akan habis jika kita kupas oleh karenanya Baginda Rosullah SAW mewajibkan kita untuk menuntut ilmu dari buaian sampai kita hendak masuk liang lahat, mengapa harus sampai liang lahat? Karena liang lahat juga merupakan ilmu tentang akhir kisah kita didunia untuk diambil pelajaran darinya, subhanallah benarlah apa yang dikatakan baginda Rosullah SAW. Akal adalah pembeda manusia dengan makhluk Allah yang lain maka adillah terhadap nikmat Allah yang satu ini, jika kita setiap hari makan makanan untuk mendapatkan energi guna beraktivitas maka berilah makan akal kita dengan ilmu. Apakah akibat jika kita tidak memberi makan pada jasad kita? Tentu kita akan mati, begitu juga jika kita tidak memberi makan akal kita maka ia akan mati sehingga sarana pembeda yang benar dan yang batil akan lumpuh.
Ilmu adalah cara, ia terdiri dari tiga yaitu: Al-Qur’an, Al-Hadist dan ketidaktahuan. Dalam kehidupan setiap hari kita akan selalu dihadapkan kepada masalah, mulai dari kita membuka mata kita saat bangun tidur sampai kita tertidur kembali merupakan rentetan masalah yang harus kita hadapi, mulai dari kita pertama kali menangis didunia sampai saat kita ditangisi oleh sanak keluarga dihari kematian kita didalamnya terdapat soal-soal kehidupan yang harus kita selesaikan betapa menderitanya kita dalam kehidupan ini jika kita tidak tau bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah-masalah kita, hidup kita akan terasa pengap dan sesak sehingga kedamaian dalam diri tidak terpenuhi. Bagaimana kita tidak pengap dan sesak karena jika permasahan dalam kehidupan tidak kita selesaikan, maka seperti kita tertindih oleh sesuatu yang berlapis-lapis dan lapisannya kian bertambah tebal pada saat kita tidak mampu menyelesaikan masalah baru yang datang. Karenanya disinilah fungsi ilmu yaitu cara untuk menyelesaikan soal-soal kehidupan. Coba kita memasak nasi goreng saja tetapi kita tidak punya ilmu tentang bagaimana memasak nasi goreng yang benar, dapat dipastikan rasanya akan tidak enak Lantas kita akan mengarungi kehidupan yang penuh dengan aral rintangan dengan begitu banyak persimpangan yang membingungkan ini tanpa ilmu?
Minggu, 09 Maret 2008
"Kausalitas Dasar"
Maka selalu tebarkanlah kebenaran dan kebaikan diamanapun kita berada maka kita pun akan begitu cepat memanennya dan selalu hindarilah dari melakukan keburukan dan kejahatan karena itu merupakan bumerang yang kita lemparkan untuk menyakiti orang lain tetapi sebenarnya ia akan berbalik mengarah kepada kita untuk membuat luka yang lebih menyakitkan untuk diri kita lalu siapakah orang yang lebih bodoh daripada orang yang menyakiti dirinya sendiri. Sungguh saat kita berbuat benar dan baik seperti kita menanam bibit yang unggul lalu kita setia untuk merawat dan memeliharanya kemudian dengan senang hati kita akan memanen dengan hasil yang berlipat ganda dari jumlah yang kita tanam. Tetapi dalam setiap proses kita merawat dan memelihara bibit yang kita tanam juga harus dengan cara yang baik dan benar karena boleh jadi bibit yang kita tanam adalah bibit yang unggul tetapi kita melakukan perawatan dan pemeliharaan dengan buruk maka bukan keuntungan yang kita dapatkan tetapi kerugian karena bibit yang kita tanam akan diserang berbagai macam penyakit, demikian juga saat kita berbuat benar dan baik maka prosesnya juga harus dalam kebenaran dan kebaikan.
Kita akan merasakan nikmat ketika kita mendapatkn rezeki, taukah bahwa kita akan merasakan kenikmatan yang lebih pada saat kita membagi rezeki itu kepada orang lain dan taukah kita bahwa yang kemudian paling nikmat adalah pada saat kita mampu melupakan apa yang sudah kita berikan, begitulah sesungguhnya itu merupakan jawaban Allah karena kita mampu bersyukur maka Allah pasti akan menambahkannya. Berbuatlah kebaikan maka ia akan kembali pada saat kita sedang dalam kesulitan.
Taukah kita bahwa gerakan yang utama di dalam alam semesta adalah berputar. Electron dalam atom akan berputar mengelilingi inti atom, bumi akan berputar pada sumbunya (rotasi) sambil berputar mengelilingi matahari (revolusi) , matahari berputar mengelilingi pusat galaksi bimasakti kemudian bimasakti berserta milyaran galaksi lainnya berputar mengelilingi pusat alam semesta, mereka semua mengikuti perintah Allah untuk bergerak berputar sama seperti Allah perintahkan kepada manusia untuk mengelilingi ka’bah (thawaf) saat menunaikan ibadah haji. Hal yang dapat kita ambil pelajaran adalah bahwa sesuatu yang kita kerjakan sesungguhnya untuk diri kita, sama seperti kita bergerak berputar membentuk sebuah lingkaran maka suatu saat kita akan bertemu dititik yang sama maka lakukanlan kebenaran dan kebaikan maka kita akan kembali bertemu pada titik kebenaran dan kebaikan sama seperti saat kita memulainya dari titik kebenaran dan kebaikan.
Sebenarnya yang membuat hidup kita menderita dan tidak bahagia adalah karena sikap kita sendiri didalam menjalani kehidupan, semakin kita melihat dan mengkondisikan diri kita dengan dan dalam keburukan maupun kejahatan sama seperti kita melukai diri kita sendiri lalu bagaimana ia akan berbahagia sementara dirinya penuh dengan luka yang ia buat sendiri tetapi yang terjadi adalah ia akan merasakan lebih menderita karena luka itu ia buat sendiri. Maka kondisikanlah diri kita selalu secara total dan tanpa syarat dalam kondisi kebenaran dan kebaikan serta tanggalkanlah semua kondisi yang buruk dan jahat juga secara total dan tanpa syarat, mudah mudahan Allah dapat memberikan kebahagiaan didalam kehidupan kita didunia maupun diakhirat yaitu dengan menjadikan kebenaran dan kebaikan sebagai sebab apapun yang kita akan lakukan.
"Melampaui Batas"
Terkadang dalam kehidupan kita sadar atau tanpa sadar kita sering melakukan hal yang berlebihan. Sesungguhnya alam semesta berjalan dalam keseimbangan dan keserasian sehingga setiap komponen baik materi, energi dan informasi yang terkandung mempunyai nilai yang sebanding, sesuai dengan porsinya dan tidak janggal yang merupakan kehebatan Allah dalam maha karya-Nya serta wujud dari keadilan-Nya. Dan karena ketundukan dan kepatuhan seluruh komponen penyusun alam semesta kepada penciptanya melahirkan yang disebut hukum fisika yang sesungguhnya merupakan aplikasi ketundukan dan kepatuhan mereka kepada Allah sehingga tidak terjadi kekacauan disegenap penjuru alam semesta. Hal yang perlu kita pahami adalah mereka semua begitu menikmati kepatuhan dan ketundukan mereka kepada Allah sehingga mereka tidak melebihkan dan mengurangi yang Allah tentukan karena mereka semua sadar bahwa jika itu mereka lakukan sama dengan menghancurkan diri mereka sendiri, sesungguhnya yang terbaik dari semua urusan adalah yang tidak berlebih-lebihan tetapi karena karakter manusia memang serakah dan suka berlebihan atau melampaui batas maka Allah mewanti-wanti agar hamba-Nya yang bernama manusia ini agar jangan sampai melakukannya karena tindakan berlebihan dan melampaui batas sama seperti menghancurkan diri sendiri disebabkan tindakan itu menghilangkan keseimbangan dan keserasian dalam diri manusia baik jasmani maupun rohani. Selalu sederhanalah dalam menjalani kehidupan karena kebahagiaan terletak bukan pada yang banyak tetapi pada kesederhanaan yang artinya tidak berlebihan dan melampaui batas. Jika mau bukti lihat saja dalam Al-Qur’an peringatan itu begitu jelas dan begitu seringnya diulang karena sifat manusia yang sering tidak mengindahkan peringatan atau perhatikan saja segenap penjuru alam semesta yang merupakan ayat kauniyah apakah kita temukan sesuatu yang tidak serasi dan seimbang?, sebagai contoh sederhana dari akibat buruk tindakan berlebihan dan melampaui batas adalah coba kita makan dengan melampaui batas, jika biasanya makan satu piring lalu kita coba makan yang lebih dari porsi itu misalnya kita makan lima piring lalu bagaimana rasanya?, jika kita biasanya memakai baju rangkap satu atau dua tetapi sekarang pakailah rangkap lima karena begitu banyak koleksi baju bagus yang kita punya lalu rasakanlah apakah kita bertambah nyaman? Contoh-contoh diatas mungkin kelihatan Konyol tetapi itulah gambaran sederhana dari orang-orang yang berlebihan dan melampaui batas yang sebenarnya mereka tidak menyengsarakan siapaun kecuali dirinya sendiri, adillah teutama pada diri kita sendiri yang berarti tempatkanlah sesuatu pada tempatnya. Bagaimana pendapat orang lain jika kita memakai sepatu ditangan atau memakai celana dikepala? Mungkin kita dianggap kurang waras akalnya dan orang –orang akan menghina kita, seperti itu pula jika kita tidak adil pada diri kita sendiri maka sebenarnya kita menghinakan diri kita sendiri karena keadilan merupakan keseimbangan. Maka seimbangkan hidup kita dengan tunduk dan patuh kepada pencipta diri kita yaitu Allah Azza wa Jalla….
"Hal yang sulit"
Satu hal yang sulit adalah menjadikan niat dan pemikiran baik dan benar kita menjadi kenyataan, kita akan lebih mudah untuk menteorikan suatu niat baik dan benar ketimbang kita tetap konsisten menjalankan proses benar dan baik yang kita niatkan dan pikirkan. Salah satu kendala terbesar adalah sifat mempertahankan diri kita yang secara alamiah akan muncul ketika hal baik dan benar yang kita lakukan dibalas dengan hal yang kurang atau tidak baik. Memang sebagai manusia kita memiliki sifat cenderung menganggap diri kita yang paling benar tetapi permasalahan akan timbul ketika semua orang menganggap dirinya benar dan yang akan lebih sulit untuk kita selesaikan lagi adalah pada saat anggapan paling benar terhadap dirinya ini ia landasi tanpa ilmu dan iman, maka yang timbul adalah tertutupnya hati dari kebenaran karena dalam kondisi ini kesombongan telah menutup hatinya dari kebenaran.
Memang kita pun sebagai penyeru kebenaran dan kebaikan terkadang tergoyahkan dalam menghadapi kondisi ini jika kita tidak segera mengendalikan diri kita. Hal yang sulit akan kita hadapi ketika hal baik dan benar kita dibalas dengan iri hati dan dengki bisa jadi ketika kita menghadapi pukulan ini kita akan berhenti berbuat benar dan baik jika kita tidak segera membenahi diri. Maka hati-hatilah karena hampir dipastikan kita akan menghadapi rintangan ini pada saat kita melakukan hal yang benar dan baik. Kondisi ini sebenarnya terkait dengan sifat buruk manusia yaitu khianat dan merasa diri paling benar yang memang sudah ada, termasuk dalam diri kita yang berbuat hal yang benar dan baik, tetapi jika akal dan hati kita hidup karena diisi oleh ilmu dan iman kita akan mampu mengalahkan sifat buruk kita. Memang secara persamaan dasar kita tidak akan rugi akan balasan buruk orang lain tetapi kondisi kita sebagai manusia yang terbatas, akan membutuhkan pertahanan ilmu dan iman yang lebih saat menghadapi balasan buruk atas hal baik dan benar yang kita lakukan ketimbang kita meniatkan dan melakukan hal yang benar dan baik tersebut. Kebenaran dan kebaikan diumpamakan sinar matahari maka setiap makhluk hidup membutuhkan sinar matahari, tetapi bagi orang yang sakit matanya ia akan menghindar dan cenderung tidak suka terhadap sinar matahari walaupun sebenarnya ia sangat membutuhkannya, sama seperti orang yang sakit mata hatinya ia akan cenderung menghindar dan membenci kebenaran dan kebaikan. Oleh karena itu kita harus pahami kita hanya dijanjikan balasan kebaikan dan kebenaran kita pasti dibalas oleh Allah tidak oleh makhluk maka tidak ada jalan lain kecuali kita bertawakal kepada Allah karena Dia adalah sebaik-baik pemberi balasan.
Sabtu, 01 Maret 2008
"Harga Keyakinan"

Keyakinan adalah hal yang paling penting dalam kehidupan kita. Apakah kita akan mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan dalam hidup ini ataukah sebaliknya kita akan dirundung nestapa yang tiada bertepi sangatlah tergantung kepada keyakinan kita.
Keyakinan adalah sebuah nilai yang paling mahal dalam kehidupan ini karena dengan keyakinan orang dapat menundukan

Orang akan menjalani kehidupannya sesuai dengan apa yang menjadi keyakinannya tetapi persamaannya adalah berbanding lurus yaitu bahwa kebahagiaan kita hidup adalah tergantung bagaimana keyakinan kita kepada Allah. Semakin keyakinan kita kepada Allah bertambah maka kebahagiaan dalam hidup kita akan semakin bertambah sebaliknya semakin hilang keyakinan kita kepada Allah maka dapat dipastikan kehidupan kita akan bertambah menderita.
Karena keyakinan adalah harga yang mahal maka berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkanya, kita tidak akan yakin jika belum mendapatkan bukti tetapi sesungguhnya Allah telah menghamparkan bukti-buktinya disegenap penjuru alam raya tetapi karena pikiran kita lalai dari mengingat Allah sehingga kita tidak mampu untuk menangkap tanda-tanda kekuasaan Allah juga hati kita yang begitu kotor sehingga kita tidak mampu untuk membedakan kebenaran yang sederhana sekalipun. Apakah kita sebagai manusia tidak memperhatikan bagaimana kepatuhan dan ketundukan segenap penjuru alam raya kepada Allah Yang Maha Gagah?. Lihatlah angin ia akan selalu bertiup dari tempat yang temperaturnya rendah ketempat yang temperaturnya lebih tinggi, lihatlah matahari ia akan selalu terbit disebelah timur dan terbenam disebelah barat, lihatlah sebuah benda yang jatuh ia akan selalu menuju kebawah karena gaya gravitasi, lihatlah air ia akan selalu mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang lebih rendah, lihatlah burung ia akan selalu berkicau dan tidak akan pernah menggonggong, lihatlah tumbuhan ia tidak akan pernah lari saat cuaca panas, hujan atau bahkan jika hendak ditebang, lihatlah pohon jambu ia tidak akan berbuah papaya meskipun tumbuh ditanah yang sama, lihatlah bumi ia akan berotasi pada sumbunya dalam waktu 24 jam dengan kecepatan rata-rata 1.670 km/jam, lihatlah air ia akan selalu mulai menguap pada temperature
100 0C dan akan mulai membeku pada temperature 00C pada tekanan 1 atm, lihatlah cahaya ia akan selalu bergerak dengan kecepatan 3.108m/s dan masih banyak lagi bukti kepatuhan dan ketundukan seluruh isi alam raya kepada penciptanya yaitu Allah Yang Maha Perkasa. Tetapi lihatlah diri kita yang mengaku sebagai manusia yang katanya merupakan makhluk Allah yang paling sempurna ini jangankan kita tunduk patuh kepada-Nya, menyadari bahwa kita adalah hamba-Nya saja kita enggan nauzubillah betapa dzolimnya diri kita dan betapa kita tidak tau diri.
Sesungguhnya yang menyebabkan kelalaian kita adalah karena kemalasan kita untuk memahami hakekat kebenaran dikarenakan hati dan pikiran kita ditutupi oleh kotoran yang menyebabkan berbagai penyakit sehingga cahaya kebenaran yang deras disegenap alam raya sekalipun tidak mampu masuk apalagi terpantulkan oleh cermin hati kita maka tidak ada jalan lain kecuali kita bertobat dan kembali bersegera menuju Allah. Mudah-mudahan Allah berkenan membersihkan diri kita sehingga kita dapat memperoleh keyakinan yang teguh yang merupakan kunci kebahagiaan hidup kita.
Kita tidak akan yakin jikalau kita tidak memahaminya dan kita akan sulit paham jikalau kita tidak mengalaminya oleh karenanya keyakinan atau keimanan hanya akan sempuna jika kita sudah memproklamasikan dengan mulut kita, membenarkan dalam hati kita dan kita ejawantahkan dalam kehidupan kita, sadarlah bahwa kita telah bersyahadat yang berarti kita telah beikrar, bersumpah dan berjanji dihadapan Allah bahwa kita akan mematuhi Allah dan Rosul-Nya maka tepatilah ikrar, sumpah dan janji kita. Jangan sampai kita menyesal kelak jika kita tidak segera menggapai kemudian memegang teguh keyakinan kita seperti menyesalnya fir’aun saat nyawanya sudah dikerongkongan yang kemudian keyakinan itu sudah tidak bermanfaat lagi baginya….
"Tentang kehidupan"

Kehidupan adalah sebab dan akibat, kehidupan adalah keseimbangan yang maha teliti. Terkadang rumus kehidupan adalah suatu hal yang diluar pemahaman kita tetapi yang harus kita pahami adalah sesuatu yang baik pasti akan membuat kita baik dan sesuatu yang buruk dan hina tidak akan mungkin membuat kita menjadi mulia. Berbuatlah kebaikan setiap saat karena pasti kebaikan itu akan kembali kepada kita seperti sebuah lingkaran , walaupun kita tidak akan tau dari mana dan dari siapa datangnya. Jangan berhenti berbuat kebaikan, lakukanlah seperti matahari yang memberikan sinarnya secara bebas tanpa terlebih dahulu bertanya apakah orang-orang pantas menerimanya. Ketika kita berbuat baik kepada seseorang lantas orang tersebut membalas dengan kejahatan, jangan terlalu kecewa karena kita tidak dijanjikan bahwa kebaikan kita akan dibalas lewat orang tersebut, entah melalui siapa kebaikan kita akan diganti dengan yang lebih baik adalah hal yang tidak perlu kita pikirkan tetap saja lakukan kebaikan dan pasti kita akan mendapat kebaikan juga. Kita sering memahami bahwa keberhasilan adalah dengan ukuran materi sehingga kita sering berusaha mendapatkannya dengan berbagai cara, ketika kita melakukanya dengan tindakan buruk dan hina maka sebenarnya kita telah menghinakan diri kita. Suatu persamaan dalam kehidupan adalah bahwa kita tidak akan mulia dengan menghina, kita tidak akan terhormat dengan mencela, kita tidak akan pernah berkedudukan tinggi dengan merendahkan karena semua itu adalah logika yang terbalik dan salah. Yang benar adalah jika kita ingin mulia maka muliakanlah orang lain, jika ingin terhormat maka hormatilah orang lain dan jika kita ingin berkedudukan tinggi maka tinggikanlah orang lain. Sama seperti kita ingin menjadi kaya tetapi belajar menjadi miskin maka kekayaan yang kita ingini tidak mungkin terwujud, sebagai contoh orang kaya adalah orang yang memiliki kelebihan maka ia akan dengan senang hati membagi kelebihan tersebut kepada orang lain maka belajarlah memberi karena ini adalah latihan untuk menjadi kaya. Tetapi yang banyak terjadi adalah kita ingin menjadi kaya tetapi berlatih menjadi miskin, tidak mau berbagi terhadap orang lain maka kekayaan adalah hal yang mustahil baginya. Pahamilah orang lain maka kita akan paham siapa diri kita dan jika kita sudah paham siapa diri kita maka kita akan coba menemukan kebenaran, lakukan dengan perenungan. Orang lain juga ingin dimengerti, ingin dipahami, dan mempunyai keinginan jadi jangan berpikir hanya kita saja yang ingin itu semua. Penuhi saja yang menjadi kebutuhan kita yaitu hal yang mendesak untuk kita penuhi tapi jangan coba penuhi keinginan kita karena ingin belum tentu butuh, maka kita akan tersiksa dan dirundung nestapa.
Hidup adalah sebuah keniscayaan walaupun kita tidak tau apa yang akan kita hadapi dihadapan. Tetapi sikap kita sebagai seorang muslim yang mengaku beriman dan bertauhid kepada Allah Robbul’alamiin adalah lakukanlah dan jalani saja hidup dengan sabar, syukur ,ikhlas dan tawakal. Hidup adalah persimpangan dan sebuah jalan cerita yang tidak kita ketahui akhir kisahnya, hidup adalah pilihan dan setiap hari kita dipaksa untuk memilih berbagai hal. Sebagai seorang muslim kita tidak perlu memikirkan dan memaksakan hasil dari setiap aktivitas yang kita lakukan karena hal itu bukan merupakan kapasitas dan hak kita tetapi merupakan hak Allah Ta’ala, tetapi yang terpenting adalah proses dalam kita melakukan aktivitas, proses dalam kita menjalani kehidupan apakah sudah sesuai dengan nilai kebenaran dan kebaikan. Jika kita sudah menjalani proses kehidupan dengan kebenaran dan kebaikan maka yakinlah bahwa hasilnya pun kebenaran dan kebaikan. Definisi benar dan baik juga harus kita ukur dengan ukuran Allah dan Rosul-Nya yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadist yang merupakan kebenaran yang objektif yang murni berisi hal yang pasti membuat kita beruntung dan bahagia, karena semua peraturan dan hal yang terdapat didalam keduanya merupakan rumus kehidupan yang rumit ini dan lagi-lagi kita harus memilih apakah kita hendak mengikuti keduanya atau kita ukur kebenaran dengan ukuran akal kita sendiri yang tentu saja merupakan kebenaran yang hasilnya adalah subjektif, dangkal dan kondisional karena baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah dan buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah sebab kriteria penentuan nilai kebenaran oleh diri kita sangat tergantung kondisi keilmuan, pemahaman dan emosi kita yang banyak dipengaruhi hawa nafsu dan sangat terbatas, maka pastikan Al-Qur’an dan Al-Hadist yang kita pilih karena merupakan kebenaran yang hakiki. Jika kita tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadist maka kesalahan bukan terletak pada keduanya tetapi pada diri kita; jika kita memakai topi tetapi tidak muat dikepala kita maka yang harus kita perbaiki adalah topinya bukan kepala kita, karena jika kepala yang kita perbaiki maka akan berakibat sangat fatal bagi diri kita. Tetaplah kita sabar dalam menjalani kehidupan ini yaitu tetap berusaha dijalan kebenaran dan kebaikan, tetaplah kita bersyukur didalam kehidupan ini yaitu gunakan semua nikmat dan kesempatan untuk berbuat benar dan baik tetaplah kita ikhlas dalam menjalani hidup yaitu lakukan semuanya secara benar dan baik secara murni hanya karena Allah serta tetaplah tawakal didalam kehidupan ini yaitu serahkan semua hasil kepada Allah setelah kita lakukan dengan kebenaran dan kebaikan secara maksimal. Hal penting yang harus kita perhatikan adalah dalam kehidupan ini berusahalah untuk tidak tergantung kepada selain Allah, jika tidak suatu saat kita pasti dikecewakan, tetapi barang siapa mampu menetapkan harapannya hanya kepada Allah maka Allah tidak akan pernah mengecewakan hamba-Nya karena sesungguhnya kita telah berpegang pada tali yang kuat dan tidak akan pernah putus maka peganglah dengan erat agar kita selamat didalam mengarungi badai kehidupan ini.
Selasa, 19 Februari 2008
Surat cinta fisika
Archimedes dan Newton tak akan mengerti
Medan magnet yang berinduksi di antara kita
Einstein dan Edison tak sanggup merumuskan E=mc2
Ah tak sebanding dengan momen cintaku
Pertama kali bayangmu jatuh tepat di fokus hatiku
Nyata, tegak, diperbesar dengan kekuatan lensa maksimum
Bagai tetes minyak milikan jatuh di ruang hampa
Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro...
Walau jarak kita bagai matahari dan Pluto saat aphelium
Amplitudo gelombang hatimu berinterfensi dengan hatiku
Seindah gerak harmonik sempurna tanpa gaya pemulih
Bagai kopel gaya dengan kecepatan angular yang tak terbatas
Energi mekanik cintaku tak terbendung oleh friksi
Energi potensial cintaku tak terpengaruh oleh tetapan gaya
Energi kinetik cintaku = -mv~
Bahkan hukum kekekalan energi tak dapat menandingi
hukum kekekalan di antara kita
Lihat hukum cinta kita
Momen cintaku tegak lurus dengan momen cintamu
Menjadikan cinta kita sebagai titik ekuilibrium yang
sempurna Dengan inersia tak terhingga
Takkan tergoyahkan impuls atau momentum gaya
Inilah resultan momentum cinta kita